Sporanox obat apa?
Sporanox adalah obat untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit dan bagian tubuh lainnya. Obat ini juga digunakan untuk membasmi jamur yang menginfeksi secara sistemik seperti pada penyakit histoplasmosis, blastomikosis, serta kriptokokus meningitis.
Sporanox mengandung bahan aktif berupa itraconazole, obat antijamur jenis triazole yang dapat mengganggu pembentukan membran sel jamur dan mengakibatkan kematian jamur. Ketahui lebih lengkap kegunaan, dosis lazim, efek samping, kontraindikasi, serta keamanan obat ini jika dikonsumsi oleh ibu hamil dan kemungkinan interaksinya dengan obat lain pada ulasan berikut ini.
Ringkasan Obat Sporanox
Jenis obat | Antijamur |
Golongan | Obat keras |
Kandungan | Itraconazole 100 mg |
Kegunaan | Mengatasi infeksi jamur topikal maupun sistemik |
Konsumen | Dewasa |
Kehamilan | Kategori C (boleh dengan syarat) |
Produsen | Taisho Pharmaceutical Indonesia |
Harga | Rp. 40.000 – 50.000 per kapsul, per blister isi 4 kapsul, per box isi 7 blister |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Sporanox
Fungsi Sporanox dalam tubuh adalah sebagai pembasmi jamur yang menginfeksi tubuh. Bahan aktif Sporanox berupa itraconazole dapat membasmi berbagai macam jamur dan kapang.
Secara in virto itraconazole dapat membasmi berbagai jenis dermatofita superfisial seperti Trichophyton spp., Microsporum spp., Epidermophyton floccosum. Selain itu juga dapat membasmi berbagai jenis jamur seperti Cryptococcus neoformans, Pityrosporum spp., Candida spp. including C. albicans, C. glabrata and C. krusei. Termasuk juga jenis Aspergillus spp., Histoplasma spp., Paracoccidioides brasiliensis, Sporothrix schenckii, Fonsecaea spp., Cladosporium spp.
Itraconazole dapat menghambat cytochrom-P450 pada jamur yang berperan dalam biosintesis ergosterol. Ergosterol merupakan bagian penting penyusun membran sel jamur. Dengan begitu membran sel jamur akan mudah rusak dan menyebabkan kematian jamur.
Indikasi dan Kegunaan Sporanox
Sporanox digunakan untuk mengatasi infeksi pada tubuh yang disebabkan oleh berbagai jenis jamur dan dermatofita seperti pada beberapa jenis penyakit berikut ini:
- Kandidiasis (vulvovaginitis maupun oral).
- Dermatomikosis.
- Keratitis.
- Candidiasis dan Aspergilosis sistemik.
- Onikomikosis pada kuku yang disebkan jamur atau kapang.
- Mikosis sistemik.
- Histoplasmosis.
- Sporotikosis.
- Blastomikosis.
- Chromoikosis.
Obat ini juga digunakan dalam terapi penunjang pada pasien AIDS.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Pasien dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap itraconazole.
- Wanita hamil, kecuali yang sedang mengalami mikosis sistemik yang perlu perawatan segera dan manfaatnya dirasa lebih besar dibanding kemungkinan efek sampingnya.
- Penderita gagal jantung kongestif, kecuali dalam kondisi darurat dan perlu perawatan infeksi segera.
- Obat ini tidak boleh diberikan bersamaan dengan obat lain yang mengandung itraconazole.
Dosis Sporanox dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Sporanox mengatasi infeksi jamur pada kuku
- Dosis dewasa: 1 kapsul 200 mg sekali sehari selama 90 hari. Untuk pengobatan jangka pendek 200 mg 2 kali sehari selama 7 hari, dosis diulang setelah waktu jeda 21 hari.
Dosis Sporanox untuk mengatasi kandidiasis vulvovaginitis
- Dosis dewasa: 200 mg 2 kali sehari selama 1 hari atau 200 mg sekali sehari selama 3 hari.
Dosis Sporanox untuk mengatasi dermatomikosis
- Dosis dewasa: 200 mg sekali sehari selama 7 hari.
Dosis Sporanox untuk mengatasi keratitis jamur
- Dosis dewasa: 200 mg sekali sehari selama 21 hari.
Dosis Sporanox untuk mengatasi histoplasmosis
- Dosis dewasa: 200p mg 1 atau 2 kali sehari selam 8 bulan.
Dosis Sporanox untuk mengatasi histoplasmosis pada penderita AIDS
- Dosis dewasa: 200 mg 1 atau 2 kali sehari hingga sistem imun penderita membaik.
Dosis Sporanox untuk mengatasi blastomikosis
- Dosis dewasa: 100 mg 1 kali sehari selama 6 bulan.
Aturan pakai:
- Gunakanlah obat ini setelah makan berat dan obat ditelan utuh jangan membuka kapsul atau mengunyahnya.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Sporanox pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Sporanox
Sporanox umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Sporanox meliputi:
- Sakit kepala.
- Nyeri perut.
- Mual dan muntah.
Efek Overdosis Sporanox
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Sporanox dapat berupa nyeri perut, maul dan muntah parah. Jika kondisi ini terjadi segera melapor ke dokter Anda.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat menggunakan obat itraconazole.
- Hati-hati penggunaan pada penderita penyakit jantung, PPOK, gangguan fungsi ginjal, edema, neuropathi.
- Perhatian lebih harus diberikan untuk penggunaan pada ibu hamil, wanita menyusui, anak-anak serta lansia.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Sporanox untuk ibu hamil?
Bahan aktif Sporanox berupa itraconazole digologkan dalam obat kategori C untuk ibu hamil. Hal itu berarti, studi bahan aktif obat ini pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu penggunaannya boleh saja namun sebaiknya hanya jika disarankan oleh dokter kandungan Anda.
Bolehkah Sporanox untuk ibu menyusui?
Bahan aktif Sporanox diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui, meskipun jumlahnya hanya sedikit. Namun, karena mempertimbangkan kemungkinan risiko yang ditimbulkan maka penggunaan pada ibu menyusui sebaiknya dalam dosis terkecil dan berdasarkan saran dokter.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Sporanox bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Sporanox dengan obat-obat berikut:
- Antimuskarinik, antasida, PPI, antagonis histamin H2, mengurangi absorpsi beberapa jenis obat ini.
- Indinavir, ritonavir, teleprevir, erythromycin, meningkatkan konsentrasi plasma kelompok obat ini.
- Meloxicam, mengurangi konsentrasi plasma meloxicam.
- Digoxin, oxycodone, alprazolam, midazolam, ciclosporin, busulfan, mereduksi konsentrasi plasma beberapa jenis obat ini.
- Fentanyl, meningkatkan risiko depresi pernapasan.
- Alkaloid ergot, miningkatkan risiko ergotisme.
- Triazolam, midazolam, mempotensiasi efek hipnotik dan sedatif kedua obat ini.