metamizol sodium pada novalgin dan antalgin

Metamizol obat apa?

Metamizol adalah obat untuk meredakan rasa sakit ringan hingga sedang, peradangan dan demam. Obat ini masuk dalam kategori obat antiinflamasi non steroid (OAINS) dan dikenal juga dengan nama lain dipiron atau metampiron. Di bebera negara seperti Amerika dan Kanada, obat Metamizol  sudah tidak lagi digunakan sebagai pereda nyeri dan demam.

Metamizol bekerja meringankan nyeri, peradangan dan demam dengan cara menghambat senyawa alami tubuh yang memicu munculnya peradangan dan rasa sakit. Obat ini juga mempengaruhi kerja otak dalam mengatur suhu tubuh saat sakit sehingga demam dapat diredakan.

Ringkasan Obat Metamizol

Jenis obatObat antiinflamasi non steroid (OAINS)
KategoriObat bebas atau obat keras
KegunaanPereda nyeri, inflamasi dan demam
KonsumenDewasa dan anak-anak
KehamilanKategori C (trimester I dan II), Kategori D (trimester III): hindari
SediaanTablet: 500 mg; Syrup: 250 mg/5 ml; Cairan injeksi: 250 mg/ml
MerekMetamizole Sodium, Metaneuron, Goralgin, Norages, Mixalgin, Pritagesic, Betalgin, Etaneural, Antalgin, Rheumalgin, Metamizole Sodium Monohydrate, Metamidon, Novalgin, Trovinal, Ginifar, Omegesic, Spasmal, Ravalgin, Trimalgin, Procolic, Novaron, Santagesik, Hufralgin, Spasminal, Saltalin, Opineuron, Norages, Alvita, Corsanural, Antrain, Neurosanbe Plus, Pragesol, Pronto, Defalgin, Supranal, Viron, Panstop, Yekalgin, Gineuron, Analsik, Norages, Infalgin, Ligesic, Emmer, Danalgin

Cara Kerja dan Fungsi Obat Metamizol

Fungsi Metamizol dalam tubuh adalah untuk meredakan rasa sakit dan peradangan serta demam. Manfaat ini didapat dari kemampuan Metamizol sebagai analgesik dan antiinflamasi karena mampu mengurangi sintesis prostaglandin dengan menghambat enzim siklooksigenase (COX-1 dan COX-2).

Selain itu Metamizol juga bersifat antipiretik (penurun demam) karena mampu menstimulasi produksi beta-endorfin di hipotalamus. Akibatnya terjadi pengurangan produksi pirogen dan mempengaruhi pusat pengaturan suhu di hipotalamus otak. Dengan begitu, demam dapat diredakan langsung pada sumber regulatornya.

Indikasi dan Kegunaan Metamizol

Metamizol digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang serta inflamasi dan demam pada beberapa kondisi seperti berikut:

  • Nyeri akibat sakit gigi.
  • Sakit kepala.
  • Athralgia (nyeri pada persendian).
  • Nyeri pasca operasi.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:

  • Orang dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap Metamizol atau jenis OAINS atau obat analgesik lainnya.
  • Tidak boleh digunakan pada penderita asma, urtikaria, supresi sumsum tulang atau gangguan hematopoietik seperti anemia aplastik, agranulositosis, dan leukopenia.
  • Menderita gangguan fungsi hati dan ginjal berat, hipotensi, porfiria, serta kondisi jantung yang tidak stabil.
  • Tidak boleh diberikan pada anak umur kurang dari 3 tahun atau ibu hamil dan menyusui.

Dosis Metamizol dan Aturan Pakai

Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.

Dosis Metamizol untuk meredakan nyeri 

  • Dosis dewasa: pemberian awal 0,5 – 1 gr  di bagi dalam 3 – 4 dosis per hari. Maksimal 4 gram per hari dalam durasi 3 – 5 hari penggunaan. Atau dalam sediaan cairan injeksi 2,5 gr 2 kali sehari melalui infus atau suntikan intramuskular. Dosis dapat ditingkatkan sesuai kondisi dan respon pasien.
  • Dosis anak-anak: pemberian pada anak umur lebih dari 3 bulan harus disesuaikan dengan berat badan dan kondisi kesehatannya. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda untuk lebih jelasnya.

Aturan pakai:

  • Gunakanlah obat ini setelah makan. Konsumsi obat ini saat perut kosong dapat memicu efek samping pada pencernaan.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Metamizol pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Metamizol

Metamizol umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, beberapa efek samping mungkin muncul dan perlu diperhatikan. Efek samping Metamizol meliputi:

  • Turunnya tekanan darah (hipotensi).
  • Mual, muntah, dan nyeri perut.
  • Pusing, vertigo.
  • Urin berwarna kemerahan, gangguan fungsi ginjal.
  • Sakit tenggorokan.
  • Ruam kulit.
  • Efek samping yang jarang terjadi namun bisa berakibat fatal berupa syok anafilaksis, sindrom Steven-Johnson, sindrom Lyell, anemia hemolitik, anemia aplastik, agranulositosis, dan trombositopenia.

Efek Overdosis Metamizol

Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Metamizol dapat berupa mual, muntah, pusing, sakit kepala, lemas, sakit perut, gangguan fungsi ginjal. Jika kondisi ini terjadi segera melapor ke dokter Anda.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi obat ini atau obat jenis OAINS lainnya.
  • Hati-hati penggunaan pada hipotonia, kondisi kardiovaskular tidak stabil, tukak lambung atau tukak usus 12 jari, asma bronkial, intoleransi alkohol serta gangguan fungsi ginjal ringan hingga sedang.
  • Hati-hati penggunaan pada anak-anak.

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Metamizol untuk ibu hamil?

Metamizol digolongkan dalam obat kategori C untuk ibu hamil pada trimester pertama dan kedua, sementara untuk ibu hamil trimester ke tiga Metamizol masuk kategori D.

Obat kategori C menandakan bahwa obat tersebut setelah diujikan pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan.

Sementara untuk kategori D berarti obat tersebut terbukti menimbulkan resiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh jika digunakan pada wanita hamil dapat dipertimbangkan (misalnya jika obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan).

Oleh karena itu penggunaan Metamizol selama masa kehamilan sebaiknya dihindari.

Bolehkah Metamizol untuk ibu menyusui?

Metamizole diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui. Oleh karena itu penggunaan obat ini selama masa menyusui sebaiknya dihindari.

Interaksi Obat

Hati-hati saat menggunakan Metamizol bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Metamizol dengan obat-obat berikut:

  • Obat antikoagulan, meningkatkan risiko trombositopenia.
  • Fenotiazin, Klorpromazin, meningkatkan risiko hipotermia berat.
  • Obat kontrasepsi dan MAOI, meningkatkan efek toksisitas Metamizol.
  • Barbiturat, glutethimide, phenylbutazone, menurunkan efektivitas Metamizol.
  • Bupropion dan siklosporin, akan mengurangi efektivitas kedua obat ini.
  • Sulfonamid, fenitoin, meningkatkan efek antidiabetik kedua obat ini.