Aktivitas Ibu menyusui seringkali tidak memungkinkan untuk dapat menyusui bayi secara langsung. Tuntutan pekerjaan dan kesibukan lainnya seringkali menjadi halangan. Namun Bunda bisa menyiasatinya dengan memberikan ASI perah. Agar nutrisinya selalu terjaga, maka kita harus mengetahui bagaimana cara penyimpanan ASI perah yang benar.
Saat ini tidak ada alasan lagi bagi Bunda untuk tidak memberikan ASI, kecuali dikarenakan kondisi tertentu yang tidak memungkinkan pemberian ASI (dalam keadaan tidak sadar, sakit parah, dan yang lainnya). Karena tidak dapat dipungkiri bahwa ASI merupakan sumber nutrisi terpenting bagi bayi, terlebih untuk bayi baru lahir hingga usia 6 bulan. Pada saat inilah bayi diberikan ASI eksklusif, yaitu hanya boleh diberikan ASI tanpa tambahan makanan apa pun.
Saking pentingnya pemberian ASI, pemerintah membuat pertaruan, tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI ekslusif yang tertera pada pasal 30 ayat 3, yaitu “pengurus tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan atau memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan”.
Walaupun tidak dapat diberikan secara langsung pada bayi, kualitas ASI akan tetap terjaga apabila Bunda memperhatikan cara penyimpanan ASI perah.
Melakukan Pemerahan Sebelum ASI disimpan
Agar kebersihan dan kualitas tetap terjaga, maka perlu persiapan dalam memerah ASI sebagai berikut:
- Sebelum memerah ASI, lakukan cuci tangan minimal dengan air mengalir yang bersih. Lebih baik lagi jika menggunakan sabun.
- Siapkan gelas atau cangkir yang telah dicuci dengan air bersih lalu direbus sekitar 5-10 menit. Atau dapat menggunakan mesin sterilisai.
- Terlebih dahulu, Bunda membersihkan bagian payudara Bunda dengan cara mengambil handuk yang telah dibasahi dengan air hangat. Setelah itu letakkan di kedua payudara dan lakukan pemijatan dari arah pangkal payudara ke kalang payudara (gerakan memutar). Ulangi pemijatan (massase) di seluruh bagian payudara.
- Letakan kain yang telah dipakai, kemudian gunakan ibu jari Bunda di bagian atas payudara dan empat jari di bawah payudara atau menggunakan jari ibu dan satu jari telunjuk di pangkal payudara. Lakukan pemerasan dari bagian atas payudara hingga ke puting.
- Tekan payudara kemudian peras dan lepaskan , hingga air susu Ibu keluar. Lakukan beberapa kali hingga ASI keluar dan payudara tidak terasa penuh. Setelah itu perasa di sisi payudara yang lain.
Teknik memerah ASI sebenarnya dapat dilakukan dengan menggunakan alat pompa ASI, hanya saja penggunaan pompa ASI memiliki beberapa kekurangan:
- Dapat merusak jaringan payudara.
- Kurang efisien, karena pompa ASI sebelum digunakan harus dicuci dengan air panas dan pembelian pompa ASI cukup mahal.
- Kurangnya reflek ASI yang keluar.
Masa Penyimpanan ASI
Berdasarkan waktu penyimpanan yang diambil dari Centers for Disesae Control and Prevention (CDC):
- Penyimpanan ASI perah pada suhu ruangan dapat bertahan hingga 6 sampai 8 jam dengan suhu ruangan maksimal sekitar 25 derajat celcius.
- Penyimpanan ASI perah di dalam box ice atau kotak pendingin dapat bertahan hingga 24 jam.
- Penyimpanan ASI perah di dalam lemari pendingin atau kulkas dapat bertahan sekitar 5hari, dengan suhu lemari es minimal 4 derajat celcius.
- Penyimpanan ASI perah dalam freezer dengan lemari es satu pintu dapat bertahan hingga 2 minggu, dengan suhu ruangan minus 15 derajat celcius
- Penyimpanan ASI perah dalam freezer dengan lemari es dua pintu dapat bertahan hingga 3-6 bulan, dengan suhu ruangan minus 18 derajat celcius
- Penyimpanan ASI perah di dalam freezer dengan pintu yang berada di atas dapat bertahan hingga 6 bulan dengan suhu minus 18-20 derajat celcius.
Aturan Penyimpanan ASI perah
Berikut cara menyimpan ASI yang baik dan benar:
- Lemari es atau frezeer yang digunakan hanya boleh untuk menyimpan ASI. Tidak boleh dicampur dengan bahan lain, seperti sayur, buah, atau daging. Supaya ASI perah tidak terkontaminasi.
- Penyimpanan ASI perah tidak diletakan dekat pintu pendingin, supaya tidak terjadi perubahan suhu.
- Sebelum ASI disimpan di dalam lemari pendingin atau frezzer, harus di tutup rapat jangan sampai ada celah sedikit pun, agar udara tidak memungkinkan masuk.
- Tempat atau wadah ASI harus bersih dan telah dicuci dengan menggunakan air panas atau di sterilisasi.
- Wadah penyimpanan ASI perah dapat menggunakan bahan kaca atau kontainer plastik.
- Tidak disarankan menggunakan kantong plastik biasa atau botol susu disposable, karena mudah bocor.
- Jika ASI perah telah digunakan, jangan simpan kembali ke lemari pendingin.
- Bila ibu bekerja, Bunda dapat membawa botol tremos khusus ASI dengan es pendingin (ice pack) dengan memastikan botol susu bersentuhan dengan ice pack.
- Setiap penyimpanan ASI perah harus di labeli tanggal agar Bunda mengetahui kapan masa ASI perah habis. Untuk di tempat kerja Bunda dapat menyisipkan tanggal dan nama Bunda agar tidak tertukar.
Cara mencairkan ASI perah yang telah di simpan
Sebelum digunakan, maka ASI perah yang beku harus dicairkan. Berikut cara mencairkan ASI perah menurut Centers for Disesae Control and Prevention (CDC) dan Pusat Data dan Informasi Kesehatan Republik Indonesia.
- Penyimpanan ASI yang berada di freezer, jangan langsung dikeluarkan di suhu ruangan. Letakan terlebih dahulu di kulkas atau lemari pendingin, karena dapat mengurangi kandungan yang ada di dalam ASI.
- Untuk memanaskan ASI jangan direbus di dalam panci atau di atas kompor. Gunakan mangkuk atau wadah berisi air hangat untuk meletakan ASI di dalamnya. Biarkan ASI mencair dengan sendirinya.
- Untuk mencairkan ASI, Bunda dapat menggunakan air mengalir, yaitu dengan meletakannya di bawah air mengalir.
- Jangan menghangatkan ASI perah dengan menggunakan microwave.
- Bunda dapat menggunakan penghangat ASI elektrik,untuk mengahangatkan ASI.
Catatan Penting:
- Sebelum memberikan ASI perah kepada bayi, Bunda dapat meneteskan susu di pergelangan tangan, untuk memastikan suhu ASI.
- Lebih baik memerah ASI setiap 2 atau 3 jam sekali, jangan menunggu payudara terasa penuh atau nyeri.
- Jangan menyimpan kembali ASI yang sudah di cairkan, karena dapat mengurangi kandungan di dalam ASI.