Lithium obat apa?
Litihium adalah obat penstabil mood yang digunakan pada penderita bipolar yang mengalami fase mania. Gejala fase mania ini berupa hiperaktif, berbicara terburu-buru, salah dalam mengambil keputusan, kebutuhan tidur berkurang, agresif dan sering marah. Lithium juga digunakan untuk pencegahan depresi kekambuhan pada kasus unipolar.
Lithium dapat mempengaruhi senyawa kimia pada sistem saraf dan otak untuk mengurangi gejala mania. Studi preklinis menunjukkan bahwa obat ini mampu mempengaruhi transport natrium pada sel saraf dan otot serta efek metabolisme intraneuronal ketokolamin yang membantu mengontrol emosi berlebihan pada fase mania bipolar.
Ringkasan Obat Lithium
Jenis obat | Mood stabilizer |
Kategori | Obat keras |
Kegunaan | Terapi untuk mengendalikan fase mania pada penderita gangguan bipolar, pencegahan depresi berulang pada kasus unipolar |
Konsumen | Dewasa dan anak-anak |
Kehamilan | Kategori D (hindari) |
Sediaan | Tablet: 400 mg, 200 mg |
Merek | Frimania 200, Frimania 400 |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Lithium
Fungsi Lithium dalam tubuh belum sepenuhnya diketahui, namun kemampuannya menghambat beberapa jenis enzim seperti glikogen sintase kinase 3 (GSK-3), inositol fosfolipase, serta memodulasi reseptor glutamat dianggap mampu mempengaruhi metabolisme catecholamines dan transport natrium di sel sara serta sel otot.
Mekanisme ini dianggap mampu membantu menstabilkan emosi pada penderita bipolar sehingga membantu mengurangi keparahan episode mania serta depresi berulang pada kasus unipolar.
Indikasi dan Kegunaan Lithium
Lithium digunakan untuk mengatasi beberapa kondisi yang menyebabkan gangguan mood seperti berikut ini:
- Fase mania pada penderita gangguan bipolar.
- Depresi bipolar jika obat-obatan antidepresan lain gagal.
- Obat ini juga digunakan sebagai terapi pada orang yang bertindak agresif dan berniat mencelakakan diri sendiri dengan sengaja.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Orang dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap lithum.
- Menderita penyakit ginjal dan jantung parah.
- Mengalami dehidrasi parah.
- Kekurangan natrium.
Dosis Lithium dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Lithium untuk terapi mania, gangguan bipolar, depresi unipolar berulang
- Dosis dewasa: dosis disesuaikan agar diperoleh konsentrasi Lithium 0,4 – 1 mmol/l. Dosis pengobatan: 1 – 1,5 gram per hari. Dosis pencegahan: pemberian awal 300 – 400 mg per hari. Pada fase awal dosis dibagi dalam beberapa kali pemberian, setelah konsentrasi Lithium mulai stabil dapat menggunakan dosis tunggal per hari. Penambahan dosis dapat dilakukan setelah pemberian 4 – 7 hari. Memonitor serum Lithium harus dilakukan sekali seminggu sampai dosis tetap konstan selama 4 minggu, setelah itu cukup dilakukan monitor serum Lithium setiap 3 bulan sekali.
- Dosis anak-anak: umur lebih dari 12 tahun, pada fase akut atau konsentrasi serum 1 – 1,2 mEq/l. Dosis awa, 1,8 gr Lithium karbonat dibagi dalam 3 – 4 dosis.
- Dosis lansia: kecil dari 900 mg Lithium karbonat per hari.
Aturan pakai:
- Gunakanlah obat ini setelah makan.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Lithium pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Lithium
Litihium ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Lithium meliputi:
- Eksaserbasi psoriasis.
- Jerawat dan ruam kulit.
- Mual.
- Diare.
- Lemah otot.
- Kebingungan dan sulit konsentrasi.
- Tremor.
- Hipertiroidisme.
- Peningkatan berat badan.
- Edema.
- Aritmia jantung.
- Gangguan elektrolit.
Efek Overdosis Lithium
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Lithium dapat berupa sedasi, kebingungan, tremor, nyeri sendi, gangguan penglihatan, kejang, serta koma. Jika kondisi ini terjadi segera bawa penderita ke dokter.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Pengecekan kadar Lithium minimal 2 kali seminggu pada fase akut atau setidaknya 2 bulan sekali pada fase perawatan.
- Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi tiroid, ginjal dan jantung ringan hingga sedang.
- Perhatian perlu dilakukan jika diberikan pada penderita yang kehilangan banyak cairan.
- Penggunaan pada lansia sebaiknya dilakukan pemantauan fungsi ginjal.
- Hati-hati penggunaan pada orang yang punya kecenderungan bunuh diri.
- Hindari berkendara atau menggunakan alat berat yang butuh konsentrasi tinggi.
- Hati-hati penggunaan pada ibu hamil dan anak-anak umur kurang dari 12 tahun.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Lithium untuk ibu hamil?
Lithium digolongkan dalam obat kategori D untuk ibu hamil. Hal itu berarti obat ini terbukti menimbulkan resiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh jika digunakan pada wanita hamil dapat dipertimbangkan (misalnya jika obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan). Oleh karena itu penggunaannya selama kehamilan sebaiknya dihindari, kecuali jika sangat dibutuhkan.
Bolehkah Lithium untuk ibu menyusui?
Lithium diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui dan berisiko menyebabkan toksisitas pada bayi yang menyusu. Oleh karena itu penggunaannya sebaiknya dihindari selama menyusui.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Lithium bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Lithium dengan obat-obat berikut:
- Chlorpromazine, teofilin, obat mengandung natrium, dapat menurunkan kadar Lithium dalam darah.
- Garam yodium, meningkatkan efek hipotiroid.
- ACE inhibitor, fenitoin, metronidazole, diuretik loop, meningkatkan risiko toksisitas Lithium (dapat berakibat fatal).
- Carbamezepine, metildopa, haloperidol, fenotiazin, kalsium kanal bloker, meningkatkan risiko neurotoksisitas.
- OAINS, tetrasiklin, diuretik thiazide, meningkatkan kadar serum Lithium.
- Siburtamin, meningkatkan risiko sindrom serotonin.
- MAOI, dapat menyebabkan hiperpireksia maligna (dapat berakibat fatal).