ascardia 80 dan 160

Ascardia obat apa?

Ascardia adalah obat dari jenis anti inflamasi non steroid (OAINS) yang digunakan untuk meredakan rasa nyeri dan peradangan serta sebagai antikogulan dan antiplatelet sehingga juga digunakan untuk mencegah dan mengurangi efek serangan jantung atau angina pectoris.

Ascardia mengandung bahan aktif berupa Acetylsalicylic acid atau dikenal juga sebagai aspirin. Senyawa obat ini memiliki efek antiinflamasi (anti radang), antipiretik (Anti demam), serta dapat menghambat agregasi platelet yang dapat membantu mencegah penggumpalan darah pada penderit strok atau serangan jantung.

Ringkasan Obat Ascardia

KandunganTablet salut enterik: 80 mg dan 160 mg Acetylsalicylic acid
Jenis obatOAINS, antiplatelet, antikoagulan
KategoriObat keras
KegunaanPada dosis tinggi dapat mengurangi risko kematian akibat serangan jantung, angina pectoris, dan stroke iskemik akut, pada dosis rendah digunakan untuk mencegah kekambuhan serangan jantung, meringankan rasa nyeri, demam dan sakit kepala serta nyeri reumatik
KonsumenDewasa
KehamilanKategori C (boleh dengan syarat)
ProdusenPharos Indonesia
HargaRp. 10.000 – 12.000 per blister isi 10 tablet salut enterik, per box isi 10 blister; Rp. 14.000 – 16.000 per strip isi 10 tablet salut enterik, per box isi 10 strip

Cara Kerja dan Fungsi Obat Ascardia

Fungsi Ascardia dalam tubuh adalah sebagai pereda nyeri, meredakan peradangan dan demam. Manfaat ini didapat dari bahan aktifnya yang berupa Acetylsalicylic acid/aspirin yang bersifat analgesik (pereda nyeri), antiinflamasi dan antipiretik. Aspirin menghambat secara selektif dan ireversibel enzim siklooksigenase-1 (COX-1) yang memicu penghambatan prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat.

Selain fungsi di atas acetylsalicylic acid/aspirin juga bersifat menghambat agregasi trombosit. Hal ini terjadi akibat kemampuannya mengganggu kerja tromboksan A2 pada trombosit yang juga picu oleh penghambatan COX-1. Tromboksan A2 adalah lemak penting yang berfungsi sebagai agregator trombosit yang menyebabkan pembekuan darah sehingga dapat mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.

Menurut penelitian terbaru, penggunaan aspirin jangka panjang dianggap mampu mencegah berbagai jenis kanker termasuk kanker lambung, pankreas, kolorektal, dan kanker hati. Meskipun kesimpulan ini masih terus diuji dan dilakukan penelitian lanjutan.

Selain beberapa manfaat tadi, Acetylsalicylic acid/aspirin juga memiliki efek samping terutama pada anak-anak berupa sindrom reye yang dapat berakibat fatal. Oleh karena itu obat jenis ini tidak boleh diberikan pada anak-anak, kecuali untuk kondisi anak yang baru saja menjalani operasi jantung atau penderita penyakit kawasaki.

Indikasi dan Kegunaan Ascardia

Ascardia digunakan untuk kondisi tertentu sangat tergantung pada dosis yang digunakan. Untuk dosis tinggi obat ini diindikasikan untuk mengurangi risiko trombosis koroner selama fase pemulihan serangan jantung. Juga digunakan untuk mengurangi risiko serangan stroke ringan dan angina pektoris.

Dalam dosis yang lebih kecil, 80 mg, Ascardia digunakan untuk meredakan peradangan, nyeri, serta demam akibat sakit gigi, nyeri persendian akibat arthritis, atau sakit kepala.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:

  • Orang dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap aspirin atau jenis OAINS lainnya.
  • Penderita ulkus peptikum, penyakit hemorhagia, gangguan pembekuan darah (hemofilia, trombositopenia), dan asam urat.
  • Anak-anak umur kurang dari 16 tahun atau yang baru pulih dari infeksi virus.
  • Dosis lebih dari 100 mg per hari pada trimester 3 dan saat menyusui.
  • Tidak boleh digunakan bersamaan dengan OAINS lainnya dan methotrexate.

