Bunda, yuk ketahui berbagai hal yang menjadi penyebab cegukan pada bayi sekaligus cara mengatasinya.
Cegukan merupakan sesuatu hal biasa yang dapat dialami oleh siapapun, tak terkecuali pada bayi. Pada orang dewasa, cegukan mungkin terasa sangat mengganggu. Namun tak demikian halnya pada bayi. Faktanya, banyak bayi yang masih tetap bisa tidur meski ia mengalami cegukan.
Cegukan pada bayi adalah hal yang normal
Cegukan atau dalam dunia medis dikenal dengan singultus pada dasarnya terjadi akibat dari kontraksi otot diafragma secara tiba-tiba sehingga menyebabkan glotis (ruang antara pita suara) menutup dengan cepat dan menimbulkan suara khas yakni bunyi ‘hik’.
Secara teknis, cegukan merupakan tindakan refleksif yang kehadirannya tidak dapat dicegah. Serupa dengan bersin ataupun batuk yang dapat datang kapan dan dimana saja tanpa bisa diduga sebelumnya.
Pada bayi, cegukan bahkan dapat dialami semenjak ia masih berada dalam kandungan. Dalam sejumlah penelitian pun diketahui bahwasanya sebanyak 80% dari bayi yang baru dilahirkan mengalami cegukan. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa cegukan pada bayi adalah hal yang normal dan tak perlu terlampau dikhawatirkan.
Apa saja penyebab cegukan pada bayi?
Cegukan pada bayi biasanya hanya berlangsung selama beberapa detik atau menit sebelum pada akhirnya menghilang dengan sendirinya. Di dalam kandungan, sentakan-sentakan halus nan lembut yang dirasakan ibu hamil bisa jadi pertanda dari si kecil yang sedang cegukan.
Kondisi tersebut umumnya dapat dirasakan saat kehamilan memasuki trimester kedua atau saat kehamilan menginjak usia 4-6 bulan. Para ahli berpendapat bahwa cegukan seperti ini merupakan cara janin dalam memperkuat otot diafragmanya agar kelak saat dilahirkan dapat bernapas dengan baik.
Pada bayi yang baru lahir, cegukan lebih sering terjadi akibat efek dari sistem saraf dan sistem pencernaan yang belum matang sepenuhnya. Terlebih lagi pada bayi yang dilahirkan secara prematur yang cenderung memiliki lebih banyak cegukan dibandingkan bayi cukup bulan.
Terdapat beberapa faktor yang diketahui menjadi penyebab cegukan pada bayi, diantaranya yakni:
- Makan/menyusu terlalu banyak atau terlalu cepat.
- Menelan banyak udara saat menyusui entah itu akibat posisi menyusu yang salah atau model dot yang tidak sesuai.
- Perubahan suhu yang membuat bayi kedinginan.
- Faktor emosional seperti menangis atau histeria.
Waspadai penyebab berikut!
Dalam beberapa kasus, penyebab cegukan pada bayi dapat pula menjadi pertanda bahwa ia mengalami GERD atau refluks asam. Dalam kondisi seperti ini, cegukan yang dialami si kecil biasanya akan disertai pula dengan gumoh, batuk dan iritabilitas.
Setelah usia kehamilan 28 minggu atau masa-masa akhir kehamilan, perhatikan pula jika janin kerap mengalami cegukan lebih dari 4 kali sehari dan berlangsung cukup lama (lebih dari 10 menit). Bisa jadi kondisi ini menandai adanya kompresi tali pusat.
Lantas, bagaimana cara mengatasi cegukan pada bayi?
Ada beberapa tips sederhana yang dapat diterapkan agar buah hati kesayangan segera terbebas dari cegukan yang dialaminya. Antara lain seperti:
- Sendawakan segera selepas ia menyusu atau diberikan MPASI.
- Gendonglah dalam posisi tegak berdiri lalu tepuk-tepuk punggungnya dengan lemah lembut.
- Berikan empeng alias pacifier untuk membantu merilekskan diafragmanya.
- Berikan minum air putih atau sedikit makanan padat untuk bayi berusia 6 bulan ke atas.
Cegukan yang dialami si kecil dapat pula disebabkan oleh suhu sekitar yang terlalu dingin. Maka untuk meredam cegukan yang dialaminya, matikan AC atau bawalah ia ke ruangan hangat kemudian selimuti tubuhnya.
Segera bawa buah hati Bunda ke dokter bila cegukan yang dialaminya terjadi secara terus-menerus, berlangsung lama di atas 10 menit dan disertai sejumlah gejala seperti nafsu makan berkurang, tak bisa tidur dengan nyenyak, nampak sangat rewel dan gelisah serta sering muntah atau gumoh.