Buah Pisang Melancarkan BAB atau Malah Bikin Susah BAB?

Bagi yang masih bingung ihwal buah pisang melancarkan BAB atau malah bikin susah BAB, yuk cari tahu jawabannya!

pisang melancarkan BAB atau susah BAB

Pisang adalah buah yang sangat digemari di Indonesia berkat rasanya yang nikmat, murah dan begitu mudah didapat. Manfaat kesehatan yang ditawarkannya pun cukup beragam. Namun, ada satu manfaatnya yang menimbulkan kontradiktif tentang apakah buah pisang melancarkan BAB atau malah bikin susah BAB? Bagaimana fakta sebenarnya?

Sebelum beranjak lebih jauh, ketahui dulu sedikit tentang kandungan pisang

Buah pisang tergolong buah tropis berkalori tinggi yang mampu memberikan energi secara instan. Sangat cocok dikonsumsi selepas bepergian jauh, melakukan aktivitas fisik yang cukup berat dan beberapa kondisi lain yang menguras stamina.

Buah ini juga kaya akan serat, senyawa antioksidan dan mineral penting. Utamanya mineral potasium yang bermanfaat dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh sekaligus memastikan fungsi otak, saraf, otot dan jantung dapat bekerja sebagaimana mestinya.

Kadar vitamin B6 di dalam buah pisang pun tak dapat diremehkan. Lantaran mampu memenuhi sekitar 33% dari asupan vitamin B6 yang disarankan setiap harinya.

Vitamin B6 (piridoksin) sendiri memiliki sejumlah peran vital dalam tubuh. Misal dalam produksi neurotransmiter serotonin & norepinefrin, pembentukan hemogobin, membantu menurunkan kadar homosistein dan beragam fungsi penting lainnya.

Nah, benarkah konsumsi pisang terkait dengan susah BAB?

Pada dasarnya, buah pisang kaya akan serat larut yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan. Di samping itu, terdapat pula senyawa pektin dan pati resisten dalam jumlah yang begitu tinggi – mencapai 70% dari berat keringnya, terutama pada pisang mentah.

Baik pektin maupun pati resisten, keduanya tergolong karbohidrat kompleks yang memiliki efek fisiologis seperti serat larut dan berpotensi sebagai prebiotik yang sangat bermanfaat bagi sejumlah bakteri menguntungkan. Misal seperti Bifidobacteria dan Lactobacilli.

Tak hanya itu, senyawa pektin dan pati resisten yang terkandung dalam buah pisang pun bermanfaat dalam membantu memoderasi kadar gula darah selepas makan sekaligus menekan nafsu makan.

Namun demikian, kadar pektin dan pati resisten yang terlalu tinggi justru dapat menjadi pemicu terjadinya sembelit. Hal ini tak lepas dari sifat keduanya yang tahan terhadap hidrolisis enzim pencernaan dan mampu menyerap air dengan sangat baik layaknya serat.

Semakin banyak asupan pektin, pati resisten termasuk pula serat yang masuk ke dalam tubuh, maka kadar air dalam tubuh akan semakin banyak terserap. Pada akhirnya, tubuh akan mengalami dehidrasi dan tekstur feses pun menjadi terlampau padat dan keras sehingga sulit untuk dikeluarkan.

Lantas, bagaimana menyiasatinya?

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwasanya susah BAB yang dialami saat mengonsumsi pisang dapat terjadi bila konsumsinya terlalu berlebihan. Terutama, bagi yang lebih menyukai pisang dengan kondisi yang belum matang sepenuhnya.

Kendati demikian, hal ini dapat pula menjadi rujukan tentang bagaimana cara tepat dalam mengonsumsi buah pisang yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh masing-masing.

Bagi yang bermasalah dengan gula darah atau sedang mengalami diare, disarankan untuk menikmati pisang mentah atau setengah matang. Mengingat didalamnya masih terkandung senyawa pektin serta pati resisten dalam jumlah tinggi yang efektif dalam membantu memoderasi kadar gula darah dan meningkatkan volume juga viskositas feses.

Sebaliknya, konsumsilah buah pisang yang telah matang sempurna untuk membantu meningkatkan energi secara instan atau melancarkan BAB. Semakin tinggi tingkat kematangan buah pisang, maka kadar pati resisten didalamnya akan semakin menurun karena telah diubah menjadi glukosa, sukrosa dan fruktosa.

Makanlah secukupnya, rata-rata 2 buah per harinya. Kemudian, imbangi pula dengan minum air putih yang cukup dan olahraga secara teratur karena kedua hal ini turut serta berperan dalam merangsang gerak peristaltik atau gerakan usus untuk mengeluarkan kotoran.

#