thiamycin kapsul dan sirup 500 dan 1000

Thiamycin obat apa?

Thiamycin adalah antibiotik yang digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri pada tubuh. Beberapa penyakit infeksi bakteri yang dapat diobati antibiotik ini seperti kolera, tifus, hingga infeksi menular seksual seperti gonore.

Thiamycin tersedia dalam bentuk kaplet, kapsul serta sirup dengan bahan aktif utama thiampenicol. Thiampenicol adalah antibiotik spektrum luas yang efektif membasmi berbagai jenis bakteri termasuk vibrios yang resisten terhadap antibiotik tetrasiklin. Ketahui lebih lengkap tentang obat ini mulai dari kegunaan, dosis lazim, efek samping, kontraindikasi, serta keamanannya untuk ibu hamil dan menyusui pada ulasan berikut ini.

Ringkasan Obat Thiamycin

Jenis obatAntibiotik
GolonganObat keras
KandunganKaplet: thiampenicol 1000 mg, kapsul: thiampenicol 500 mg, sirup: 125 mg/5 ml
KegunaanMengatasi infeksi bakteri seperti kolera, tifus, konjungtivitis, serta infeksi menular seksual seperti gonore
KonsumenDewasa dan anak-anak
KehamilanKategori N (belum diketegorikan/dikontraindikasikan)
ProdusenInterbat
Harga
  • Rp. 4.000 – 5.000 per kapsul, per strip isi 10 kapsul, per box isi 10 strip
  • Rp. 9.000 – 10.000 per kaplet, per strip isi 10 kaplet, per box isi 10 strip
  • 100.000 – 110.000 per botol isi 60 ml

Cara Kerja dan Fungsi Obat Thiamycin

Fungsi Thiamycin dalam tubuh adalah sebagai obat pembasmi bakteri yang menginfeksi tubuh. Bahan aktif Thiamycin berupa thiampenicol adalah antibiotik yang spektrumnya mirip chloramphenicol. Antibiotik ini bersifat bakteriostatik dan bersifat bakterisidal pada konsentrasi lebih tinggi.

Thiampenicol dalam dosis rendah umumnya digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri seperti Clostridium, Diplococcus pneumoniae, Staphylococcus albus, Corynebacterium diphtheriae, Streptococcus pyogenes, Bacteroides, Fusobacterium, Bordatella, Brucella, Streptococcus viridans, Haemophilus, Neisseria, Pasteurella, Shigella dan beberapa jenis bakteri vibrio.

Bahan aktif Thiamycin ini meskipun lebih lemah dibanding chloramphenicol, namun lebih kuat efek bakterisidalnya terhadap infeksi Haemofilus dan Neisseria spp. Kemampuannya berikatan secara reversibel dengan subunit 50S ribosom bakteri dapat menghambat sintesis protein bakteri yang menyebabkan bakteri sulit berkembang dan akhirnya mati.

Indikasi dan Kegunaan Thiamycin

Thiamycin digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit akibat infeksi bakteri seperti berikut ini:

  • Tifus dan paratifus.
  • Infeksi saluran kemih.
  • Meningitis akibat bakteri.
  • Infeksi saluran pernapasan akibat bakteri.
  • Salmonelosis.
  • Ricketsiosis.
  • Limfogranuloma.
  • Psitakosis.
  • Listeriosis.
  • Gonore.
  • Penyakit menular seksual.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:

  • Orang dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap thiampenicol atau chloramphenicol.
  • Penderita depresi sumsum tulang yang sudah diketahui sebelumnya atau menderita diskrasi darah serta anak-anak yang sedang menjalani imunisasi aktif.
  • Tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan menyusui.

Dosis Thiamycin dan Aturan Pakai

Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.

Dosis Thiamycin untuk mengatasi infeksi bakteri yang rentan

  • Dosis dewasa: 1,5 gram per hari dibagi dalam beberapa dosis. Dapat ditingkatkan hingga 3 gram per hari untuk kondisi infeksi yang parah.
  • Dosis anak-anak: 30 – 100 mg/kg berat badan per hari dibagi dalam beberapa dosis.

Dosis Thiamycin untuk mengatasi gonore

  • Dosis dewasa: 2,5 gram per hari selama 1 – 2 hari. Dosis alternatif 2,5 gram pada hari pertama kemudian diikuti 2 gram/hari pada hari berikutnya hingga 5 hari penggunaan.

Aturan pakai:

  • Gunakanlah obat ini dalam kondisi perut kosong, yaitu 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Thiamycin pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Thiamycin

Thiamycin umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Thiamycin meliputi:

  • Reaksi hipersensitivitas.
  • Gangguan pencernaan.
  • Stomatitis (radang pada mukosa mulut).
  • Glositis (radang pada lidah).
  • Ensefalopati (gangguan fungsi otak).
  • Ototoksisitas (gangguan pendengaran).
  • Penggunaan dalam jangka panjang dapat memicu pendarahan serta neuritis perifer dan optik.

Efek Overdosis Thiamycin

Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Thiamycin dapat berupa pendarahan yang tak biasa, depresi sumsum tulang belakang, reaksi anafilaktik, neuritas perifer maupun optik serta gangguan fungsi pendengaran. Jika kondisi ini terjadi segera konsultasikan dengan dokter Anda.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi antibiotik thiamphenicol atau chloramphenicol dan sejenisnya.
  • Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi ginjal.
  • Untuk penggunaan jangka panjang pemeriksaan kondisi darah secara rutin perlu dilakukan.

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Thiamycin untuk ibu hamil?

Bahan aktif Thiamycin berupa thiampenicol belum digolongkan dalam kategori tertentu untuk ibu hamil atau masuk kategori N. Oleh karena itu untuk menghindari kemungkinan efek sampingnya pada ibu hamil dan janinnya maka penggunaan obat ini dikontraindikasikan untuk ibu hamil.

Bolehkah Thiamycin untuk ibu menyusui?

Bahan aktif Thiamycin belum diketahui apakah dapat menyusui dan mengontaminasi ASI ibu menyusui. Untuk menghindari kemungkinan risiko efek samping pada bayi yang menyusu. Obat ini dikontraindikasikan penggunaannya pada ibu menyusui.

Interaksi Obat

Hati-hati saat menggunakan Thiamycin bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Thiamycin dengan obat-obat berikut:

  • Obat penekan sumsum tulang belakang, meningkatkan risiko efek samping menekan sumsum tulang belakang.
  • Warfarin, meningkatkan efek antikoagulan dari warfarin.
  • Phenobarbital dan rifampicin, meningkatkan metabolisme kedua jenis obat ini.
  • Tolbutamid, phenytoin, dicumarol, meningkatkan efek farmakologis dari ketiga jenis obat ini.