Ketotifen obat apa?
Ketotifen adalah obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi yang berkaitan dengan alergi akibat meningkatnya histamin dalam tubuh. Tingginya histamin tubuh dapat disebabkan oleh masuknya substansi asing yang menyebabkan munculnya beberapa gejala alergi seperti mata berair dan gatal, bersin-bersin, pilek, asma, serta mata bintitan (konjungtivitis).
Ketotifen merupakan obat dari golongan antihistamin H1 non kompetitif yang dapat bekerja cepat meredakan alergi. Ketotifen dapat menstabilkan sel mastosit atau sel biang yang merupakan bagian penting sistem imun yang melepaskan histamin dan heparin. Sehingga, Ketotifen dapat meredakan gejala alergi yang dipicu oleh meningkatnya histamin endogen tubuh.
Ringkasan Obat Ketotifen
Jenis obat | Antihistamin, preparat antiasma dan PPOK |
Kategori | Obat keras |
Kegunaan | Meredakan gejala-gejala alergi, terapi tambahan untuk asma |
Konsumen | Dewasa dan anak-anak |
Kehamilan | Kategori C (hindari) |
Sediaan | Tablet: 1 mg; Sirup: 1 mg/ml; Drop: 250 mcg/ml |
Merek | Tosma, Profilas, Intifen, Zaditen, Astifen, Scanditen, Ditensa, |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Ketotifen
Fungsi Ketotifen dalam tubuh yaitu untuk menghambat aktivitas histamin. Kemampuannya menghambat pelepasan mediator dari sel mastosit membuatnya mampu mencegah terjadinya reaksi hipersensitivitas atau alergi.
Sel-sel mastosit tersebar di seluruh tubuh terutama di area yang kontak langsung dengan lingkungan luar seperti kulit, paru-paru, saluran pencernaan, dan selaput mata. Sebenarnya sel mastosit berperan penting dalam menjaga tubuh dari substansi asing yang masuk ke tubuh. Namun, saat reaksinya berlebihan diperlukan antihistamin yang dapat menghambat efek yang ditimbulkan.
Selain itu, Ketotifen juga menghambat cAPM fosfodiesterase, menghambat kemotaksis dan pengaktifan eosinofil. Hal ini berperan dalam mengurangi peradangan yang terjadi di mata saat mengalami konjungtivitis. Dalam saluran pernapasan efek ini juga akan membantu mengurangi gejala asma.
Indikasi dan Kegunaan Ketotifen
Ketotifen digunakan untuk meredakan gejala alergi yang disebabkan masuknya substansi asing ke tubuh yang menyebabkan beberapa kondisi berikut:
- Rinitis alergi (mata berair dan gatal, bersin-bersin).
- Asma.
- Mata bintitan atau konjungtivitis.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Orang yang memiliki riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap Ketotifen atau antihistamin H1 lainnya.
- Sedang diterapi dengan obat antidiabetes.
Dosis Ketotifen dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Ketotifen untuk meredakan rhinitis alergi
- Dosis dewasa: dalam sediaan tablet 1 mg (atau 1 sendok takar sirup) 2 kali sehari. Dapat ditingkatkan hingga 2 mg 2 kali sehari jika dibutuhkan. Pemberian dosis 0,5 – 1 mg di malam hari untuk meminimalisir kantuk.
- Dosis anak-anak: untuk umur di atas 3 tahun sama dengan dosis dewasa. Pemberian pada anak umur di bawah 3 tahun harus dihindari atau hanya jika disarankan dan diawasi oleh dokter.
Dosis Ketotifen untuk mengatasi asma
- Dosis dewasa: 1 mg dalam bentuk tablet atau 1 sendok takar sirup 5 ml 2 kali sehari. 1 dosis di pagi hari dan 1 lagi di malam hari.
- Dosis anak-anak: umur 6 bulan hingga 3 tahun, 0,25 ml (50 mcg atau 0,05 mg) sirup per kilogram berat badan sebanyak 2 kali sehari. 1 di pagi hari dan 1 di malam hari.
Dosis Ketotifen untuk meredakan gatal konjungtivitis (mata bintitan)
- Dosis Dewasa: dalam bentuk obat tetes 0,025 %, teteskan 1 tetes pada kantung mata yang sakit sebanyak 2 kali sehari.
- Dosis anak-anak: umur di atas 3 tahun sama dengan dosis dewasa.
Aturan pakai:
- Gunakanlah Ketotifen tablet dan sirup setelah makan atau bersamaan dengan makan.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam. Disarankan sekali di pagi hari dan sekali di malam hari. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsi atau menggunakannya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Ketotifen pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Ketotifen
Ketotifen ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Ketotifen meliputi:
- Mengantuk.
- Pusing.
- Susah tidur.
- Mulut kering.
- Meningkatnya berat badan.
- Iritasi dan mata kering (pada penggunaan di mata).
- Sistitis (peradangan pada saluran kemih).
Efek Overdosis Ketotifen
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Ketotifen dapat berupa mengantuk, kebingungan, sakit kepala, hipotensi, bradikardia, koma reversibel, kejang-kejang (pada anak-anak). Jika kondisi ini terjadi segera bawa penderita ke unit kesehatan terdekat dan konsultasikan dengan dokter.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat menggunakan obat ini.
- Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan kejang atau riwayat epilepsi, anak-anak, wanita hamil dan ibu menyusui.
- Hindari berkendara atau menggunakan alat berat yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Ketotifen untuk ibu hamil?
Ketotifen digolongkan dalam obat ketegori C untuk ibu hamil baik bentuk oral maupun optalmik. Hal itu berarti studi bahan obat ini pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu penggunaannya sebaiknya dihindari atau hanya jika sangat diperlukan oleh ibu hamil setelah mempertimbangkan efeknya pada janin.
Bolehkah Ketotifen untuk ibu menyusui?
Ketotifen sediaan oral diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI hewan percobaan namun pada manusia belum diketahui. Oleh karena itu untuk menghindari risiko yang mungkin membahayakan ibu dan bayi yang menyusu sebaiknya hindar penggunaan obat ini selama masa menyusui.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Ketotifen bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Ketotifen dengan obat-obat berikut:
- Obat penenang dan hipnotik, dapat meningkatkan efek kedua jenis obat ini.
- Antihistamin, dapat mempotensiasi obat antihistamin lainnya.
- Obat antidiabetes, dapat mengurangi jumlah trombosit yang dapat berakibat fatal.