alpara tablet dan alpara syrup

Alpara obat apa?

Alpara adalah obat untuk mengatasi gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, bersin-bersin yang disertai batuk.

Alpara merupakan obat kombinasi yang terdiri dari parasetamol sebagai anti nyeri dan demam, phenylpropanolamine sebagai dekongestan hidung (melegakan hidung tersumbat), CTM untuk mengatasi hidung gatal dan alergi, serta dextromethorphan yang berfungsi sebagai penekan batuk.

Ringkasan Obat Alpara

KandunganParacetamol, phenylpropanolamine HCl, chlorpheniramine maleate, dextromethorphan HBr
Jenis obatAnalgesik, antipiretik, antihistamin, dekongestan, antitusif
KategoriObat bebas terbatas
KegunaanMeredakan gejala flu seperti demam, bersin-bersin, sakit kepala, hidung tersumbat serta batuk
KonsumenDewasa dan anak-anak
KehamilanKategori C (hindari)
ProdusenMolex Ayus
HargaTablet per strip: Rp. 8.000 – 9. 000, Syrup: Rp. 14.000 – 15.000

Cara Kerja dan Fungsi Obat Alpara

Cara kerja obat Alpara dapat dicermati dari kandungan bahan aktifnya yang berupa:

  • Paracetamol, atau dikenal juga sebagai acetaminophen merupakan obat dengan efek analgetik (meredakan nyeri) dan antipiretik (penurun demam). Meskipun memiliki efek anti-inflamasi paracetamol tidak digolongkan dalam jenis obat OAINS karena efek anti-inflamasinya tidak signifikan.
  • Phenylpropanolamine HCl, merupakan obat jenis nasal dekongestan yang dapat meredakan hidung tersumbat. Obat ini merupakan turunan norephedrine yang termasuk dalam kelas psikoaktif seperti amfetamin.
  • Chlorpheniramine maleate, atau dikenal juga sebagai CTM merupakan obat antialergi dari jenis alkilamina antihistamin. Obat ini digunakan untuk meredakan gejala alergi seperti pada rhinitis alergi dan urtikaria. Obat ini memiliki efek sedatif yang dapat menyebabkan kantuk.
  • Dextromethorphan HBr, merupakan jenis obat dari kelas morphinan yang dapat digunakan sebagai penenang dan penekan batuk, terutama untuk batuk kering akibat iritasi tenggorokan ringan.

Indikasi dan Kegunaan Alpara

Alpara digunakan untuk meredakan beberapa gejala flu seperti berikut ini:

  • Demam.
  • Pusing.
  • Hidung tersumbat.
  • Bersin-bersin.
  • Batuk kering.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:

  • Orang yang memiliki riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap salah satu bahan aktif obat ini.
  • Orang yang alergi terhadap obat-obatan simpatomimetik seperti efedrin dan fenilefrin juga tidak disarankan mengonsumsi obat ini.
  • Penderita gangguan fungsi hati, ginjal dan jantung parah serta penderita diabetes melitus.
  • Penderita yang sedang diterapi menggunakan obat-obatan penghambat monoamine oksidase (MAO).

Dosis Alpara dan Aturan Pakai

Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.

Dosis Alpara

  • Dosis dewasa: sediaan tablet, 1 tablet 3 kali sehari.
  • Dosis anak-anak: umur 6 – 12 tahun dengan sediaan tablet, 1/2 tablet 3 kali sehari. Dalam bentuk sirup 2 sendok takar 3 kali sehari.

Aturan pakai:

  • Gunakanlah obat ini setelah makan.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Alpara pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Alpara

Alpara umumnya ditoleransi dengan baik oleh tubuh. Namun, beberapa efek samping mungkin muncul dan perlu diperhatikan. Efek samping tersebut meliputi:

  • Mual dan muntah.
  • Mengantuk.
  • Mulut kering.
  • Retensi urin.
  • Vertigo.

Efek Overdosis Alpara

Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Alpara dapat pendarahan saluran cerna yang ditandai nyeri perut dan darah pada feses, toksisitas ginjal, dan kejang. Jika kondisi ini terjadi segera berkonsultasi ke dokter Anda.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika memiliki riwayat alergi pada salah satu komponen obat ini. Jika setelah mengonsumsi obat ini muncul tanda-tanda alergi seperti pembengkakan di wajah, ruam, gatal, demam, nyeri tenggorokan segeralah hentikan penggunaan obat dan berkonsultasilah dengan dokter Anda.
  • Hati-hati menggunakan obat ini pada penderita penyakit asma dan ganggun fungsi ginjal dan hati.
  • Obat ini menyebabkan kantuk, oleh karena itu hindari berkendara atau menggunakan alat berat yang menuntut konsentrasi tinggi selama mengonsumsi obat ini.
  • Hindari mengonsumsi alkohol saat mengonsumsi obat ini karena dapat meningkatkan risiko efek samping obat.

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Alpara untuk ibu hamil?

Bahan aktif Alpara phenylpropanolamine digolongkan dalam kategori C untuk ibu hamil. Sementara CTM dan dextromethorpan masuk dalam kategori B dan paracetamol masuk kategori A.

Hal itu berarti untuk obat ketegori C studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan.

Untuk itu sebaiknya menghindari obat ini selama kehamilan atau digantikan dengan obat lain yang lebih aman.

Bolehkah Alpara untuk ibu menyusui?

Bahan aktif Alpara, terutama jenis antihistamin CTM dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui. Meskipun jumlahnya kecil namun disarankan untuk menghindari penggunaan obat ini selama menyusui untuk menghindari risiko efek samping pada bayi yang menyusu.

Interaksi Obat

Hati-hati saat menggunakan Alpara bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Alpara dengan obat-obat berikut:

  • Carbamezepine, fenobarbital, fenitoin. Meningkatkan risiko kerusakan hati.
  • Warfarin. Meningkatkan efek koagulasi sehingga meningkatkan risiko pendarahan.
  • Metoclopramide. Meningkatkan efek analgetik dari paracetamol.
  • Obat golongan depresan saraf. Dapat meningkat efeknya dengan dextromethorphan.
  • Obat jenis monoamin oksidase (MAO). Dapat meningkat efeknya jika digunakan dengan dextromethorphan.