Regumen obat apa?
Regumen adalah obat yang mengandung hormon progesteron sintetik yang digunakan untuk mengatasi masalah pendarahan pada uterus dan siklus menstruasi serta digunakan sebagai penunda haid dan obat kontrasepsi. Obat ini tidak boleh dikonsumsi sembarangan dan hanya boleh digunakan jika diresepkan oleh dokter.
Obat Regumen mengandung bahan aktif berupa norethisterone, hormon progesteron sintetik dengan fungsi yang mirip dengan hormon progesteron alami yang diproduksi tubuh. Senyawa ini dapat menghambat ovulasi sehingga dapat digunakan sebagai obat kontrasepsi. Fungsinya yang mirip progesteron juga digunakan untuk mengatasi pendarahan uterus abnormal, amenorea, endometriosis, nyeri haid, dismenore, serta menunda haid.
Ringkasan Obat Regumen
Kandungan | Norethisterone 5 mg |
Jenis obat | Hormon progesteron sintetik |
Kategori | Obat keras |
Kegunaan | Mengatasi pendarahan uterus abnormal, endometriosis, sindrom premenstruasi (PMS), nyeri haid, menorhagia, dismenore, mencegah kehamilan, serta menunda haid |
Konsumen | Dewasa |
Kehamilan | Kategori X (dilarang) |
Produsen | Sanbe Farma |
Harga | Rp. 42.000 – 50.000 per strip isi 10 tablet, per box isi 3 strip |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Regumen
Fungsi Regumen dalam tubuh yaitu sebagai obat untuk mencukupi kebutuhan hormon progesteron yang kurang dalam tubuh. Kekurangan hormon progesteron pada wanita dapat menyebabkan berbagai gangguan menstruasi seperti amenorea (tidak menstruasi lebih dari 6 bulan), menorhagia (pendarahan menstruasi yang lebih lama 10-12 hari), metropati hemoragik (siklus menstruasi fase tunggal tanpa ovulasi), serta pendarahan uterus abnormal dan nyeri haid.
Bahan aktif Regumen berupa norethisteron merupakan hormon progesteron sintetik yang kerap digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan estrogen untuk digunakan sebagai penunda kehamilan (kontrasepsi) karena efeknya yang mampu mencegah ovulasi. Obat ini juga kerap digunakan sebagai penunda haid bagi wanita yang ibadah haji atau umrohnya tidak ingin terganggu menstruasi.
Norethisteron terdifusi secara bebas ke sel-sel target dan mengikat reseptor progesteron di saluran reproduksi wanita, kelenjar mammae, hipotalamus dan pituari. Ketika berikatan dengan reseptor progesteron, senyawa ini akan memperlambat pelepasan hormon GnRH di hipotalamus dan menumpulkan lonjakan hormon LH yang akhirnya menghambat ovulasi.
Indikasi dan Kegunaan Regumen
Regumen digunakan untuk mengatasi berbagai masalah menstruasi akibat ketidakseimbangan hormon proegesteron serta beberapa kondisi lainnya seperti berikut ini:
- Amenorea (tidak haid selama lebih dari 6 bulan).
- Metropati hemoragik (siklus menstruasi tanpa ovulasi).
- Menorhagia (pendarahan menstruasi lebih lama, 10 – 12 hari).
- Pendarahan uterus abnormal.
- Nyeri haid seperti dismenore atau pre menstrual sindrom (PMS).
- Menunda haid.
- Kontrasepsi oral.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Penderita gangguan fungsi hati berat.
- Memiliki riwayat penyakit kuning, herpes dan pruritus selama kehamilan.
- Penderita karsinoma genital atau pada payudara.
- Penderita porfiria.
- Pendarahan jalur lahir yang tidak terdiagnosa.
- Penderita sindrom Dublin Jhonson & Rotor.
- Penderita tumor hati.
- Penderita gangguan fungsi jantung, tromboemboli, tromboflebitis, serta berisiko mengalami serangan jantung.
- Tidak boleh digunakan pada ibu hamil.
Dosis Regumen dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Regumen untuk menunda menstruasi
- Dosis dewasa: 1 table 3 kali sehari selama 10 – 14 hari, dimulai 3 hari sebelum hari perkiraan menstruasi. Atau 1 tablet 3 kali sehari selama 5 hari sebelum berangkat umroh atau haji. Jika muncul flek dosis dapat ditingkatkan 2 tablet 3 kali sehari hingga flek mereda.
