Meloxicam adalah obat yang memiliki efek anti nyeri (analgesik), anti radang (antiinflamasi) dan anti demam (antipiretik). Obat ini umumnya direepkan untuk mengatasi rasa sakit dan radang pada osteoartritis dan reumatoid artritis.
Obat resep ini termasuk dalam golongan antiinflamasi non-steroid (AINS). Mekanisme kerja obat meloxicam adalah dengan mengurangi produksi prostaglandin melalui jalur enzim siklooksigenase yang bertanggung jawab menimbulkan rasa nyeri dan radang di dalam tubuh.
Sekilas Tentang Obat Meloxicam
Jenis obat | Obat anti inflamasi non-steroid (AINS) |
Golongan | Obat Resep |
Kegunaan | Mengatasi rasa sakit pada terapi jangka pendek kekambuhan akut osteoartritis dan terapi jangka panjang reumatoid artritis. |
Dikonsumsi oleh | Dewasa (usia > 15 tahun) |
Bentuk obat | Tablet, Kaplet, Suppositoria, Injeksi |
Merek dagang | Arimed, Artrilox, Atrocox, Cameloc, Denilox, Flamoxi, Futamel, Hufaxicam, Loxil, Loximei, Loxinic, Mecox, Meflam, Melicam, Melocid, Melogra, Meloxicam OGB Medikon, Meloxin, Mevilox, Mexphram, Movicox, Movix, Moxam, Moxic, Nucoxi, Ostelox, Oxcam 15, Paxicam, Relox, Rhemacox, Velox, X-Cam. |
Mekanisme Kerja Meloxicam
Meloxicam mengurangi rasa nyeri dan radang dengan mengurangi produksi prostaglandin dalam tubuh. Prostaglandin merupakan senyawa utama dalam proses inflamasi yang disintesis oleh tubuh ketika terjadi trauma.
Meloxicam sebagaimana obat AINS lainnya, bekerja dengan menghambat kinerja enzim siklooksigenasi-1 (COX-1) dan siklooksigenas-2 (COX-2) yang bertanggung jawab dalam sintesis prostaglandin. Daya hambat meloxicam terhadap enzim COX-2 lebih besar dibandingkan COX-1. Penghambatan kinerja enzim siklooksigenase akan penurunkan jumlah produksi prostaglandin sehingga akan mengurangi rasa nyeri dan radang akibat adanya trauma. Hasil metabolisme meloxicam di dalam tubuh kemudian dikeluarkan melalui urin dan fases.
Indikasi dan Kegunaan
Meloxicam obat apa? sesuai dengan mekanisme kerjanya, maka obat ini digunakan untuk mengatasi nyeri dan radang pada kasus:
- Terapi simtomatik jangka pendek untuk kekambuhan akut osteoartritis.
- Terapi jangka panjang untuk reumatoid artritis (poliartritis kronik).
Kontraindikasi
Harap perhatikan! Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini. Meloxicam tidak boleh digunakan oleh orang dengan kondisi sebagai berikut:
- Memiliki alergi terhadap meloxicam atau obat golongan AINS lainnya serta komponen-komponen obat lain di dalamnya.
- Penderita tukak peptik aktif, pendarahan saluran cerna, ulceratif kolitis atau penyakit inflamasi aktif pada saluran cerna lainnya.
- Gangguan ginjal dan gangguan hati berat.
- Wanita hamil terutama pada trimester akhir karena dapat menyebabkan penutupan duktus arteriosus yang prematur pada janin. Duktus arteriosus adalah pembuluh darah janin selama dalam kandungan yang digunakan untuk sistem pernapasan. Pada kondisi normal, secara otomatis duktus arteriosus akan menutup saat bayi dilahirkan.
- Tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui karena dapat meloxicam dapat dikeluarkan melalui ASI.
- Penderita dengan kelainan darah atau pendarahan misalnya hemofilia, anemia hemolitik, tombositopenia dan diatesis hemoragik (kelainan proses perdarahan).
- Memiliki riwayat asma bronkial atau bronkospasme (penyempitan dinding bronkial) berat.
