cortidex tablet dan injeksi

Cortidex obat apa?

Cortidex adalah obat yang tersedia dalam bentuk tablet dan cairan injeksi yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan yang merespon pemberian kortikosteroid secara sistemik. Kortikosteroid memiliki fungsi utama sebagai pereda peradangan, menakan kerja sistem imun yang berlebihan serta sebagai tambahan hormon steroid tubuh jika kekurangan.

Cortidex mengandung senyawa kortikosteroid berupa dexamethasone yang merupakan obat dari golongan glukokortikoid agonis yang melintasi membran sel dan berikatan dengan reseptor glukokortikoid di sitoplasma. Pengikatan ini menyebabkan terhambatnya kerja mediator inflamasi, penekanan sistem imun humoral, pengurangan edema atau jaringan parut.

Ringkasan Obat Cortidex

KandunganTablet: dexamethasone 0,5 mg; Cairan injeksi: dexamethasone 5 mg/ml
Jenis obatHormon kortikosteroid
KategoriObat keras
KegunaanMengobati berbagai kondisi yang dapat diatasi dengan pemberian kortikosteroid secara sistemik seperti alergi, peradangan, rematik, penyakit kolagen, edema, terapi syok, leukimia, serta kelainan hematologis
KonsumenDewasa dan anak-anak
KehamilanKategori C (hindari)
ProdusenSanbe Farma
HargaRp. 3.800 – 4.000 per strip isi 10 tablet, per box isi 10 strip; Rp. 10.000 – 15.000 per ampul, per box isi 10 ampul

Cara Kerja dan Fungsi Obat Cortidex

Fungsi Cortudex dalam tubuh yaitu sebagai agen antiinflamasi, penekan kerja sistem imun, dan mengurangi edema. Bahan aktif Cortudex berupa dexamethasone adalah senyawa glukokortikoid sintesis yang memiliki manfaat sebagai pereda peradangan dan penekan sistem imun yang bekerja secara sistemik bahkan dapat menembus susunan saraf pusat (SSP), sehingga juga dapat digunakan untuk meredakan edema di otak.

Dexamethasone berfungsi sebagai long-acting glukokortikoid kuat yang mampu menekan produksi mediator inflamasi seperti prostaglandin dan leukotrien sehingga inflamasi dapat dikurangi. Senyawa  ini juga dapat menekan permeabilitas kapiler, menekan kerja sistem imun, dan penahan natrium sehingga dapat mengatasi berbagai kondisi kelebihan cairan di jaringan seperti edema pada berbagai bagian tubuh.

Indikasi dan Kegunaan Cortidex

Cortidex digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi peradangan, hiperakivitas sistem imun serta edema seperti berikut ini:

  • Alergi.
  • Reumathoid arthritis.
  • Gout akut.
  • Spondilitis ankilosa.
  • Gangguan fungsi kelenjar adrenal.
  • Laukemia akut.
  • Psoriasis parah.
  • Asma bronkial.
  • Penyakit kolagen.
  • Terapi syok.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:

  • Orang dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap obat jenis kortikosteroid.
  • Penderita ulkus peptikum, osteoporosis, TB aktif, psikosis, psikoneurosis berat, infeksi jamur sistemik, infeksi sistemik yang tidak dirawat dengan antiinfeksi spesifik.
  • Tidak boleh diberikan pada orang yang baru saja diberikan vaksin hidup.

Dosis Cortidex dan Aturan Pakai

Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.

Dosis Cortidex tablet untuk mengatasi peradangan, edema, sistem imun hiperaktif

  • Dosis dewasa: 0,5 – 9 mg per hari dibagi dalam beberapa dosis.
  • Dosis anak-anak:
    • Umur 6 – 12 tahun: 0,25 – 2 mg, 2 kali sehari atau dibagi dalam beberapa dosis.
    • Umur 1 – 5 tahun: 0,25 – 1 mg, 2 kali sehari atau dibagi dalam beberapa dosis.
    • Umur kurang dari 1 tahun: 0,1 – 0,25 mg, 2 kali sehari.

Dosis Cortidex cairan injeksi untuk terapi intensif atau darurat

  • Dosis dewasa: 2 – 4 mg, 6 – 8 kali sehari. Maksimal dosis 50 mg. Untuk terapi syok dosisnya 1-6 mg/kg berat badan.

Aturan pakai:

  • Gunakanlah obat ini setelah atau bersamaan dengan makanan.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya, untuk sediaan injeksi pastikan hanya digunakan atas saran dokter dan penggunaannya dibantu tenaga medis profesional.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Cortidex pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Cortidex

Cortidex umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, beberapa efek samping mungkin muncul dan perlu diperhatikan. Efek samping Cortidex meliputi:

  • Retensi cairan dan garam.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Hiperhidrosis.
  • Amenore.
  • Pankreatitis akut.
  • Osteonekrosis aseptik.
  • Nafsu makan meningkat.
  • Atrofi lokal.
  • Gangguan pertumbuhan (terutama pada anak-anak).

Efek Overdosis Cortidex

Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Cortidex dapat berupa toksisitas retina, glaukoma, katarak subkapsular, perdarahan saluran cerna, pankreatitis, osteoporoisi, obesitas, miopati, hipertensi, diabetes, gangguan tidur, luka sulit sembuh, atrofi kulit. Jika kondisi ini terjadi segera melapor ke dokter Anda.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika memiliki riwayat alergi terhadap dexamethasone atau jenis obat kortikosteroid lainnya.
  • Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita tekanan darah tinggi, gagal jantung, diabetes melitus, gagal ginjal kronis, dan uremia.
  • Perhatian lebih harus diberikan untuk penggunaan pada wanita hamil dan lansia.

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Cortidex untuk ibu hamil?

Bahan aktif Cortidex berupa dexamethasone digolongkan sebagai obat kategori C untuk ibu hamil. Hal itu berarti studi obat ini pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan.

Oleh karena itu penggunaan obat ini sebaiknya dihindari selama kehamila. Jikapun dibutuhkan, pertimbangan manfaatnya harus lebih besar dari risiko yang mungkin ditimbulkan

Bolehkah Cortidex untuk ibu menyusui?

Bahan aktif Cortidex diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI dalam jumlah yang cukup kecil. Meskipun kecil, risikonya terhadap bayi yang menyusu tetap tidak boleh dikesampingkan. Oleh karena itu penggunaan dosis kecil dianggap cukup aman, namun untuk dosis farmakologisnya sebaiknya dihindari selama masa menyusui.

Interaksi Obat

Hati-hati saat menggunakan Cortidex bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Cortidex dengan obat-obat berikut:

  • Phenytoin, phenobarbital, rifampisin, vitamin A, antibiotik tetrasiklin, tiazid, dapat berkurang manfaatnya jika dikombinasikan dengan Cortidex.
  • Antikoagulan oral, salisilat dan hipoglikemik oral, dapat berkurang efektivitasnya.