Dosis Regumen untuk mengatasi PMS dan metropati hemoragik
- Dosis dewasa: 1 table 2-3 kali sehari dari mulai hari ke 19 – 23 pada siklus menstruasi.
Dosis Regumen untuk mengatasi dismenore
- Dosis dewasa: 1 table 3 kali sehari dari hari ke 5 – 24 pada siklus menstruasi. Dapat digunakan selama 3 – 4 siklus menstruasi.
Dosis Regumen untuk mengatasi menorhagia
- Dosis dewasa: 1 table 3 kali sehari selama 10 hari hingga pendarahan terhenti.
Dosis Regumen untuk mengatasi endometriosis
- Dosis dewasa: 1 table 2 kali sehari dimulai pada hari ke 5 pada siklus menstruasi selama 4 – 6 bulan. Jika muncul flek dosis dapat ditingkatkan menjadi 2 tablet 2 kali sehari.
Dosis Regumen untuk mengatasi pendarahan uterus disfungsional
- Dosis dewasa: 1 tablet 3 kali sehari selama 10 hari. Untuk mencegah pendarahan, 1 tablet 2 – 3 kali sehari dimulai pada hari ke 19 – 26 dari siklus menstruasi.
Baca juga: Dosis Regumen untuk Melancarkan Haid
Aturan pakai:
- Gunakanlah obat ini setelah atau sebelum makan.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Regumen pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Regumen
Regumen umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, beberapa efek samping mungkin muncul dan perlu diperhatikan. Efek samping Regumen meliputi:
- Gangguan fungsi hati yang memicu penyakit kuning.
- Eksaserbasi (semakin parah) epilepsi dan migrain.
- Muncul jerawat.
- Urtikaria.
- Retensi urin.
- Gangguan pencernaan.
- Penurunan libido.
- Ketidaknyamanan pada payudara.
- Siklus menstruasi tidak teratur.
- Mual.
- Insomnia.
- Mengantuk.
- Hirsutisme/tumbuhnya rambut pada wanita ditempat yang biasanya tumbuh rambut pada pria (untuk penggunaan jangka panjang).
Efek Overdosis Regumen
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Regumen dapat berupa semakin parahnya efek samping yang ditimbulkan seperti, mual dan muntah parah, insomnia, gangguan pencernaan serta munculnya penyakit kuning. Jika kondisi ini terjadi segera konsultasikan ke dokter Anda.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi obat dengan kandungan hormon progesteron sintetik.
- Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita diabetes melitus, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, gangguan fungsi ginjal dan jantung, memiliki riwayat gangguan tromboemboli, serta menderita anemia sel sabit.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Regumen untuk ibu hamil?
Bahan aktif Regumen berupa norethisterone digolongkan dalam obat kategori X untuk ibu hamil. Hal itu berarti studi bahan obat ini pada binatang percobaan atau manusia telah memperlihatkan adanya abnormalitas janin dan besarnya resiko obat ini pada wanita hamil jelas-jelas melebihi manfaatnya. Oleh karena itu penggunaannya dilarang selama kehamilan.
Penggunaan obat ini pada ibu hamil dengan niat menggugurkan kandungan tidak diperbolehkan, karena konsekuensi hukum dapat menjerat pelakuknya.
Bolehkah Regumen untuk ibu menyusui?
Belum diketahui apakah bahan aktif Regumen dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui demikian juga risikonya pada bayi yang menyusu. Oleh karena itu penggunaan obat ini selama masa menyusui sebaiknya dihindari atau dikonsultasikan dahulu dengan dokter Anda.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Regumen bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Regumen dengan obat-obat berikut:
- Phenobarbital, phenytoin, carbamezepine, rifampicin, rifabutin, ampicillin, cotrimoxazole, dapat menurunkan konsentrasi norethisterone sehingga menurunkan efektivitasnya.
- OAINS, vasodilator, meningkatkan retensi urin tambahan.
- Obat antidiabetik, hormon tiroid, terapi antikoagulan, dapat berkurang efektivitasnya sehingga perlu penyesuaian dosis.
- Ciclosporin, dapat meningkatkan konsentrasi ciclosporin (dapat berakibat fatal).