Obat penguat kandungan banyak digunakan ibu hamil untuk mencegah keguguran. Apakah itu memang efektif?
Mengenal Obat Penguat Kandungan
Obat yang sering disebut sebagai penguat kandungan sebenarnya merupakan bentuk sintetis dari hormon progesteron, yakni progestin.
Progesteron itu sendiri merupakan hormon yang secara alami dihasilkan oleh tubuh manusia. Selama siklus menstruasi yang rata-rata berulang setiap 28 hari, kadar progesteron naik setelah ovulasi, yakni sekitar hari ke 14 yang dihitung sejak hari pertama haid.
Fungsi hormon progesteron ini yaitu untuk membantu membangun dan mempertahankan lapisan dalam rahim. Lapisan ini disebut endometrium yang merupakan tempat penanaman sel telur yang telah dibuahi. Endometrium kemudian memberi makan bayi yang tumbuh.
Normalnya, ovarium menghasilkan hormon progesteron yang cukup selama trimester pertama, selanjutnya plasenta mengambil alih fungsi ini sekitar minggu kesembilan atau kesepuluh kehamilan sampai persalinan tiba.
Salah satu masalah yang terjadi pada kasus keguguran yaitu kadar progesteron yang rendah. Pertanyaannya, apakah kadar progesteron rendah menyebabkan keguguran atau sebaliknya, keguguran yang terjadi menyebabkan kadar progesteron rendah? pertanyaan tidak mudah dijawab.
Meskipun belum ditemukan jawaban secara pasti. Beberapa dokter berupaya mencegah keguguran dengan memberikan resep obat penguat kandungan, yang tidak lain merupakan suplemen progesteron.
Dapatkah obat penguat kandungan mencegah keguguran?
Studi menunjukkan bahwa obat penguat kandungan tidak benar-benar membantu mencegah keguguran pada rata-rata kehamilan, bahkan ketika ada ancaman keguguran (abortus imminens).
Namun, terdapat bukti bahwa obat penguat kandungan sangat penting pada kehamilan yang dihasilkan dari teknologi reproduksi bantuan, seperti fertilisasi in vitro (IVF) atau bayi tabung.
Obat penguat kandungan juga bermanfaat untuk mencegah keguguran bagi wanita yang memiliki riwayat tiga kali keguguran atau lebih.
Jadi, penggunaan obat penguat kandungan di luar dari dua kriteria kehamilan di atas, menjadi kontroversi.
Berikut beberapa pandangan yang ada:
- Pihak yang tidak mau menggunakannya bukan karena takut adanya risiko atau bahaya obat penguat kandungan, tetapi tidak ada bukti manfaat dan tidak ada bukti dapat mencegah keguguran pada rata-rata wanita hamil.
- Dokter dan wanita yang memilih untuk menggunakan obat pengauat kandungan mengatakan bahwa ini hanya membantu hormon progesteron yang telah diproduksi. Mereka percaya bahwa ada sedikit manfaat potensial dari penggunaan suplemen progesteron.
- Beberapa dokter khawatir bahwa menggunakan obat penguat kandungan dapat menunda keguguran yang akan terjadi. Bukan benar-benar mencegah.
Bagaimana Cara Menggunakan Obat Penguat Kandungan?
Di Indonesia, tersedia bermacam-macam bentuk sediaan obat progestin sebagai penguat kandungan, diantaranya:
- Dydrogesterone, berbentuk tablet oral.
- Allylestrenol, berbentuk tablet oral.
- Micronised Progesteron, berbentuk kapsul oral dan vaginal (suppositoria).
Obat berbentuk tablet atau pil dapat digunakan secara oral atau diminum. Frekuensi penggunannya, bisa satu kali atau dua kali sehari tergantung jenis obat dan anjuran dari dokter Anda.
Sedangkan obat dalam bentuk suppositoria digunakan dengan cara memasukkan ke dalam vag*n*. Obat penguat kandungan jenis ini digunakan sekali sehari.
Anda cukup mencuci tangan dan membuka bungkus supositoria. Kemudian masukkan supositoria ke dalam v*gin* pada posisi berbaring. Setelah itu, tetap berbaring selama tiga puluh hingga enam puluh menit atau dapat digunakan tepat sebelum tidur.
Terkadang, obat ini menimbulkan efek berupa keluarnya lendir atau cairan dari miss v, oleh sebab itu beberapa dokter menganjurkan penggunaan pantyliner.
Perhatikan juga cara penyimpanan obat agar khasiatnya tetap terjaga. Tanyakan kepada dokter atau apoteker Anda, apakah perlu disimpan di lemari pendingin ataukah cukup di suhu ruangan dengan lingkungan gelap dan kering serta jauh dari panas.
Adakah Efek Samping Obat Penguat Kandungan?
Pada dasarnya obat penguat kandungan aman digunakan selama kehamilan, asalkan digunakan berdasarkan arahan dari dokter. Namun, seperti halnya obat pada umumnya, penguat kandungan juga memiliki efek samping.
Beberapa efek samping yang dapat muncul, seperti mual, pusing, dan sering mengantuk pada obat oral, dan iritasi serta rasa panas pada penggunaan obat penguat kandungan suppositora.
. . .
Pada akhirnya, masih memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas obat penguat kandungan dalam mencegah keguguran.
Setiap wanita hamil perlu berdiskusi dengan dokter mengenai perlu tidaknya menggunakan obat penguat kandungan selama kehamilan. Dari situ, akan berbuah keputusan yang terbaik, termasuk jenis dan dosis yang tepat.