Dosis Ascardia dan Aturan Pakai

Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.

Dosis Ascardia untuk meredakan nyeri, peradangan dan demam ringan

  • Dosis dewasa: 300 – 900 mg setiap 4 – 6 jam sekali atau sesuai kondisi pasien. Maksimal penggunaan 4 gr per hari.

Dosis Ascardia untuk stroke iskemia akut, angina pektoris dan serangan jantung

  • Dosis dewasa: dosis pencegahan 150 – 300 mg sekali sehari atau di bagi dalam dua dosis.

Dosis Ascardia untuk nyeri reumatik

  • Dosis dewasa: 4 – 8 gr per hari dibagi dalam beberapa dosis untuk kondisi akut. Dosis ditingkatkan hingga 5,4 gr per hari untuk kondisi kronis.

Dosis Ascardia untuk pencegahan kejadian kardiovaskular pada pasien risiko tinggi

  • Dosis dewasa: penggunaan jangka panjang, 75 – 150 mg sekali sehari. Untuk penggunaan jangka pendek 150 – 300 mg per hari.

Aturan pakai:

  • Gunakanlah obat ini setelah makan atau bersamaan dengan makanan.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Ascardia pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Ascardia

Ascardia umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Ascardia meliputi:

  • Sensitif terhadap salisilat.
  • Tinitus.
  • Mual, muntah, iritasi saluran cerna, dan dispepsia.
  • Anemia.
  • Asma, bronkospasma, rinitis.
  • Ruam, urtikari.
  • Potensi efek fatal dapat berupa paroksimal bronkospasma, koma, gagal jantung, gagal napas, hipoglikemia parah.

Efek Overdosis Ascardia

Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Ascardia dapat berupa mual, muntah, dehidrasi, tinitus, vertigo, tuli tiba-tiba, keringat berlebih, denyut nadi meningkat, hiperkalemia, hipoglikemia, trombositopenia, edema paru, gagal ginjal, tekanan pada SSP. Jika kondisi ini terjadi segera melapor ke dokter Anda.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika memiliki riwayat alergi saat mengonsumsi aspirin atau obat jenis OAINS lainnya.
  • Hati-hati penggunaan pada penderita dispepsia, tukak saluran cerna, gangguan alergi, anemia, dehidrasi, menoragia, hipertensi yang tidak terkontrol, pasien yang menjalani prosedur bedah, gangguan fungsi hati dan ginjal.
  • Perhatian lebih harus diberikan untuk penggunaan pada wanita hamil, terutama trimester pertama.

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Ascardia untuk ibu hamil?

Bahan aktif Ascardia berupa acetylsalicylic acid/aspirin digolongkan dalam jenis obat kategori C untuk ibu hamil berdasarkan TGA AU (BPOMnya Australia). Obat jenis ini menunjukkan bahwa studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan.

Oleh karena itu penggunaan obat ini selama kehamilan sebaiknya dihindari terutama untuk trimester 3 kehamilan dan dosis tinggi > 100 mg. Namun untuk ibu hamil yang memerlukan pengencer darah (seperti pada penderita PCOS) dosis kecil obat ini dapat diberikan namun harus sesuai saran dan dalam pengawasan dokter.

Bolehkah Ascardia untuk ibu menyusui?

Bahan aktif Ascardia diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui namun jumlahnya kecil. Penggunaan untuk dosis kecil dalam waktu singkat dianggap cukup aman. Namun untuk penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis tinggi harus dihindari selama menyusui untuk menghindari risiko kesehatan pada bayi yang menyusu.

Interaksi Obat

Hati-hati saat menggunakan Ascardia bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Ascardia dengan obat-obat berikut:

  • Kortikosteroid, meningkatkan risiko pendarahan dan tukak saluran cerna.
  • Heparin, warfarin, fenindione, meningkatkan risiko pendarahan.
  • Antiplatelet (clopidogrel, dipyridamole), meningkatkan risiko pendarahan.
  • Lithium, digoxin, meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal.
  • Methotrexate, meningkatkan risiko toksisitas hematologis.