Sakit Maag : Gejala, Penyebab, Pengobatan

Sakit maag atau yang dalam istilah kedokteran dikenal dengan dyspepsia adalah penyakit pada lambung yang ditandai dengan sekumpulan gejala antara lain nyeri perut atau rasa tidak nyaman pada perut, rasa kembung, rasa begah dan tidak nyaman setelah makan, mual, hilang nafsu makan, rasa terbakar di dada, makanan terasa naik kembali ke kerongkongan, dan bersendawa.

Sebagian besar sakit maag adalah penyakit ringan dan dapat ditangani dengan baik. Namun, bila tidak diobati, penyakit ini dapat sangat mengganggu aktifitas dan menyebabkan komplikasi yang berbahaya bagi kesehatan.

sakit maag

Sakit maag adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Sebagian besar orang pernah merasakan sakit maag sepanjang hidupnya. Data menunjukkah bahwa sekitar 30 persen pasien yang berobat ke dokter umum adalah pasien sakit maag.

Gejala Sakit Maag

Anda bisa dikatakan sakit maag bila memenuhi dua gejala berikut ini:

  1. Rasa penuh pada perut setelah makan dengan porsi biasa dan menyebabkan gangguan aktifitas
  2. Perasaan cepat kenyang walapun porsi makan biasa saja. Perasaan cepat kenyang ini membuat anda tidak dapat menghabiskan porsi makan biasa.
  3. Nyeri pada daerah ulu hati, nyeri tidak menjalar ke dada dan tidak berkurang walaupun buang angina tau BAB.
  4. Rasa terbakar atau panas pada daerah ulu hati, namun tidak menjalar ke dada.
  5. Rasa kembung pada perut bagian atas setelah makan atau bersendawa yang berlebihan
  6. Nyeri perut dapat timbul atau berkurang setelah makan.

Bila anda mengalami gejala seperti diatas, sebaiknya anda memeriksakan diri anda ke dokter umum atau dokter keluarga anda.

Penyebab Sakit Maag dan Faktor Resikonya

Penyebab utama sakit maag adalah :

  • Aliran balik asam lambung atau gas yang disebabkan oleh penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD)
  • Gangguan pada pergerakan makanan melalui usus, seperti penyakit irritable bowel syndrome.
  • Tukak lambung atau tukak usus dua belas jari.
  • Ketidakmampuan saluran cerna mencerna susu atau produk susu.
  • Gangguan pada kantung empedu
  • Gangguan rasa cemas atau depresi
  • Efek samping kafein, alkohol, atau obat-obatan. Obat obatan yang dapat menyebabkan sakit maag adalah aspirin, antibiotik, steroid, digoksin, dan teofilin.
  • Udara yang tertelan
  • Kanker lambung.

Beberapa keadaan dapat meningkatkan kemungkinan seseorang menderita penyakit maag. Adapun faktor resiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit maag antara lain adalah konsumsi kopi berlebihan, kebiasaan minum minuman beralkohol, konsumsi obat anti inflamasi baik steroid maupun non steroid, serta berdomisili di daerah dengan angka kejadian infeksi H. pylori tinggi. H. pylori adalah kuman yang dapat menyebabkan sakit maag.

Penegakan Diagnosis

Anda tetap harus memeriksakan diri ke dokter umum untuk memastikan bahwa penyakit anda adalah penyakit maag. Dokter juga akan memberikan nasehat dan obat yang dapat meringankan gejala penyakit anda. Apabila diperlukan, dokter juga akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan bahwa keluhan yang dirasakan pasien bukan disebabkan penyakit berat lainnya.

Untuk menyingkirkan dugaan penyakit berat pada pasein maag, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang. Penyakit berat lain yang mempunyai gejala mirip dengan sakit maag adalah penyakit tukak lambung. Untuk memastikan bahwa tidak terdapat tukak lambung, dokter dapat menyarankan pemeriksaan endoskopi.

Pengobatan Sakit Maag

Sakit maag dapat diobati dengan mengubah pola hidup dan dengan menggunaan obat obatan. Pola hidup sehat dapat meringankan gejala sakit maag. Pola hidup tersebut adalah mengatur pola makan, jenis makanan, dan menghindari kebiasaan yang dapat memperburuk sakit maag. Penggunaan obat obatan terdiri dari obat bebas dan obat yang hanya boleh dikonsumsi dengan pengawasan dokter.

# Atur Pola Hidup Sehat

Kebiasaan yang tidak sehat harus diubah agar penyakit maag tidak bertambah parah. Berikut ini beberapa pola hidup yang dapat meringankan gejala maag:

  • Sering makan tapi sedikit-sedikit. Pola makan bagi yang baik bagi sakit maag adalah dengan memperbanyak frekuensi makan namun dalam jumlah sedikit. Hindari makan dalam jumlah banyak pada satu waktu.
  • Jangan berbaring setelah makan. Selain itu kebiasaan langsung berbaring setelah makan harus dihindari. Bila ingin berbaring, tunggulah selama 2 sampai 3 jam setelah makan. Makan malam sebelum tidur dapat memperburuk gejala maag.
  • Hindari Pantangan. Menghindari makanan yang dapat memperberat keluhan. Konsumsi coklat dan alkohol juga dapat memperburuk gejala sakit maag. Hal ini terjadi karena keduanya dapat melonggarkan katup antara lambung dan kerongkongan. Makanan berbumbu pedas, makanan yang asam (tomat dan jeruk), dan kopi dapat memperburuk gejala sakit maag pada sebagian orang. Jika sakit maag anda bertambah parah setelah makan makanan tertentu, anda sebaiknya menghindari makanan tersebut.
  • Jangan merokok atau mengunyah tembakau.

Jika sakit maag anda kumat pada malam hari, anda dapat mencoba posisi tidur setengah duduk. Tambahkan penyangga di punggung atau bersandar di sofa. Jangan memakai baju ketat yang menekan perut anda. Jika anda gemuk, menurunkan berat badan sebanyak 3 sampai 5 Kg akan dapat meringankan sakit maag anda.

# Obat Sakit Maag

Obat obatan yang dapat digunakan untuk meringankan gejala sakit maag terdiri dari obat bebas dan obat yang harus diresepkan dokter. Pertolongan pertama jika anda mengalami gejala maag adalah dengan mengkonsumsi obat maag yang dapat diperoleh secara bebas. Obat tersebut adalah antasida. Antasida berisi Alluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida. Kedua zat aktif ini akan menetralkan asam lambung sehingga akan mengurangi gejala perih dan nyeri pada ulu hati. Obat ini harganya murah dan banyak di temui di apotik atau toko obat. Obat yang harus dengan resep dokter adalah golongan penghambat pompa proton, biasanya dokter meresepkan omeprazol. Obat ini berfungsi untuk mengurangi produksi asam lambung pada sel sel lambung.

Pustaka:

  1. Dyspepsia-topic overview. http://www.webmd.com/digestive-disorders/tc/dyspepsia-topic-overview
  2. Abdullah M, Gunawan J. Dispepsia. CDK-197/ vol. 39 no. 9, th. 2012
#
Exit mobile version