Fentanil obat apa?
Fentanil merupakan obat dari golongan opioid narkotik yang digunakan untuk meredakan nyeri kronis yang parah dalam waktu singkat atau digunakan juga sebagai obat bius umum maupun bius lokal. Fentanil tersedia dalam bentuk cairan injeksi dan patch (koyo).
Fentanil atau Fentanyl bekerja seperti halnya obat jenis opioid lainnya yaitu mempengaruhi respon otak terhadap rasa sakit sehingga dalam waktu tertentu rasa sakit kronis dapat dikurangi efeknya. Sebagai obat opioid, Fentanil dapat menyebabkan ketergantungan. Untuk itu penggunaannya harus sesuai dengan yang diresepkan dokter baik dosis, waktu minum dan kapan harus berhenti menggunakannya.
Ringkasan Obat Fentanil
Jenis obat | Analgesik opioid, anastesi lokal dan umum |
Kategori | Obat keras |
Kegunaan | Meredakan nyeri kronis berat dengan cepat dan sebagai anastesi lokal maupun umum |
Konsumen | Dewasa, anak-anak dan lansia |
Kehamilan | Kategori C (hindari) |
Sediaan | Cairan injeksi: 10 ml ampul (0,05 mg.ml) dan 5 ml ampul (0,05 mg/ml). Transdermal patch: 2,1 mg/patch, 4,2 mg/patch, dan 8,4 mg/patch. |
Merek | Fentanyl, Durogesic |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Fentanil
Fentanil dalam tubuh bekerja mengubah persepsi otak dan saraf terhadap rasa sakit. Obat dari golongan analgesik opioid ini bekerja dengan mempengaruhi reseptor mu-opioid, selain itu juga dapat berikatan dengan reseptor kappa-opioid dan delta-opioid. Reseptor-reseptor ini tersebar mulai dari otak, sumsum tulang belakang, serta jaringan lainnya.
Fentanil dapat meningkatakan toleransi tubuh terhadap rasa sakit dan menurunkan persepsi rasa sakit, meskipun sebenarnya rasa sakit itu tetap ada. Selain bersifat analgesik, obat ini juga dapat menyebabkan efek sedatif, perubahan suasana hati, euforia dan disforia. Fentanil juga menekan pusat pernapasan, pusat reflek batuk dan menyempitkan pupil. Oleh karena itu obat ini harus diberikan secara hati-hati pada penderita gangguan pernapasan dan paru-paru.
Indikasi dan Kegunaan Fentanil
Fentanil digunakan untuk meredakan nyeri kronis berat yang perlu diredakan seketika. Obat ini juga digunakan sebagai obat bius atau anastesi, baik umum maupun lokal.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Orang yang hipersensitif atau alergi terhadap obat-obatan jenis opioid.
- Tidak diberikan pada kondisi nyeri biasa yang tidak akut seperti migrain atau sakit kepala lainnya serta nyeri pasca operasi.
- Penderita gangguan pernapasan akut maupun kronis atau PPOK.
- Penderita ileus paralitik atau penyumbatan usus.
Dosis Fentanil dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Fentanil untuk anastesi (pembiusan)
- Dosis dewasa: 50 – 100 mcg diberikan selama 30 – 60 menit melalui intravena atau intramuskular. Maksimal penggunaan 200 mcg.
- Dosis anak-anak: umur 2 – 12 tahun, pemberian awal 2 – 3 mcg/kg BB.
- Dosis lansia: penyesuaian dosis mungkin perlu dilakukan.
Dosis Fentanil untuk meredakan rasa sakit kronis
- Dosis dewasa: dalam bentuk patch, 12 – 100 mcg/jam, dosis harus disesuaikan dengan pemakaian opioid sebelumnya. Dosis pemeliharaan <25 mcg/jam. Hindari menggunakan patch pada area yang sama untuk beberapa hari.
