cardio aspirin tablet 100 mg

Cardio Aspirin obat apa?

Cardio Aspirin adalah obat yang digunakan untuk meredakan nyeri, peradangan serta demam. Selain itu, Cardio Aspirin juga memiliki sifat antiplatelet atau menghambat terjadinya pembekuan darah sehingga sering digunakan untuk mengurangi risiko penyumbatan pembuluh darah pada penderita stroke, infark miokard dan penyakit kardiovaskular lain.

Bahan aktif Cardio Aspirin adalah acetylsalicylic acid atau dikenal juga sebagai aspirin atau acetosal. Sebagai salah satu jenis OAINS obat ini bekerja mirip dengan OAINS lainnya yaitu dengan menghambat produksi prostaglandin yang merupakan mediator munculnya rasa nyeri dan peradangan. Obat ini juga mempengaruhi kerja tromboksan A2 yang berperan penting dalam pembekuan darah sehingga digunakan sebagai antiplatelet.

Ringkasan Obat Cardio Aspirin

KandunganAcetylsalicylic acid (aspirin/asetosal): 100 mg
Jenis obatOAINS
KategoriObat keras
KegunaanPereda nyeri, peradangan dan demam serta juga digunakan sebagai antiplatelet (mencegah pembekuan darah) untuk mengurangi risiko trombosis koroner dan infark miokard
KonsumenDewasa
KehamilanKategori C (hindari)
ProdusenBayer
HargaRp. 8.000 per strip isi 10 tabel, Rp. 65.000 per box

Cara Kerja dan Fungsi Obat Cardio Aspirin

Fungsi Cardio Aspirin dalam tubuh adalah sebagai pereda nyeri, peradangan dan demam serta membantu mencegah terjadinya pembekuan darah (antiplatelet). Bahan aktif Cardio Aspirin berupa Acetylsalicylic acid/aspirin/asetosal merupakan senyawa salisilat yang bersifat analgesik, antipiretik dan antiinflamasi.

Acetylsalicylic acid mampu berikatan secara ireversible dengan reseptor prostaglandin pada enzim siklooksigenase-1 (COX-1). Akibatnya terjadi penghambatan terhadap sintesis prostaglandin dan tromboksan A2 dari jalur asam arakidonat. Sehingga terjadi pengurangan reaksi peradangan dan nyeri serta demam.

Penghambatan terhadap tromboksan A2 menyebabkan proses pembekuan darah terganggu sehingga bekuan darah dapat dikurangi. Namun obat ini tidak ditujukan untuk menghancurkan bekuan darah yang sudah terbentuk melainkan hanya mencegahnya.

Indikasi dan Kegunaan Cardio Aspirin

Cardio Aspirin digunakan untuk mengatasi beberapa kondisi yang berhubungan dengan nyeri, peradangan dan demam serta risiko sumbatan pada pembuluh darah akibat pembekuan darah. Beberapa kondisi tersebut diantaranya:

  • Meredakan nyeri dan peradangan pada sakit gigi, sakit kepala, nyeri sendi, rematik, gout, nyeri otot, nyeri pasca operasi serta nyeri dan peradangan ringan dan sedang lainnya.
  • Terapi pencegahan pada penderita gangguan kardiovaskular seperti stroke, infark miokard serta pada pasien yang berisiko tinggi mengalami serangan kardiovaskular.

Kontraindikasi

Perlu diperhatikan! Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:

  • Orang dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap aspirin atau obat jenis OAINS lainnya.
  • Penderita tukak saluran cerna, pendarahan otak, kelainan pembekuan darah seperti hemofilia dan trombositopenia, serta penderita asam urat.
  • Penderita gangguan fungsi ginjal dan hati berat.
  • Anak-anak berumur kurang dari 16 tahun atau yang baru pulih dari infeksi virus.
  • Ibu hamil pada penggunaan lebih dari 100 mg per hari pada trimester ke 3 kehamilan serta pada ibu menyusui.
  • Sedang diterapi dengan obat jenis OAINS lainnya atau obat methotrexate.

Dosis Cardio Aspirin dan Aturan Pakai

Peringatan! Pastikan dosis Cardio Aspirin yang Anda gunakan sesuai dengan resep dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.