- Pasien sebelum dan setelah melakukan operasi bypass jantung karena dapat meningkatkan risiko infark miokardiak dan stroke.
- Anak-anak < 15 tahun.
Dosis Meloxicam dan Cara Pemakaian
Meloxicam tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, suppositoria dan injeksi, degan kekuatan sediaan sebagai berikut:
- Kekuatan dosis meloxicam tablet dan kaplet : 7,5 mg dan 15 mg
- Kekuatan dosis meloxicam suppositoria : 15 mg
- Kekuatan dosis meloxicam injeksi : 1,5 mg/1,5 ml
Obat ini hanya boleh digunakan oleh orang dengan usia > 15 tahun. Dosis lazim penggunaan meloxicam adalah sebagai berikut:
Osteoartritis akut | 1 x 7,5 mg sehari, dapat ditingkatkan hingga 15 mg sehari |
Reumatoid artritis | 1 x 15 mg sehari, dapat diturunkan hingga 7,5 mg sehari, untuk penderita gagal ginjal maksimal 7,5 mg sehari |
Efek Samping Meloxicam
Seperti halnya dengan obat-obat lainnya, Meloxicam juga berpotensi menyebabkan efek samping. Efek samping yang umum terjadi diantaranya:
- Keluhan gangguan pencernaan yang dapat berupa anoreksia, perdarahan saluran cerna, nyeri perut, mual, muntah, perforasi, tukak lambung dan usus, bersendawa, konstipasi, dan diare.
- Gangguan syaraf pusat yang dapat bermanifestasi menjadi sakit kepala, pusing, vertigo dan insomnia.
- Gangguan darah (hematologik) seperti trombositopenia, anemia dan depresi sumsum tulang.
- Reaksi alergi yang biasanya ditandai dengan munculnya rasa gatal pada kulit, kemerahan, bengkak pada lidah dan kulit dan kesulitan bernapas.
- Gangguan fungsi hati dan ginjal.
- Bronkospasme yaitu penyempitan bronki yang dapat memicu asma.
- Penglihatan kabur dan gangguan keseimbangan.
Efek samping tersebut tidak selalu terjadi di setiap orang, bilapun terjadi memiliki tingkat keparahan yang berbeda tergantung dengan kondisi tubuh. Untuk menghindari hal tersebut maka penggunaanya harus sesuai dengan anjuran dokter atau apoteker. Jika mengalami efek samping jangan panik, segera hentikan pemakaian dan hubungi dokter atau apoteker.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat meloxicam ini, perhatikan hal-hal berikut:
- Jangan menggunakan obat ini tanpa petunjuk dan anjuran dokter atau apoteker.
- Selama mengkonsumsi meloxicam jangan menggunakan obat lain tanpa sepengetahuan dokter atau apoteker. Karena ada beberapa obat yang bila digunakan secara bersamaan dapat meningkatkan risiko efek samping misalnya warfarin, heparin, ticlodipine, clopidogrel, tirofiban, ACE inhibitor, hydralazine, thiazid, kortikosteroid, kolestiramin, kolestipol, lithium, alkohol siklosporin dan IUD (spiral KB)
- Penggunaannya harus hati-hati pada penderita penyakit kardiovaskuler misalnya hipertensi, retensi cairan tubuh atau gagal jantung.
- Hati-hati pada pasien dengan gangguan pencernaan, peningkatan asam lambung, tukak lambung, dan pendarahan saluran cerna.
- Tidak direkomendasikan dan berbahaya untuk ibu hamil dan menyusui, sehingga sampaikan kepada dokter atau apoteker jika Anda sedang atau memiliki rencana untuk hamil atau menyusui.
- Harus ada penyesuaian dosis dan pemantauan fungsi ginjal dan hati jika digunakan pada pasien dengan gangguan ginjal maupun hati.
- Hati-hati penggunaannya pada penderita asma.
- Jangan diminum dalam keadaan perut kosong, minumlah setelah makan untuk menghindari efek samping pada saluran pencernaan.
- Jika mengalami efek samping yang parah dan berkepanjangan hentikan penggunaan dan segera hubungi dokter atau apoteker.