Bactoderm obat apa?
Bactoderm adalah antibiotik topikal (dioleskan ke kulit) yang tersedia dalam bentuk krim dan salep. Obat ini bermanfaat untuk mengobati impetigo yang disebabkan oleh bakteri S. aureus dan S. pyogenes serta infeksi kulit sekunder seperti bisul, folikulistis dan frunkolisis, atau sebagai pengobatan infeksi sekunder pada luka bakar atau luka pasca operasi.
Obat ini mengandung bahan aktif mupirocin, antibiotik spektrum luas yang aktif membasmi berbagai jenis bakteri gram positif dan sebagian bakteri gram negatif dengan cara menghambat sintesis protein penting bakteri. Penggunaan obat ini harus dengan resep dokter dan digunakan sesuai dosis anjuran, terutama lama waktu pemberian obat.
Ringkasan Obat Bactoderm
Kandungan | Krim: mupirocin 5 mg dan 10 mg; Salep: mupirocin 10 mg |
Jenis obat | Antibiotik topikal |
Kategori | Obat keras |
Kegunaan | Mengatasi infeksi kulit aku seperti impetigo yang disebabkan oleh S. aureus dan S. pyogenes serta infeksi kulit sekunder |
Konsumen | Dewasa dan anak-anak |
Kehamilan | Kategori B (boleh) |
Produsen | Ikapharmindo Purtramas |
Harga | Rp. 37.500 – 50.000 per tube krim isi 5 mg; Rp. 54.000 – 70.000 per tube krim dan salep isi 10 mg |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Bactoderm
Fungsi Bactoderm untuk kulit adalah sebagai antibakteri topikal. Manfaat ini didapat dari bahan aktifnya yang berupa mupirocin. Mupirocin adalah senyawa yang dapat menghambat sintesis protein bakteri yang diproduksi dari fermentasi Pseudomonas fluorencens.
Mupirocin dapat menghambat sintesis protein bakteri dengan mengikat isoleusil transfer RNA sintetase. Akibatnya senyawa ini bersifat bakteriostatik dalam dosis kecil namun dapat bersifat bakterisidal untuk penggunaan jangka waktu lama.
Indikasi dan Kegunaan Bactoderm
Bactoderm digunakan untuk mengobati infeksi kulit primer akut seperti impetigo serta impetigo yang dipicu bakteri S. eureus dan S. pyogenes. Juga untuk mengatasi infeksi kulit sekunder lain, folikulitis, frunkolisis, infeksi pada luka bakar, luka trauma, dan luka setelah operasi.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap mupirocin dan polyethylen glycol tidak boleh menggunakan obat ini.
Dosis Bactoderm dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Bactoderm untuk mengatasi impetigo serta infeksi kulit sekunder
- Dosis dewasa: aplikasikan secara merata pada permukaan kulit yang sakit 3 kali sehari. Evaluasi perlu dilakukan setelah 3 – 5 hari belum ada respon berarti.
- Dosis anak-anak: aplikasikan sedikit saja pada area kulit yang sakit 2 kali sehari selama 5 – 10 hari. Penggunaan pada anak sebaiknya dalam pengawasan dokter.
Aturan pakai:
- Penggunaan sediaan salep pada wajah tidak boleh mengenai mata dan area mukosa mulut mata dan hidung.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk menggunakannya pada jam yang sama setiap hari.
Efek Samping Bactoderm
Bactoderm umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, beberapa efek samping mungkin muncul dan perlu diperhatikan. Efek samping Bactoderm meliputi:
- Ruam.
- Rasa seperti terbakar di kulit.
- Pruritus.
- Rasa menyengat di kulit.
- Gatal.
Efek Overdosis Bactoderm
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran atau digunakan pada area kulit yang luas serta jangka waktu yang lama dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Bactoderm dapat berupa superinfeksi akibat terjadinya pertumbuhan berlebihan mikroorganisme lain seperti jamur. Jika kondisi ini terjadi segera melapor ke dokter Anda.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika memiliki riwayat alergi saat menggunakan mupirocin atau PEG (poly ethylen glycol).
- Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita gangguan fungsi ginjal.
- Jika muncul reaksi alergi seperti pembengkakan pada mukosa mulut, atau kesulitan bernapas, maka penggunaan obat harus segera dihentikan dan dikonsultasikan kembali ke dokter.
- Perhatian lebih harus diberikan untuk penggunaan pada ibu hamil, menyusui serta anak-anak.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Bactoderm untuk ibu hamil?
Bahan aktif Bactoderm berupa mupirocin digolongkan dalam obat kategori B untuk ibu hamil. Hal itu berarti studi bahan obat ini pada sistem reproduksi hewan percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap janin, tetapi studi terkontrol terhadap wanita hamil belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, meskipun dianggap aman, penggunaan obat ini untuk ibu hamil tetap harus berhati-hati dan perlu dimonitor kemungkinan efek samping yang ditimbulkan.
Bolehkah Bactoderm untuk ibu menyusui?
Belum ada data yang menunjukkan mupirocin topikal dapat masuk dan mengontaminasi ASi ibu menyusui. Namun pemberian obat ini untuk ibu menyusui sebaiknya di bawah pengawasan terutama untuk penggunaan di area dada.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Bactoderm bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Bactoderm dengan obat-obat berikut:
- Chloramphenicol, mengganggu efektivitas mupirocin dalam menghambat sintesis protein bakteri.