Rifampisin obat apa?
Rifampisin adalah obat jenis antibiotik yang digunakan untuk mengobati beragam penyakit yang disebabkan infeksi bakteri, terutama tuberkulosis(TBC) dan kusta. Rifampisin bekerja dengan menghambat pertumbuhan dan mengganggu proses reproduksi bakteri, akibatnya bakteri akan sulit membelah diri dan akhirnya mati.
Untuk kasus TBC, Rifampisin umumnya dikombinasikan dengan beberapa jenis obat anti TB lainnya seperti isoniazid dan pirazinamid. Rifampisin juga digunakan untuk membasmi bakteri pada hidung dan tenggorokan yang menyebabkan penyakit meningitis. Namun tujuannya hanya untuk mengurangi penyebaran bakteri ke orang lain, tapi tidak digunakan untuk mengobati meningitis.
Ringkasan Obat Rifampisin
Jenis obat | Antibiotik |
Kategori | Obat keras |
Kegunaan | Mengobati penyakit tuberkulosis, kusta, mencegah infeksi Nisseria meningitidis, dan Haemofilus influenza tipe B (HIb) |
Konsumen | Dewasa dan anak-anak |
Kehamilan | Kategori C (hindari) |
Sediaan | Tablet: 300 mg, 450 mg, 600 mg; Sirup: 100 mg/5 ml |
Merek | Rifampicin, Merimac, Pro TB, Rifabiotic, RIF, Rifanh, Rifastar, Rimactane, Rimactazid, Corifam, Rifamtibi, Kalrifam, Herofam, Rimstar |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Rifampisin
Fungsi Rifampisin dalam tubuh adalah untuk membasmi bakteri yang menyebabkan beberapa jenis penyakit seperti tuberkulosis, kusta dan haemofilus influenza tipe B (HIb). Rifampisin bersifat bakterisidal terhadap beragam jenis bakteri dari jenis gram positif maupun gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa dan khusunya bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit TBC.
Rifampisin merupakan antibiotik yang efektif menghambat pembentukan rantai RNA dengan mengikat subunit beta dan RNA polimerase yang dependen terhadap DNA. Karena berikatan secara khusus dengan RNA polimerase bakteri dan tidak mempengaruhi pembentukan enzim mamalia makan senyawa ini aman digunakan oleh manusia dan hewan.
Indikasi dan Kegunaan Rifampisin
Rifampisin digunakan untuk membasmi bakteri yang menginfeksi tubuh pada beberapa kondisi berikut ini:
- Tuberkulosis (TBC).
- Pencegahan penyebaran bakteri Nisseria meningitidis (penyebab penyakit meningitis) di hidung dan tenggorokan.
- Penyakit kusta yang disebabkan bekteri Mycobacterium leprae.
- Infeksi otak yang disebabkan bakteri Haemofilus influenza tipe B.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Orang yang memiliki riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap rifampicin atau rifamycin lainnya.
- Orang yang sedang menderita penyakit jaundice (penyakit kuning).
- Pasien yang sedang diterapi dengan obat saquinavir atau ritonavir.
Dosis Rifampisin dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Rifampisin untuk mengobati tuberkulosis (TBC)
- Dosis dewasa: dalam bentuk tablet 8 – 12 mg/kg berat badan sekali sehari. Atau untuk berat kecil dari 50 kg dosisnya 450 mg per hari, untuk berat lebih dari 50 kg 600 mg per hari. Dalam bentuk cairan infus 10 mg/kg berat badan. Maksimal penggunaan 600 mg per hari.
- Dosis anak-anak: 10 – 20 mg/kg berat badan dalam bentuk tablet ataupun cairan infus. Maksimal penggunaan 600 mg per hari.
Dosis Rifampisin untuk mengobati kusta
- Dosis dewasa: 600 mg dalam bentuk tablet per hari. Masa terapi hingga 12 bulan.
- Dosis anak-anak: 10 – 20 mg/kg sekali sehari. Maksimal penggunaan per hari 600 mg per hari. Durasi terapi hingga 12 bulan.
Aturan pakai:
- Dalam bentuk tablet, Rifampisin sebaiknya dikonsumsi saat perut kosong sekitar 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Rifampisin pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Rifampisin
Rifampisin ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Rifampisin meliputi:
- Wajah kemerahan dan gatal dengan atau tanpa ruam.
- Sindrom seperti flu, dengan gejala demam, menggigil, sakit kepala, nyeri tulang, dan napas pendek.
- Mual, muntah, tekanan epigastrum.
- Diare.
- Penurunan fungsi ginjal.
- Gangguan menstruasi.
- Perubahan warna urin, feses, keringat, dahak, air mata dan cairan tubuh lainnya.
- Iritasi lokal dan peradangan pada area infus.
- Irtasi mata dan gangguan penglihatan (jarang terjadi).
- Efek samping berpotensi fatal yaitu hepatotoksisitas, hipotensi, trombositopenia, kejang dan henti jantung.
Efek Overdosis Rifampisin
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Rifampisin dapat berupa mual dan muntah parah dan pingsan. Jika kondisi ini terjadi segera melapor ke dokter Anda.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Jika memiliki riwayat alergi terhadap obat ini konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.
- Hati-hati penggunaan obat ini pada orang yang pernah kecanduan alkohol, menderita gangguan fungsi hati dan ginjal parah dan orang yang menderita malnutrisi.
- Penggunaan pada lansia dan anak-anak umur di bawah 2 tahun serta ibu hamil dan menyusui sebaiknya diberikan perhatian lebih.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Rifampisin untuk ibu hamil?
Rifampisin digolongkan dalam obat kategori C untuk ibu hamil baik bentuk oral, IV maupun parenteral. Hal itu berarti studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan.
Oleh karena itu, penggunaannya selama kehamilan sebaiknya dihindari atau hanya jika sangat dibutuhkan saja.
Bolehkah Rifampisin untuk ibu menyusui?
Rifampisin diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui, meskipun jumlahnya kecil namun risikonya perlu diperhitungkan untuk kesehatan bayi yang menyusu. Disaranan untuk menghindari obat ini selama masa menyusui. Meskipun begitu, WHO dan The American Academy of Pediatrics menggolongkan Rifampisin sebagai obat yang aman untuk ibu menyusui namun perlu diperhatikan kondisi bayi yang menyusu dari risiko penyakit kuning.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Rifampisin bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Rifampisin dengan obat-obat berikut:
- Quinidine, fenitoin, teofilin, mengurangi efek mempercepat metabolisme ketiga obat ini.
- Ketokonazol, menurunkan konsentrasi obat ini.
- Enalaprilat, menurunkan konsentrasi serum.
- Antasida, mengurangi penyerapan.
- Halotan dan isoniazid, meningkatkan risiko hepatotoksisitas.
- Sequinavir/ritonavir, meningkatkan risiko kehpatotoksisitas dan dapat berakibat fatal.