tera f obat flu

Tera F obat apa?

Tera F adalah obat untuk mengatasi berbagai gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, bersin-bersin, mata berair, serta batuk berdahak yang umumnya muncul saat flu. Tera F dikombinasikan dari beberapa bahan aktif yang bersifat analgetik antipiretik (pereda nyeri dan demam), antihistamin (antialergi), pelega hidung tersumbat (dekongestan hidung), serta ekspektoran yang membantu mengeluarkan dahak melalui batuk.

Tera F dengan bahan aktifnya berupa paracetamol mampu meringankan gejala demam dan nyeri, termasuk pusing yang muncul saat flu. Bahan lainnya berupa glyceryl guaiacolate dan phenylpropanolemine HCl mampu menekan batuk dan memudahkan dahak dikeluarkan bersamaan dengan batuk batuk. Obat ini juga dilengkapi antihistamin yang dapat menekan reaksi alergi yang memicu hidung berair dan bersin-bersin.

Ringkasan Obat Tera F

KandunganParacetamol 650 mg, Glyceryl guaiacolate 50 mg, Phenylpropanolamine HCL 15 mg, Chlorpheniramine maleate 2 mg
Jenis obatAnalgesik, antitusif, antipiretik, ekspektoran
KategoriObat bebas terbatas
KegunaanMeredakan gejala flu
KonsumenDewasa dan anak-anak
KehamilanKategori C (hindari)
ProdusenRama Emerald Multi Sukses
HargaRp. 5.000 – 6.000 per strip isi 10 kaplet, per box isi 10 strip Rp. 75.000

Cara Kerja dan Fungsi Obat Tera F

Fungsi Tera F dalam tubuh adalah sebagai pereda berbagai gejala yang disebabkan oleh flu. Tera F mengandung kombinasi bahan aktif yang dapat meringankan gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, bersin-bersin serta batuk berdahak yang biasanya menyertai flu. Berikut cara rincian manfaat beberapa bahan aktif Tera F:

  • Paracetamol, atau acethaminophen adalah obat yang bersifat analgesik (pereda nyeri) dan antipiretik (pereda demam) yang sangat umum digunakan karena cukup aman dari segi efek samping dibanding analgesik lainnya.
  • Glyceryl guaiacolate (guaifenesine), adalah obat yang digunakan untuk meredakan batuk, terutama jenis batuk berdahak.
  • Phenylpropanolamine HCL, adalah obat simpatomimetik yang bersifat agonis terhadap reseptor adrenergik norephineprine yang dapat digunakan sebagai dekongestan atau pelega saluran pernapasan yang mampet saat flu.
  • Chlorpheniramine maleate, atau dikenal sebagai CTM adalah obat anti alergi dari jenis penghambat reseptor histamin H1. Obat ini dapat meredakan reaksi alergi seperti rhinitis dan urtikaria. Efek utama CTM adalah menyebabkan kantuk, efek ini dapat digunakan untuk mengistirahatkan penderita agar proses penyembuhan jadi lebih cepat.

Indikasi dan Kegunaan Tera F

Tera F digunakan untuk mengatasi gejala-gejala yang menyertai flu seperti demam, pusing, hidung berair dan bersin-bersin, hidung tersumbat, nyeri ringan disekujur badan serta batuk berdahak yang kerap menyertai flu. Namun obat ini tidak digunakan untuk mengobati penyebab utama flu berupa infeksi virus.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, orang yang diketahui memiliki kondisi berikut tidak dianjurkan menggunakan obat ini:

  • Orang dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap salah satu bahan aktif obat ini. Umumnya obat ini tidak boleh diberikan pada penderita alergi paracetamol.
  • Orang yang memiliki riwayat alergi terhadap obat simpatomimetik seperti efedrin dan fenileprin.
  • Penderita gangguan fungsi hati, diabetes militus serta gangguan fungsi jantung berat.
  • Pasien yang sedang diterapi menggunakan obat antidepresan jenis penghambat MAO.

Dosis Tera F dan Aturan Pakai

Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.

Dosis Tera F untuk mengatasi gejala-gejala flu

  • Dosis dewasa: 1 kaplet, 3 – 4 kali sehari.
  • Dosis anak-anak: umur 6 – 12 tahun ½ kaplet 3 – 4 kali sehari. Anak umur lebih dari 12 tahun sama dengan dosis dewasa. Anak umur kurang dari 6 tahun tidak dianjurkan mengonsumsi obat ini.

Aturan pakai:

  • Gunakanlah obat ini setelah atau sebelum makan. Jika muncul rasa tidak nyaman di perut setelah mengonsumsi obat ini, dianjurkan untuk mengonsumsinya setelah makan.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Tera F pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Tera F

Tera F ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, beberapa efek mungkin muncul dan perlu diperhatikan. Efek samping Tera F meliputi:

  • Mulut kering.
  • Mengantuk.
  • Mual dan muntah.
  • Retensi urin.
  • Vertigo.

Efek Overdosis Tera F

Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Tera F dapat berupa mual dan muntah, trombositopenia, koma hipoglikemik. Jika kondisi ini terjadi segera konsultasikan ke dokter Anda.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika memiliki riwayat alergi terhadap bahan aktif Tera F.
  • Jika muncul reaksi alergi seperti pembengkakan pada mata, bibir, wajah dan kesulitan bernapas, segera hentikan penggunaan obat dan konsultasikan dengan dokter Anda.
  • Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal, asma, sleep apnea (gangguan saluran pernapasan saat tidur), glaukoma, hipertropi prostat, retensi urin dan hipertyroid.
  • Obat ini dapat menyebabkan kantuk, hindari mengendarai kendaraan atau alat berat yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
  • Hati-hati penggunaan bersamaan dengan obat-obatan yang menekan susunan saraf pusat.
  • Penggunaan pada orang yang mengonsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko kerusakan fungsi hati.

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Tera F untuk ibu hamil?

Beberapa bahan aktif Tera F berupa phenylpropanolamine HCl dan chlorpheniramine maleate digolongkan sebagai obat kategori C untuk ibu hamil. Hal itu berarti studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu penggunaan Tera F selama masa kehamilan sebaiknya dihindari.

Bolehkah Tera F untuk ibu menyusui?

Bahan aktif Tera F berupa chlorpheniramine maleate diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui dan berisiko mempengaruhi kesehatan bayi yang menyusu. Oleh karena itu konsultasikan dengan dokter Anda jika ingin menggunakan obat ini selama masa menyusui.

Interaksi Obat

Hati-hati saat menggunakan Tera F bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Tera F dengan obat-obat berikut:

  • Warfarin, meningkatkan risiko pendarahan.
  • Metoclopramide, meningkatkan efek analgetik dari paracetamol.
  • Carbamezepine, fenobarbital, fenitoin, meningkatkan risiko kerusakan hati.
  • Obat antidepresan jenis penghambat MAOI, dapat meningkatkan risiko krisis hipertensi.