Dosis Cardio Aspirin untuk meredakan nyeri, peradangan dan demam

  • Dosis dewasa: 300 – 900 mg diberikan setiap 4 – 6 jam sekali tergantung kondisi penyakit. Maksimal penggunaan per hari 4 gram.

Dosis Cardio Aspirin untuk meredakan nyeri sendi, rematik dan gout

  • Dosis dewasa: 4 – 8 gram per hari dibagi dalam beberapa dosis untuk kondisi akut. Untuk kondisi kronis dosisnya 5,4 gram per hari.

Dosis Cardio Aspirin untuk pencegahan kejadian kardiovaskular

  • Dosis dewasa: 75 – 150 mg sekali sehari untuk penggunaan jangka panjang.  150 – 300 mg per hari untuk penggunaan jangka pendek.

Aturan pakai:

  • Gunakanlah obat ini setelah atau bersamaan dengan makan. Hindari mengonsumsi obat ini saat perut kosong karena dapat meningkatkan risiko pendarahan saluran cerna.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Cardio Aspirin pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Cardio Aspirin

Cardio Aspirin umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, beberapa efek samping mungkin muncul dan perlu diperhatikan. Efek samping Cardio Aspirin meliputi:

  • Mual dan muntah.
  • Iritasi lambung.
  • Dispepsia.
  • Pusing dan kebingungan.
  • Gangguan pernapasan seperti asma, bronkospasme, dan rhinitis.
  • Ruam kulit dan urtikaria.
  • Efek samping berbahaya namun jarang terjadi seperti bronkospasme, dispnea paroksimal, koma, gagal jantung, gagal nafas serta hipoglikemia berat.
  • Efek samping berbahaya yang lebih jarang terjadi seperti sindrom reye, reaksi alergi (sindrom Stevens Jhonson dan angiodema), serta pendarahan saluran cerna.

Efek Overdosis Cardio Aspirin

Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Cardio Aspirin dapat berupa muntah, dehidrasi, tinitus, vertigo, sering berkeringat, denyut nadi meningkat, hipoglikemia, hipokalemia, trombositopenia, gagal ginjal, edema paru, kejang hingga koma. Jika kondisi ini terjadi segera bawa penderita ke unit kesehatan terdekat.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi Aspirin atau OAINS lainnya.
  • Hati-hati penggunaan pada penderita tukak lambung, asma, alergi kulit, anemia, dehidrasi, menorhagia, hipertensi yang tidak terkontrol, tyrotoksisitas, defisiensi G6PD.
  • Perhatian harus diberikan untuk penggunaan pada pasien pasca operasi, gangguan fungsi hati dan ginjal serta kehamilan.

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Cardio Aspirin untuk ibu hamil?

Bahan aktif Cardio Aspirin berupa Acetylsalicylic acid atau acetosal digolongkan sebagai obat kategori C untuk ibu hamil. Hal itu berarti studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu penggunaannya selama kehamilan sebaiknya dihindari terutama di trimester ke 3.

Bolehkah Cardio Aspirin untuk ibu menyusui?

Bahan aktif Cardio Aspirin diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui. Penggunaan selama menyusui terutama pada penggunaan jangka panjang dapat meningkatkan risiko asidosis metabolik pada bayi yang menyusu. Oleh karena itu sebaiknya dihindari selama masa menyusui.

Interaksi Obat

Hati-hati saat menggunakan Cardio Aspirin bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Cardio Aspirin dengan obat-obat berikut:

  • Kortikosteroid, meningkatkan risiko pendarahan saluran cerna.
  • Warfarin, fenindion, heparin, meningkatkan risiko pendarahan.
  • Antiplatelet (clopidogrel, dipyridamole), meningkatkan risiko pendarahan.
  • Acetazolamide, dapat meningkatkan risiko asidosis berat dan tekanan pada SSP.
  • Sulfonilurea, meningkatkan risiko hipoglikemik.
  • OAINS, dapat berakibat fatal menyebabkan pendarahan saluran cerna.
  • Metothrexate, meningkatkan risiko toksisitas hematologis.