Lisinopril obat apa?
Lisinopril adalah obat yang digunakan untuk mengontrol tekanan darah tinggi (hipertensi) baik dikonsumsi tunggal maupun dikombinasikan dengan obat antihipertensi lainnya. Selain mengontrol hipertensi, obat ini juga dapat mengurangi risiko penyakit lain yang disebabkan oleh hipertensi seperti stroke, serangan jantung, pendarahan otak, serta gagal ginjal.
Lisinopril bekerja dengan menghambat senyawa kimia tubuh yang berfungsi menebalkan dinding pembuluh darah sehingga mempersempit ruang aliran darah. Akibatnya begitu pembuluh darah akan terelaksasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke jantung, efek ini akan membantu menurunkan tekanan darah yang tinggi.
Ringkasan Obat Lisinopril
Jenis obat | ACE inhibitor |
Kategori | Obat keras |
Kegunaan | Mengendalikan tekanan darah tinggi, terapi gagal jantung kongestif, mencegah perkembangan penyakit ginjal pada penderita tekanan darah tinggi dan diabetes melitus |
Konsumen | Dewasa dan anak-anak |
Kehamilan | Kategori D (dilarang) |
Sediaan | Tablet: 5 mg, 10 mg. |
Merek | Lisonopril, Lisonopril Dihydrate, Tensinop, Odace, Tenhiphar, Inhitril, Noperten, Nopril, Lapril, Interpril |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Lisinopril
Fungsi Lisinopril dalam tubuh adalah untuk menurunkan tekanan darah. Hal itu berkat kemampuannya menghambat secara kompetitif ACE atau angiotensin converting enzyme. Senyawa ACE ini berperan dalam perubahan angiotensi I ke angiotensin II (vasokonstriktor kuat) yang mengakibatkan peningkatan aktivitas plasma renin dan mereduksi aldosteron (hormon yang menyebabkan retensi cairan dan Na).
Peningkatan aktivitas plasma renin akan menyebabkan peningkatan produksi urin dan rasa haus. Akibatnya terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah yang menyebabkan penurunan tekanan darah.
Indikasi dan Kegunaan Lisinopril
Lisinopril digunakan untuk mengontrol tekanan darah tinggi pada penderita tekanan darah tinggi atau kondisi lainnya yang membutuhkan penurunan tekanan darah seperti berikut ini:
- Gagal jantung kongestif.
- Migrain.
- Pendarahan otak.
- Nefropati diabetik.
- Stroke.
- Gagal ginjal.
- Terapi pasca serangan jantung
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Memiliiki riwayat angioedema akibat penggunaan obat ACE inhibitor baik bawaan genetik atau efek dari luar.
- Tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat aliskiren pada penderita diabetes dan gangguan ginjal.
- Tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan anak-anak dengan GFR kurang dari 30 ml/menit/1,73 m persegi.
Dosis Lisinopril dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Lisinopril untuk mengobati hipertensi
- Dosis dewasa: pemberian awal 10 mg per hari. Dosis pertama diberikan pada malam hari untuk menghindari turun drastinya tekanan darah. Untuk penderita hipertensi parah pemberian awal 2,5 – 5 mg sekali sehari. Pasien yang sedang diterapi diuretik. pemberian awal 20 mg dua kali sehari. Dosis perawatan maksimal 80 mg per hari.
- Dosis anak-anak: umur lebih besar dari 6 tahun, 0,07 mg/kilogram BB. Dapat ditingkatkan hingga 5 mg sekali sehari.
Dosis Lisinopril untuk mengatasi gagal jantung
- Dosis dewasa: dosis awal 2,5 mg atau 5 mg, dapat ditingkatkan secara perlahan dengan penambahan kurang dari 10 mg per interval setidaknya selama 2 minggu atau maksimal dosis 40 mg/hari.
Dosis Lisinopril untuk terapi pasca serangan jantung
- Dosis dewasa: pemberian awal, 5 mg sekali sehari selama 2 hari dimulai 24 jam setelah kejadian serangan jantung. Dosis dapat ditingkatkan 10 mg sekali sehari. Pasien dengan tekanan darah rendah dosis awalnya 2,5 mg sekali sehari.
Dosis Lisinopril untuk terapi nefropati diabetik
- Dosis dewasa: diabetes tipe 2 hipertensif dengan mikroalbuminaria, 10 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan menjadi 20 mg sekali sehari hingga mencapai tekanan diastolik < 90 mmHg.
Aturan pakai:
- Gunakanlah obat ini setelah atau sebelum makan.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Lisinopril pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Lisinopril
Lisinopril ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Lisinopril meliputi:
- Sakit kepala.
- Kelelahan.
- Batuk kering terus menerus.
- Pusing.
- Mual dan muntah.
- Nyeri perut.
- Infeksi pernapasan atas.
- Diare.
- Efek samping berpotensi fatal berupa reaksi anafilaksis, angiodema, hipotensi berat serta nekrosis hati.
Efek Overdosis Lisinopril
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Lisinopril dapat berupa hipotensi berat, gagal ginjal, gangguan elektrolit, takikardia, kejang. Jika kondisi ini terjadi segera melapor ke dokter Anda.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika memiliki riwayat alergi saat mengonsumsi obat-obatan jenis ACE inhibitor.
- Hati-hati penggunaan pada penderita stenosis arteri ginjal baik bilateral maupun tunggal, pasien penyakit vaskular kolagen, menderita serangan jantung akut dengan potensi penurunan hemodinamik lanjut, menderita angiodema yang bukan disebabkan ACE inhibitor, stenosis aorta, serta kardiomiopati hipertrofik.
- Obat ini dapat meningkatkan angiodema pada pasien berkulit hitam.
- Perhatian lebih perlu dilakukan jika diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal, ibu menyusui dan anak umur kurang dari 6 tahun.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Lisinopril untuk ibu hamil?
Lisinopril digolongkan dalam obat kategori D untuk ibu hamil. Hal itu berarti obat ini terbukti menimbulkan resiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh jika digunakan pada wanita hamil dapat dipertimbangkan (misalnya jika obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan). Oleh karena itu penggunaannya selama kehamilan sebaiknya dihindari atau hanya jika sangat dibutuhkan saja.
Bolehkah Lisinopril untuk ibu menyusui?
Lisinopril diketahui dapat mengontaminasi ASI hewan percobaan namun pada manusia belum diketahui. Obat ini juga berpotensi mengganggu kesehatan bayi yang menyusu. Oleh karena itu penggunaannya sebaiknya dihindari selama masa menyusui.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Lisinopril bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Lisinopril dengan obat-obat berikut:
- Diuretik, meningkatkan efek hipotensi atau menurunnya tekanan darah.
- OAINS, penurunan fungsi ginjal dan mengurangi efek antihipertensi Lisinopril.
- Litihium, dapat meningkatkan serum dan toksisitas lithium.
- Diuretik hemat kalium dan suplemen kalium, meningkatkan risiko hiperkalemia.
- Gold sodium thiomalate, dapat meningkatkan reaksi nitritoid.