Jangan sepelekan berbagai penyebab haid berkepanjangan yang dapat menjadi pertanda kondisi medis serius.
Haid atau menstruasi merupakan suatu kelaziman yang pasti dialami oleh setiap wanita sejak saat menginjak masa pubertas. Terjadinya haid sendiri disebabkan oleh karena adanya peluruhan dari lapisan dinding rahim (endometrium) yang menebal lantaran tidak adanya konsepsi atau pembuahan sel telur.
Pada saat haid, acap kali wanita merasakan pula sejumlah gejala seperti sakit kepala, mood swing dan kram perut akibat dari peningkatan hormon prostaglandin yang memicu kontraksi otot rahim. Bahkan tak jarang, beberapa wanita kerap disinggahi gejala haid yang cukup menyiksa dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Normalnya, siklus haid berkisar antara 21-35 hari dengan lama perdarahan haid yang berlangsung selama 2-7 hari. Namun pada sebagian wanita, siklus menstruasi ini kerap berjalan tak teratur alias berantakan, pun disertai pula dengan perdarahan haid yang lama – lebih dari seminggu.
Perdarahan hebat atau waktu haid yang lama seperti ini dalam dunia medis disebut dengan menorrhagia. Penyebabnya sendiri cukup beragam, mulai dari ketidakseimbangan hormon, berat badan yang berlebih hingga sejumlah kondisi medis baik yang terjadi di dalam ataupun di luar sistem reproduksi.
Berikut penyebab haid berkepanjangan selengkapnya:
1. Ketidakseimbangan Hormon
Penyebab haid berkepanjangan dapat dipicu oleh ketidakseimbangan hormon seperti estrogen dan progesteron yang menyebabkan penebalan abnormal pada endometrium. Saat tidak terjadi pembuahan, lapisan endometrium ini pun akan meluruh secara berlebihan sehingga terjadilah perdarahan haid yang hebat dan dapat berlangsung lama.
Kondisi ini dapat dijumpai pada remaja yang baru memasuki masa pubertas atau pada wanita yang akan memasuki masa menopause (perimenopause). Disamping itu, dapat pula menjadi pertanda dari berbagai kondisi kesehatan seperti gangguan tiroid atau sindrom ovarium polikistik (PCOS).
2. Kegemukan
Seseorang dengan berat badan berlebih rentan mengalami perdarahan haid yang lebih lama daripada yang seharusnya. Hal ini terjadi lantaran sekumpulan jaringan lemak yang menumpuk memicu tubuh untuk memproduksi lebih banyak hormon estrogen.
Kadar hormon estrogen yang berlebih inilah yang lantas menimbulkan sejumlah masalah pada haid dan tentunya kesehatan tubuh secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk bisa memiliki berat badan yang ideal.
3. Penyakit Radang Panggul
Radang panggul (pelvic inflammatory disease, PID) merupakan suatu infeksi yang menyerang organ reproduksi wanita, seperti serviks, uterus, saluran indung telur dan indung telur (ovarium). Penyebab terseringnya berasal dari bakteri pada infeksi menular seksual yakni Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae (bakteri penyebab gonore atau kencing nanah).
Selain periode menstruasi yang lebih lama dan lebih berat, penyakit radang panggul juga memiliki sejumlah gejala lain seperti keputihan yang abnormal, nyeri pada daerah panggul dan perut bagian bawah, nyeri saat berkemih, demam, mual hingga muntah. Bahkan bila tidak segera ditangani dengan tepat dapat menyebabkan infertilitas dan nyeri panggul kronis.
4. Miom dan Polip Rahim
Secara umum, miom dan polip rahim merupakan pertumbuhan jaringan abnormal dan bersifat non-kanker yang terjadi pada dinding rahim. Meski penyebab keduanya belum diketahui secara pasti, namun perubahan kadar hormon estrogen diduga keras sebagai salah satu faktor pemicunya.
Kehadiran miom ataupun polip rahim sendiri dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda pada setiap wanita. Bahkan ada penderitanya yang sama sekali tidak merasakan gejala apa pun. Meski demikian, terdapat satu gejala umum yang paling mungkin dirasakan penderitanya, yaitu adalah perdarahan haid yang banyak dan berlangsung lebih dari 7 hari.
5. Adenomiosis
Pertumbuhan jaringan endometrium ke dalam dinding otot rahim atau disebut dengan adenomiosis menjadi penyebab haid berkepanjangan lainnya. Selain menyebabkan perdarahan haid yang berat dan berkepanjangan, kondisi ini juga ditandai dengan timbulnya tekanan pada perut bagian bawah akibat rahim yang membesar.
6. Gangguan di Luar Sistem Reproduksi
Diabetes tipe 1, tiroiditis Hashimoto dan hipotiroidisme merupakan beberapa contoh gangguan di luar sistem reproduksi yang dapat menyebabkan timbulnya sejumlah masalah pada menstruasi. Mulai dari siklusnya yang tidak normal hingga lamanya waktu dan perdarahan yang terjadi saat menstruasi.
7. Obat-Obatan
Haid berkepanjangan juga bisa timbul akibat dari penggunaan obat-obatan tertentu seperti pil KB, suntik KB, obat anti inflamasi dan obat pengencer darah. Karena itu, penting untuk berkonsultasi selalu pada dokter bila kerap merasakan adanya efek samping tertentu saat mengonsumsi obat-obatan apapun itu.
Baca juga: Cara Menghentikan Haid Karena KB Suntik 3 Bulan
Hal lain yang perlu diwaspadai
Pada sejumlah kasus yang jarang terjadi, penyebab haid berkepanjangan dapat dilatarbelakangi oleh adanya kanker di rahim atau leher rahim. Oleh karenanya, jangan pernah menganggap sepele kondisi seperti ini.
Terlebih bila disertai pula dengan gejala lain seperti keluarnya darah yang sangat banyak, kelelahan dan pusing yang menandai anemia, demam tinggi, keputihan abnormal dan berbau busuk, mual muntah dan beberapa gejala lainnya.
Segera periksakan diri ke dokter dan lakukan beberapa tes tambahan yang mungkin diperlukan, termasuk tes darah, kadar hormon, fungsi tiroid, biopsi, USG hingga pap smear. Terapkan pula gaya hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi tinggi, olahraga secara rutin dan cukup tidur agar keseimbangan hormon senantiasa terjaga dan haid pun menjadi lebih teratur. Baca juga: tips agar haid cepat berhenti.