- Dosis lansia: penurunan dosis mungkin diperlukan.
Aturan pakai:
- Obat ini sebaiknya hanya digunakan dengan bantuan tenaga medis profesional di bidangnya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya sesuai dengan yang diresepkan dokter baik dari segi jumlah maupun waktunya. Menggunakan dalam dosis yang berlebihan dapat berakibat fatal.
- Dalam bentuk patch atau koyo, gunakan pada bagian kulit yang tidak luka, datar dan tidak banyak bulu seperti pada dada dan lengan atas.
Efek Samping Fentanil
Sebagai obat opioid Fentalin memiliki beberapa efek samping yang perlu diperhatikan. Efeknya pada masing-masing orang mungkin berbeda, namun munculnya efek samping yang intens mungkin jadi tanda penggunaan di atas dosis seharusnya. Efek samping Fentail tersebut meliputi:
- Mual dan muntah.
- Bronkokonstriksi.
- Sesak nafas.
- Depresi susunan saraf pusat.
- Pusing dan mengantuk.
- Hipotensi.
- Pendarahan dan iritasi gusi.
- Gatal dan ruam.
- Karies gigi, erosi gigi.
- Batuk.
- Retensi urin.
- Edema.
Efek Overdosis Fentanil
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Fentanil dapat berupa kebingungan, mual dan muntah, sakit kepala berat, kesulitan bernapas, bahkan hingga kematian . Oleh karena itu selalu gunakan obat ini dalam pengawasan dokter dan jika kondisi tersebut terjadi segeralah bawa penderita ke unit kesehatan terdekat.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan jenis opioid.
- Perhatian lebih perlu diberikan pada penderita cedera kepala, gangguan fungsi ginjal dan hati, mengidap penyakit paru seperti PPOK atau hipoksia serta bradiartimia jantung.
- Penggunaan pada pasien yang kurus atau lemah sebaiknya berhati-hati.
- Pemberian secara IV cepat dapat menyebabkan kekakuan rangka otot dan otot dinding dada.
- Hindari penggunaan jangka panjang karena dapat menyebabkan ketergantungan baik psikologis maupun fisik.
- Penghentian penggunaan obat secara tiba-tiba dapat menyebabkan munculnya efek samping, untuk itu perlu dilakukan penghentian bertahap yang di awasi oleh dokter.
- Hati-hati penggunaan pada lansia, wanita hamil atau wanita menyusui.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Fentanil untuk ibu hamil?
Fentanil digolongkan dalam kategori C untuk ibu hamil menurut FDA (BPOMnya Amerika). Hal itu berarti studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu penggunaannya sebaiknya dihindari atau kegunaannya lebih penting dibanding kemungkinan efek sampingnya pada janin.
Bolehkah Fentanil untuk ibu menyusui?
Fentanil dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui. Oleh karena itu tidak dianjurkan menggunakan obat ini selama menyusui. Jika sangat diperlukan diperlukan waktu 72 jam setelah pemberian dosis terakhir sebelum mulai kembali menyusui.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Fentanil bersamaan dengan obat atau herbal lain. Interaksi dapat terjadi antara Fentanil dengan obat-obatan atau herbal berikut:
- Hydrocodone, alprazolam, , meningkatkan efek penakanan pada susunan saraf pusat.
- Tramadol, meningkatkan risiko efek samping serius seperti kejang, tekanan pernapasan, koma bahkan kematian.
- Duloxetine, meningkatkan risiko efek samping berbahaya seperti sindrom serotonin dengan gejala halusinasi, kejang, peningkatan detak jantung, penglihatan kabur, tremor, mual dan muntah.
- Alkohol, dapat meningkatkan risiko efek samping obat dalam menekan susunan saraf pusat.
- Jus grapefruit, dapat meningkatkan konsentrasi obat dalam darah.
- Herbal St john’s worth, dapat menurunkan konsentrasi obat dalam darah.