Cermati Berbagai Penyebab Bau Mulut Tak Sedap

Kenali penyebab bau mulut yang dialami secara pasti agar dapat ditangani dengan cara yang tepat.

penyebab bau mulut

Aroma menyengat yang keluar dari mulut tak bisa dianggap remeh lantaran dapat merugikan diri sendiri dan tentu lawan bicara. Kondisi yang disebut juga dengan halitosis ini dapat bersumber dari area mulut itu sendiri atau bahkan dampak dari masalah kesehatan yang dialami.

Berikut berbagai penyebab bau mulut selengkapnya:

penyebab bau mulut

1. Konsumsi Makanan & Diet Tertentu

Kegemaran mengonsumsi makanan berbau menyengat seperti bawang putih, petai, jengkol dan rempah-rempah tertentu berkontribusi besar terhadap timbulnya bau mulut. Pasalnya, setelah dicerna dan dipecah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil, makanan yang dikonsumsi akan diedarkan ke seluruh tubuh termasuk di bawa ke paru-paru sehingga memengaruhi napas.

Selain itu, penerapan diet ketogenik yang mewajibkan seseorang untuk mengurangi asupan karbohidrat dan memperbanyak konsumsi makanan tinggi protein juga turut memicu keluarnya aroma napas tak sedap. Lantaran diet semacam ini akan menghasilkan keton – senyawa kimia yang dihasilkan dari pemecahan lemak oleh hati dan memiliki bau tak sedap.

2. Merokok

Ada lebih dari 4 ribu bahan kimia yang telah diidentifikasi terdapat dalam rokok dan 200 diantaranya diketahui beracun. Salah satu dampak buruk yang dapat timbul akibat kebiasaan merokok adalah periodontitis. Suatu infeksi pada gusi yang dapat merusak jaringan lunak serta tulang penyangga gigi.

Beberapa gejala periodontitis diantaranya seperti adanya penumpukan plak maupun karang gigi, napas bau, penyusutan gusi, renggangnya jarak antara satu gigi dengan gigi lainnya hingga gigi tanggal.

3.  Malas Menjaga Kebersihan Gigi & Mulut

Beberapa orang kerap menyepelekan kesehatan gigi dan mulutnya seperti mengabaikan anjuran untuk menggosok gigi 2 kali sehari dan berkumur dengan air putih tepat setelah makan.

Padahal, kebiasaan buruk seperti ini dapat memicu penumpukan sisa-sisa makanan dan pertumbuhan bakteri diantara gigi, gusi dan lidah yang dapat berujung pada timbulnya bau mulut dan gigi berlubang.

4. Mulut Kering

Mulut kering (xerostomia) adalah kondisi dimana kelenjar ludah tidak mampu memproduksi air liur dalam jumlah yang cukup. Kondisi ini dapat menjadi penyebab bau mulut lantaran kehadiran air liur di mulut memegang banyak peranan penting diantaranya yakni untuk membersihkan sisa makanan dan menetralkan asam yang dihasilkan oleh bakteri.

5. Penyakit GERD

Asam lambung yang naik ke kerongkongan selain memicu rasa panas di dada juga dapat berdampak pada bau mulut yang lebih tajam. Penyakit ini sendiri disebabkan oleh karena melemahnya otot kerongkongan bagian bawah (otot LES).

Bila tidak ditangani dengan benar, penyakit GERD atau asam lambung dapat menimbulkan komplikasi seperti kesulitan menelan akibat adanya jaringan parut di kerongkongan hingga meningkatkan risiko kanker esofagus.

6. Sinusitis

Adanya gejala penumpukan lendir yang mengandung bakteri di belakang sinus dan menetes ke dalam tenggorokan (post-nasal drip) yang biasa dijumpai saat mengalami sinusitis membuat bau mulut menjadi begitu menyengat layaknya kotoran.

Selain bau mulut yang menyengat, penderita sinusitis juga kerap tersiksa dengan timbulnya berbagai gejala seperti sakit kepala, nyeri di sekitar wajah, mata bengkak bahkan menurunnya kemampuan indera penciuman dan perasa.

7. Kondisi Medis Lainnya

Ada beberapa kondisi medis lainnya yang dapat menjadi penyebab bau mulut. Beberapa diantaranya yaitu:

  • Obstruksi usus. Penyumbatan yang terjadi baik di dalam usus halus maupun usus besar.
  • Ketoasidosis diabetik. Konplikasi serius pada diabetes dimana tubuh menghasilkan begitu banyak keton akibat kadar insulin yang sangat rendah.
  • Gagal hati. Kondisi dimana sebagian besar organ hati telah mengalami kerusakan dan tak mampu lagi menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.

Mengingat ada begitu banyak penyebab bau mulut, maka ada baiknya untuk berkonsultasi pada dokter guna mencari tahu penyebab pasti dan cara tepat dalam mengatasinya. Terlebih bila masalah ini tak kunjung hilang atau sudah begitu lama dialami.

#