Sistenol obat apa?
Sistenol adalah obat untuk meredakan berbagai gejala flu seperti demam, sakit kepala, badan nyeri, serta batuk berdahak yang biasanya menyertai flu atau pilek. Sistenol tersedia dalam bentuk kaplet salut selaput kemasan botol dan termasuk golongan obat keras yang hanya boleh dikonsumsi berdasarkan resep dokter.
Sistenol mengandung bahan aktif paracetamol, senyawa bersifat analgetik yang dapat meredakan nyeri dan sakit kepala serta bersifat antipiretik atau dapat menurunkan demam. Selain itu, obat ini juga dilengkapi dengan N-acetylcysteine (NAC), senyawa bersifat mukolitik yang dapat menurunkan kekentalan dahak pada saluran pernapasan yang menyebabkan dahak lebih mudah dikeluarkan bersamaan dengan batuk.
Ringkasan Obat Sistenol
Kandungan | Paracetamol 500 mg, N-acetylcysteine 200 mg |
Jenis obat | Analgetik, antipiretik, mukolitik |
Kategori | Obat keras |
Kegunaan | Meredakan gejala flu atau pilek seperti demam, nyeri badan, sakit kepala serta batuk berdahak |
Konsumen | Dewasa dan anak-anak |
Kehamilan | Kategori B (Boleh dengan syarat) |
Produsen | Dexa Medica |
Harga | Rp. 2.500 – 2.800 per kaplet, per botol isi 10 kaplet, tiap box berisi 6 botol |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Sistenol
Fungsi Sistenol dalam tubuh adalah sebagai pereda nyeri dan demam serta meredakan batuk berdahak yang disebabkan oleh flu atau pilek. Manfaat ini didapat dari kandungan bahan aktifnya yang berupa paracetamol dan N-acetylcysteine (NAC).
Paracetamol atau acetaminohphen adalah salah satu obat analgetik (pereda nyeri) yang paling sering digunakan di dunia. Secara teoritis obat ini bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase-1 dan 2 (COX-1 dan COX2). Sementara enzim COX ini penting peranannya dalam sintesis prostaglandin. Menghambat produksi prostaglandin berarti mengurangi respon tubuh terhadap peradangan dan rasa sakit sehingga dapat meredakan nyeri dan sakit kepala untuk sementara waktu.
Bahan aktif Sistenol lainnya berupa N-acetylcystein (NAC) bekerja meredakan batuk berdahak. Senyawa bersifat mukolitik ini dapat membuka ikatan disulfida mukoprotein dahak di saluran pernapasan. Akibatnya viskositas dahak atau lendir menjadi lebih kecil atau dengan kata lain jadi lebih encer sehingga mudah dikeluarkan bersamaan dengan batuk. Penambatan NAC tidak hanya sebagai mukolitik, senyawa ini juga berperan sebagai hepatoprotektif agen yang menjaga fungsi hati terhadap kerusakan yang dipicu oleh paracetamol.
Indikasi dan Kegunaan Sistenol
Sistenol digunakan untuk meredakan berbagai gejala flu seperti demam, sakit kepala, nyeri badan serta batuk berdahak yang biasanya menyertai flu.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Orang dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap N-acetylcysteine dan paracetamol.
- Penderita gangguan fungsi ginjal parah atau penderita penyakit hati aktif.
Dosis Sistenol dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Sistenol untuk meredakan gejala flu yang disertai batuk berdahak
- Dosis dewasa: 1 kaplet 3 kali sehari.
- Dosis anak-anak:
- Umur 6 – 11 tahun: ½ – 1 kaplet 3 kali sehari.
- Umur 1 – 5 tahun: ¼ – ½ mg tiga kali sehari.
- Umur di atas 11 tahun: sama dengan dosis dewasa.
Aturan pakai:
- Gunakanlah obat ini setelah atau bersamaan dengan makan.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Sistenol pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Sistenol
Sistenol umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Sistenol meliputi:
- Reaksi alergi.
- Mual dan muntah.
- Gangguan pencernaan.
- Gangguan fungsi darah (neutropenia atau trombositopenia).
- Purpura.
- Gangguan fungsi hati (untuk penggunaan jangka waktu lama).
Efek Overdosis Sistenol
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Sistenol dapat berupa mual, muntah, diare, pucat, asidosis metabolik, serta reaksi anafilaktik. Jika kondisi ini terjadi segera melapor ke dokter Anda.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi obat mengandung paracetamol atau jenis OAINS lainnya serta obat mengandung NAC.
- Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita anemia, gangguan fungsi pencernaan, gagal ginjal dan asma.
- Hindari mengonsumsi obat ini melebihi dosis anjuran karena dapat meningkatkan risiko kerusakan fungsi hati.
- Hentikan penggunaan dan kunjungi dokter Anda jika setelah 2 hari demam tidak turun dan nyeri tidak mereda.
- Penggunaan pada ibu hamil sebaiknya hanya digunakan jika sangat diperlukan saja.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Sistenol untuk ibu hamil?
Bahan aktif Sistenol berupa paracetamol dan N-acetylcystein digolongkan sebagai obat kategori B untuk ibu hamil. Hal itu berarti kedua studi kedua jenis obat ini pada sistem reproduksi hewan percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap janin, tetapi studi terkontrol terhadap wanita hamil belum pernah dilakukan. Untuk menghindari risiko yang mungkin terjadi sebaiknya obat ini hanya digunakan jika sangat dibutuhkan saja selama masa kehamilan.
Bolehkah Sistenol untuk ibu menyusui?
Bahan aktif Sistenol berupa paracetamol diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui sementara bahan lainnya berupa NAC belum diketahui apakah dapat masuk atau tidak. Paracetamol dianggap masih cukup aman dikonsumsi ibu menyusui asalkan sesuai dosis anjuran. Oleh karena itu, penggunaan obat ini dianggap cukup aman asalkan dikonsumi dalam dosis anjuran dan sebaiknya di beri jeda waktu sebelum pemberian ASI setelah konsumsi obat, hal itu untuk menghindari kemungkinan efek samping yang ditimbulkan.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Sistenol bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Sistenol dengan obat-obat berikut:
- Antikoagulan jenis indandion dan coumarin, dapat menurunkan efektivitas kedua jenis antikoagulan tersebut.
- Phenotiazine atau antipiretik lainny, meningkatkan risiko hipotermia.