Anacetine obat apa?
Anacetine adalah obat berbentuk sirup untuk meredakan gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, bersin-bersin dan yang disertai batuk terutama pada anak-anak dan balita. Obat ini termasuk jenis obat bebas terbatas yang dapat dibeli tanpa resep dokter namun harus memperhatikan peringatan pada kemasan obat.
Anacetin merupakan obat kombinasi yang terdiri dari bahan aktif yang dapat meredakan demam, meredakan sakit kepala, melegakan hidung tersumbat. Ketahui lebih lengkap tentang obat ini dari mulai kegunaan, dosis umum, efek samping, kontraindikasi, keamanannya untuk ibu hamil atau menyusui serta kemungkinan interaksinya dengan obat lainnya.
Ringkasan Obat Anacetine
Jenis obat | Analgesik, antipiretik, dekongestan, antihistamin |
Golongan | Obat bebas terbatas |
Kandungan | Per 5 ml: c |
Kegunaan | Meredakan gejala flu seperti demam, sakit kepala, bersin-bersin, hidung tersumbat serta yang disertai batuk pada anak-anak |
Konsumen | Anak-anak dan dewasa |
Kehamilan | Kategori C (boleh dengan syarat) |
Produsen | Berlico Mulia Farma |
Harga | Rp. 13.000 (HET) per botol isi 60 ml |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Anacetine
Fungsi Anacetine dalam tubuh yaitu sebagai pereda demam, nyeri dan sakit kepala, meredakan hidung mampet serta batuk. Manfaat ini didapat dari kombinasi bahan aktifnya yang berupa:
- Acetaminophen, atau paracetamol adalah obat pereda nyeri (analgesik) dan pereda demam (antipiretik). Obat ini bekerja meredakan nyeri atau sakit kepala dengan menghambat kerja enzim siklooksigenase yang merupakan mediator pemicu peradangan yang memicu nyeri. Sementara efek pereda demam karena kemampuannya memengaruhi regulator panas tubuh di hipotalamus.
- Gaufenesin, adalah ekspektoran yang dapat meningkatkan hidrasi pada saluran napas dan memicu peningkatan volume dahak dan mengurangi kekentalannya. Akibatnya dahak dapat lebih mudah dikeluarkan bersamaan dengan batuk.
- Chlorpheniramine maleate, adalah antihistamin yang dapat mengurangi efek alergi akibat kelebihan histamin dalam tubuh. Meningkatnya histamin tubuh ditandai dengan munculnya bersin, mata dan hidung gatal serta berair.
Indikasi dan Kegunaan Anacetine
Anacetine digunakan untuk meredakan gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, bersin-bersin serta batuk.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Orang dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap bahan aktif obat ini.
- Penderita gangguan fungsi ginjal dan hati berat, asma akut, serta galukoma sudut sempit.
- Pasien yang sedang diterapi menggunakan obat penghambat monoamine oksidase (MAOI), kecuali setelah 14 hari penggunaan MAOI.
Dosis Anacetine dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Anacetine untuk meredakan gejala flu dan batuk
- Dosis anak-anak:
- Umur kurang dari 2 tahun: ½ sendok takar (2,5 ml) 3 kali sehari.
- Umur 2 – 6 tahun: 1 sendok takar (5 ml) 3 kali sehari.
- Umur 6 – 12 tahun: 2 sendok takar (10 ml) tiga kali sehari.
- Umur lebih dari 12 tahun: sama dengan dosis dewasa.
- Dosis dewasa: 4 sendok takar (20 ml), 3 kali sehari.
Aturan pakai:
- Gunakanlah obat ini setelah atau sebelum makan. Jika muncul rasa tidak nyaman di pencernaan, minumlah obat ini setelah makan.
- Kocok dahulu obat ini sebelum digunakan agar bahan aktifnya tercampur merata.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Anacetine pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Anacetine
Anacetine ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Anacetine meliputi:
- Mengantuk.
- Gangguan pencernaan.
- Mulut kering.
- Gangguan psikomotor.
- Jantung berdebar-debar.
- Aritmia.
Efek Overdosis Anacetine
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Anacetine dapat berupa muncul gejala-gejala gangguan fungsi hati seperti sakit kuning, sakit perut, mual, muntah dan diare, kulit gatal, bengkak di sekitar mata perut atau kaki.J ika kondisi ini terjadi segera konsultasikan ke dokter Anda.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi obat yang kandungannya sama dengan Anacetine.
- Bila dalam 3 hari kondisi tak kunjung membaik, sebaiknya bawa penderita ke unit kesehatan terdekat atau ke dokter Anda.
- Obat ini dapat menyebabkan kantuk, oleh karena itu hindari mengendarai kendaraan saat mengonsumsi obat ini.
- Hentikan penggunaan obat jika terjadi jantung berdebar-debar serta susah tidur.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Anacetine untuk ibu hamil?
Bahan aktif Anacetine berupa guaifenesin digolongkan dalam obat kategori C untuk ibu hamil. Sementara bahan aktif lainnya masuk dalam kategori B.
Obat kategori C berarti studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu penggunaan selama kehamilan sebaiknya berhati-hati.
Bolehkah Anacetine untuk ibu menyusui?
Bahan aktif Anacetine berupa paracetamol/acetaminophen diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui. Bahan aktif berupa antihistamin juga diketahui dapat memengrauhi ASI. Oleh karena itu penggunaan obat ini selama masa menyusui sebaiknya berhati-hati.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Anacetine bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Anacetine dengan obat-obat berikut:
- Colestiramine, dapat menurunkan penyerapan paracetamol.
- Rifampicine dan antikonvulsan (fenytoin, phenobarbital, primidone), menurunkan konsentrasi serum paracetamol.
- Antikoagulan (warfarin), meningkatkan efek antikoagulan warfarin.
- Obat jenis hipnotik, ansiolitik, analgesik opioid, dan neuroleptik, meningkatkan efek sedatif dari CTM.
- MAOI, meningkatkan efek antikolinergik obat sehingga dapat memicu krisis hipertensi yang berakibat fatal.