Salbutamol obat apa?
Salbutamol adalah obat jenis bronkodilator yang dapat melegakan saluran udara paru-paru pada penderita asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Obat ini merupakan jenis short-acting atau efeknya langsung bisa dirasakan dalam waktu singkat sehingga kerap digunakan sebagai inhaler atau obat semprot pada penderita asma.
Salbutamol bekerja dengan cara mengikat secara spesifik reseptor beta-2 adrenergik pada otot polos bronkus. Akibatnya terjadi relaksasi otot yang berujung pada bronkodilatasi atau efek pelebaran pada bronkus. Dengan begitu aliran udara dari dan ke paru-paru akan lebih lancar sehingga mengurangi gejala sesak pada penderita asma.
Ringkasan Obat Salbutamol
Jenis obat | Bronkodilator aksi cepat |
Kategori | Obat keras |
Kegunaan | Kegunaannya apa? |
Konsumen | Dewasa dan anak-anak |
Kehamilan | Kategori C (hindari) |
Sediaan | Tablet: 2 mg, 4 mg; Sirup: 2 mg/5 ml; Inhaler: 100 mcg/dosis; Cairan inhalasi: 0,1%, 0,2%; |
Merek | Astharol, Asmacel, Azmacon, Bromosal, Bronsial, Combiven, Cybutol. Fartolin, Glisend, Lasal, Suprasma, Velutine, Pritasma, Prventol, Ventolin, Ventolin inhaler, Salbron, Salbutamol, Salbuven, Supramsa, Tasma, Teosal, Venasma, Virtolin, Volmax |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Salbutamol
Fungsi Salbutamol dalam tubuh yaitu untuk melegakan saluran pernapasan yang menyempit. Hal ini berkat kemampuan Salbutamol mengaktifkan adenyl cyclase, enzim yang merangsang produksi cAMP. Peningkatan cAMP menyebabkan aktivasi protein kinase-A, yang menghambat fosforilasi miosin dan menurunkan konsentrasi ion kalsium intraseluler yang berakibat pada relaksasi otot polos.
Salbutamol bersifat agonis terhadap reseptor beta adrenergik terutama beta-2 adrenergik pada otot polos bronkus di paru-paru. Sementara beta-1 adrenergik lebih berefek pada jantung. Akitfasi reseprot beta-2 adrenergik inilah yang menyebabkan Salbutamol mampu mengaktifkan adenyl cyclase yang berujung pada bronkodilatasi atau pelebaran bronkus.
Indikasi dan Kegunaan Salbutamol
Salbutamol digunakan untuk melegakan saluran pernapasan terutama di area bronkus paru-paru. Gejala sesak napas pada beberapa penyakit berikut ini dapat diredakan dengan salbutamol. Penyakit-penyakit itu diantaranya:
- Asma akut.
- Bronkospasme akut dan kronis.
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Selain itu, obat ini juga digunakan untuk penanganan kelahiran prematur tanpa komplikasi pada minggu ke 22 hingga 37 masa kehamilan.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan Salbutamol:
- Untuk penggunaan sediaan IV (intra vaskular) untuk kelahiran prematur tidak boleh diberikan pada ibu hamil yang menderita penyakit jantung iskemik, usia kehamilan kurang dari 22 minggu.
- Memiliki riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap Salbutamol dan jenis bronkodilator lainnya.
Dosis Salbutamol dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Salbutamol untuk bronkosmpasme akut
- Dosis dewasa: bentuk tablet 2 – 4 mg, 3 atau 4 kali sehari selama 8 minggu atau sesuai kebutuhan pasien. Dalam bentuk tablet lambat larut 8 mg 2 kali sehari. Dalam sediaan metered aerosol atau dry powder inhaler (90 – 100 mcg/hisap). 1 – 2 kali hisap hingga 4 kali sehari. Maksimal penggunaan 800 mcg per hari (dalam bentuk obat inhalasi).
- Dosis anak-anak:
- Umur 2 – 6 tahun: dalam bentuk tablet 1-2 mg, 3 – 4 kali sehari.
- Umur 6 – 12 tahun: dalam bentuk tablet 2 mg, 3 – 4 kali sehari. Dalam sediaan inhaler, 1 – 2 hisap per hari.
- Umur di atas 12 tahun: sama dengan dosis dewasa.
- Dosis Lansia: dalam bentuk tablet 2 mg, 3 – 4 kali sehari.
Dosis Salbutamol untuk asma parah akut
- Dosis dewasa: dalam sediaan inhaler (100 mcg/hisap), pemberian awal 4 hisap kemudian dilanjutkan 2 hisap setiap 2 menit tergantung resepon penderita. Maksimal penggunaan 10 hisap per hari.
Dosis Salbutamol untuk mengatasi dan mencegah bronkospasme akut akibat berolahraga
- Dosis dewasa: sediaan tablet 2 -8 mg 3 – 4 kali sehari. Dalam sediaan inhalasi 2 kali hisap 10 – 15 menit sebelum berolahraga.
Aturan pakai:
- Dalam bentuk tablet obat ini dapat diminum sebelum atau setelah makan.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Salbutamol pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Salbutamol
Salbutamol ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, beberapa efek samping mungkin muncul dan perlu diperhatikan. Efek samping Salbutamol tersebut meliputi:
- Tremor.
- Mual dan muntah.
- Nyeri dada.
- Sakit kepala.
- Pusing.
- Insomnia.
- Hipotensi.
- Kram otot sementara.
Efek Overdosis Salbutamol
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Salbutamol dapat berupa tremor parah, takikardia dan kejang. Jika kondisi ini terjadi segera melapor ke dokter Anda.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika memiliki riwayat alergi terhadap obat ini.
- Segera temui dokter Anda jika setelah menggunakan obat ini gejala sesak tidak juga reda.
- Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita hipertiroidisme, gangguan kardiovaskular, hipertensi, hipokalemia, gangguan ginjal, aritmia, dan kejang.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Salbutamol untuk ibu hamil?
Salbutamol digolongkan dalam obat kategori C untuk ibu hamil baik itu obat oral, parenteral dan inhalasi. Hal itu bararti studi obat ini pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu sebaiknya dihindari, atau hanya jika sangat dibutuhkan dan harus dalam pengawasan dokter.
Bolehkah Salbutamol untuk ibu menyusui?
Belum diketahui apakah Salbutamol dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui. Oleh karena itu penggunaannya sebaiknya dihindari atau jika sangat diperlukan saja.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Salbutamol bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Salbutamol dengan obat-obat berikut:
- Diuretik, xantin, digoksin, meningkatkan risiko hipokalemia.
- Kortikosteroid, peningkatan risiko edema paru.
- Agen simpatomimetik, meningkatkan risiko efek samping pada kardiovaskular.
- Obat anti-diabetes, menurunkan efektifitas obat diabetes.