Calortusin obat apa?
Clortusin adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gejala-gejala flu dan pilek seperti demam, nyeri badan, bersin-bersin, hidung tersumbat, sakit kepala, serta batuk kering. Calortusin dikombinasikan dari berbagai bahan aktif berupa paracetamol, fenilpropanolamin HCl, chlorphenamine maleate (CTM) dan dextrometorphan.
Berbagai bahan aktif Calortusin tadi memiliki fungsi masing-masing yang tujuannya untuk meredakan nyeri (analgesik), meredakan demam (antipiretik), meredakan hidung tersumbat (dekongestestan), sebagai antihistamin untuk mengurangi reaksi alergi serta sebagai penekan batuk untuk mengurangi gejala batuk yang timbul akibat flu atau pilek.
Ringkasan Obat Calortusin
Kandungan | Kaplet: Paracetamol 500 mg, Fenilpropanolamin HCl 15 mg, Chlorphenamine Maleate 2 mg, Dextrometorphan 15 mg; Sirup: Paracetamol 120 mg, Dextrometorphan 5 mg, Phenyl Propanolamin HCI 3,75, Chlorphenamine Maleate 0,5 mg, Alkohol 0,5 ml |
Jenis obat | Analgesik, antipiretik, antihistamin, dekongestan, antitusif |
Kategori | Obat bebas terbatas |
Kegunaan | Meredakan gejala flu atau pilek seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, bersin-bersin, batuk dan nyeri badan. |
Konsumen | Dewasa dan anak-anak |
Kehamilan | Kategori C (hindari) |
Produsen | Rama Emerald Multi Sukses |
Harga | Kaplet: Rp. 75.000 per dus, tiap dus bersisi 10 strip, tiap strip berisi 10 kaplet; Sirup: Rp. 9.000 per botol 60 ml |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Calortusin
Fungsi Calortusin dalam tubuh yaitu sebagai obat untuk meredakan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit flu atau pilek. Namun obat ini tidak ditujukan untuk membasmi virus atau bakteri yang menginfeksi. Dari kandungan bahan aktif Calortusin dapat dicermati manfaat obat ini sebagai berikut:
- Paracetamol, merupakan obat yang bersifat meredakan nyeri dan demam (analgetik dan antipiretik) serta memiliki efek anti inflamasi namun tidak signifikan.
- Fenilpropanolamin HCl, merupakan obat untuk meredakan hidung tersumbat atau nasal dekongestan yang merupakan turunan dari obat norephedrine yang termasuk dalam kelas obat psikoaktif.
- Chlorphenamine Maleate, atau dikenal sebagai CTM adalah obat anti alergi dari jenis antihistamin alkilamina. Obat ini dapat meredakan gejala alergi seperti rhinitis (hidung meler, bersin-bersin, mata perih) serta urtikaria. CTM juga memiliki efek sedatif yang dapat memicu kantuk.
- Dextrometorphan, adalah obat penekan batuk kering. Obat dari kelas morphinan ini dapat digunakan untuk meredakan batuk, terutama batuk kering akibat iritasi tenggorokan yang biasanya juga muncul saat flu.
Indikasi dan Kegunaan Calortusin
Calortusin digunakan untuk mengobati gejala-gejala flu dan pilek seperti berikut ini:
- Sakit kepala.
- Demam.
- Bersin-bersin.
- Hidung tersumbat.
- Nyeri badan.
- Batuk kering.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Orang dengan riwayat alergi terhadap bahan aktif Calortusin.
- Penderita gangguan fungsi hati dan ginjal berat serta penderita diabetes melitus.
- Orang dengan riwayat alergi terhadap obat simpatomimetik seperti efedrin dan fenileprin.
- Pasien yang sedang diterapi menggunakan obat jenis penghambat monoamine oksidase (MAO).
Dosis Calortusin dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Calortusin untuk mengatasi gejala flu
- Dosis dewasa: untuk sediaan kaplet, 1 kaplet 3 – 4 kali sehari. Sediaan sirup, 2 sendok takar (10 ml), 3 – 4 kali sehari.
- Dosis anak-anak: umur 6 – 12 tahun, sediaan sirup, 1 sendok takar (5 ml), 3 – 4 kali sehari.
Aturan pakai:
- Gunakanlah obat ini setelah makan.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Calortusin pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Calortusin
Calortusin umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, beberapa efek samping mungkin muncul dan perlu diperhatikan. Efek samping Calurtosin meliputi:
- Mengantuk.
- Gangguan pencernaan.
- Gangguan psikomotor.
- Takikardia.
- Aritmia.
- Palpitasi.
- Retensi urin.
- Mulut kering.
Efek Overdosis Calortusin
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran atau digunakan dalam dosis tinggi dan jangka waktu lama dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Calortusin dapat berupa nyeri perut, toksisitas ginjal serta kejang. Jika kondisi ini terjadi segera bawa penderita ke unit kesehatan terdekat.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda bila memiliki riwayat alergi terhadap bahan aktif Calortusin.
- Hati-hati penggunaan pada penderita tekanan darah tinggi yang memiliki potensi stroke, seperti pada penderita obesitas atau lanjut usia.
- Hindari penggunaan obat jika terjadi susah tidur, pusing dan jantung berdebar-debar.
- Bila dalam 3 hari gejala flu tidak juga reda, segeralah konsultasikan kembali dengan dokter Anda.
- Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal, glaukoma, hipertropi prostat, retensi urin dan hipertiroid.
- Tidak dianjurkan digunakan oleh anak umur kurang dari 6 tahun, ibu hamil dan menyusui kecuali atas resep dokter.
- Obat ini dapat menyebabkan kantuk, hindari berkendara atau menggunakan alat berat yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Calortusin untuk ibu hamil?
Bahan aktif Calortusin berupa phenilpropanolamin digolongkan dalam kategori C untuk ibu hamil. Sementara CTM dan dextromethorpan masuk kagetori B dan paracetamol masuk kategori A. Dengan begitu salah satu bahan aktif Calortusin tidak disarankan atau sebaiknya dihindari oleh ibu hamil.
Bolehkah Calortusin untuk ibu menyusui?
Bahan aktif Calortusin berupa CTM diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui. Walaupun jumlahnya kecil namun disarankan untuk menghindari CTM selama menyusui karena berisiko mengganggu kesehatan bayi.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Calortusin bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Calortusin dengan obat-obat berikut:
- Warfarin, meningkatkan risiko pendarahan.
- Metoclopramide, meningkatkan efek analgesik dari paracetamol.
- Carbamezepine, fenobarbital, fenitoin, meningkatkan risiko kerusakan hati.
- Obat golongan depresan saraf, meningkatkan efek samping obat.
- Obat jenis penghambat MAO, dapat meningkatkan efek samping obat.