Bunda yang sedang berbadan dua, yuk terapkan berbagai tips mencegah anemia pada ibu hamil berikut ini.
Kehamilan menghadirkan suka cita tersendiri bagi setiap pasangan. Ada banyak momen unik nan menyenangkan yang kerap menyelimuti di setiap harinya. Meski demikian, masa kehamilan tak pula luput dari berbagai risiko kesehatan yang mengancam. Satu yang paling umum adalah anemia.
Anemia berarti tidak memiliki sel darah merah yang cukup, atau sel darah merah yang ada hanya mengandung sedikit hemoglobin (Hb). Hal ini dapat menimbulkan lemas, lesu, pusing, dan tampak pucat. Pada pemeriksaan darah didapatkan kadar Hb yang rendah.
Baca: Kadar Hb Normal Ibu Hamil yang Harus Dipertahankan
Ibu hamil memang rentan mengalami anemia mengingat ada peningkatan kebutuhan nutrisi guna memproduksi lebih banyak darah demi mendukung perkembangan janin dalam kandungan. Semakin bertambah usia kehamilan, maka jumlah kebutuhan nutrisi pun akan semakin meningkat.
Bicara tentang anemia, faktanya ada lebih dari 400 jenis anemia. Namun yang lebih banyak terjadi pada masa kehamilan diantaranya yakni anemia defisiensi besi, anemia defisiensi folat dan anemia defisiensi vitamin B-12. Kondisi ini sudah barang tentu harus dicegah, karena bila tidak dapat membahayakan ibu juga janin yang dikandungnya.
Berikut rangkuman singkat seputar tips mencegah anemia pada ibu hamil
1. Kontrol Kehamilan Secara Rutin
Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin merupakan tindakan pencegahan anemia yang wajib dipenuhi. Bahkan hal ini sudah dapat diterapkan mulai dari sebelum kehamilan hingga menjelang proses persalinan.
Sekalipun Bunda tak merasa sakit, jangan pernah abai. Tetap lakukan kontrol kehamilan secara berkala, karena terkadang pada anemia yang ringan, gejala yang ditimbulkan tidak begitu jelas atau bisa jadi menyerupai gejala kehamilan pada umumnya sehingga kerap tidak disadari.
2. Konsumsi Vitamin Prenatal
Vitamin prenatal adalah vitamin khusus yang dirancang guna memenuhi kebutuhan nutrisi pada ibu hamil, terutama dengan kondisi seperti vegan/vegetarian, merokok, memiliki intoleransi atau gangguan makan tertentu dan lainnya.
Di dalam vitamin ini biasanya terkandung sejumlah vitamin dan mineral, termasuk asam folat maupun zat besi. Bunda pun dapat dengan mudah mendapatinya di pasaran. Namun begitu, akan lebih baik bila berkonsultasi dahulu dengan dokter agar mendapat vitamin prenatal yang benar-benar sesuai dengan kondisi tubuh.
3. Suplementasi Zat Besi Mungkin Dibutuhkan
Meski pada vitamin prenatal sudah terkandung zat besi, namun pemberian suplemen zat besi khusus bisa jadi dibutuhkan. Terlebih bila saat pemeriksaan terlihat bahwasanya kadar Hb dalam darah berada di bawah batas normal.
Normalnya, kadar Hb dalam darah ibu hamil pada trimester pertama berada pada kisaran 11.6-13.9 gr/dL. Pada trimester kedua 9.7-14.8 gr/dL dan pada trimester ketiga yakni sebesar 9.5-15.0 gr/dL. Disarankan pula untuk melanjutkan pemberian suplemen zat besi hingga sampai masa nifas, jadi tidak berakhir selepas melahirkan saja.
4. Barengi Dengan Asupan Protein dan Vitamin C
Suplementasi zat besi besar kemungkinan tidak akan bermanfaat dalam menaikkan kadar Hb bila tidak dibarengi dengan konsumsi tambahan asupan lainnya, khususnya protein dan vitamin C. Oleh karenanya, ibu hamil diharuskan pula untuk mengonsumsi beragam makanan kaya protein maupun vitamin C.
Sumber protein terbaik bagi ibu hamil dapat diperoleh dari daging merah, daging unggas, daging ikan, polong-polongan, kacang-kacangan dan biji-bijian. Sementara untuk vitamin C, dapat dengan mudah diperoleh dari buah-buahan seperti jambu biji, pepaya, kiwi, stroberi, jeruk dan banyak lagi. Simak: Buah Penambah Darah yang Terbukti Ilmiah
5. Perbanyak Asupan Makanan Tinggi Zat Besi, Folat dan Vitamin B-12
Konsumsi vitamin prenatal dan suplemen zat besi memang dibutuhkan, namun bukan berarti ini dapat menggantikan menu makanan sehat yang sudah seharusnya dikonsumsi setiap hari. Seperti yang diketahui, anemia yang kerap menyerang ibu hamil seringkali berasal dari kurangnya asupan makanan tinggi zat besi, folat dan vitamin B-12.
Dengan demikian, sudah seharusnya Bunda memperbanyak asupan ketiganya selama kehamilan. Pada saat hamil disarankan untuk mengonsumsi setidaknya 400 mcg asam folat/hari, zat besi 27 mg/hari dan vitamin B-12 sebesar 2,6 mcg/hari.
Sumber terbaik dari ketiga nutrisi tersebut diantaranya:
- Zat besi. Daging sapi, hati sapi atau hati ayam, kerang, tiram, sayur bayam dan sereal yang diperkaya.
- Folat. Kacang lentil, kacang merah, sayuran hijau seperti asparagus, bayam atau brokoli, alpukat, buat bit, jeruk, pepaya, dll.
- Vitamin B-12. Daging merah, daging ikan, susu dan produk turunannya, telur dan sereal yang diperkaya.
6. Perhatikan Aturan Makan
Tips mencegah anemia pada ibu hamil lainnya yang harus diperhatikan adalah kebiasaan Bunda dalam mengonsumsi makanan atau minuman sehari-hari. Pasalnya, anemia yang dialami saat kehamilan terkait pula dengan kebiasaan konsumsi sumber pangan inhibitor zat besi – makanan penghambat penyerapan zat besi, secara bersamaan.
Beberapa contohnya seperti teh, kopi maupun coklat yang tinggi akan zat tannin juga polifenol serta susu yang tinggi akan kandungan kalsiumnya. Dengan begitu, hindari konsumsi beberapa makanan atau minuman inhibitor zat besi tersebut berbarengan atau sesaat setelah makan. Jadi bila Bunda ingin minum teh atau susu, minumlah setidaknya 2 jam sebelum atau sesudah makan.
Selain beberapa hal di atas, dalam mencegah anemia selama kehamilan, Bunda juga perlu mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas di malam hari. Hal ini berhubungan erat dengan fungsi tubuh dalam membentuk sel darah saat tidur. Di samping itu, lakukanlah olahraga ringan seperti berjalan atau senam hamil untuk memaksimalkan kesehatan ibu juga janin.