Rhinofed obat apa?
Rhinofed adalah obat yang digunakan untuk meredakan rhinitis alergi atau rhinitis vasomotor (non-alergi). Dengan gejala bersin-bersin, hidung tersumbat, hidung meler, mata berair serta batuk.
Bahan aktif Rhinofed berupa pseudoephedrin merupakan obat golongan dekongestan yang dapat melonggarkan saluran pernapasan. Di sisi lain, terfenadine merupakan antihistamin yang dapat mengurangi reaksi alergi sehingga dapat mengatasi hidung gatal, bersin-bersin, dan mata berair.
Ringkasan Obat Rhinofed
Kandungan |
|
Jenis obat | Antihistamin, dekongestan |
Kategori | Obat keras |
Kegunaan | Meredakan gejala rhinitis alergi maupun rhinitis vasomotor |
Konsumen | Dewasa dan anak-anak |
Kehamilan | Kategori C (hindari) |
Produsen | Dexa Medica |
Harga |
|
Cara Kerja dan Fungsi Obat Rhinofed
Fungsi Rhinofed dalam tubuh sebagai dekongestan dan antialergi, sesuai dengan bahan aktif yang terkandung di dalamnya.
Pseudoephedrine merupakan agen simpatomimetik yang dapat bekerja sebagai dekongestan pada saluran napas. Kemampuannya menstimulasi secara langsung reseptor beta dan alpha adrenergik dapat menyebabkan vasokonstriksi pada mukosa saluran pernapasan, merelaksasi otot bronkial, serta juga meningkatkan detak jantung. Akibatnya saluran napas jadi lebih lega.
Terfenadine merupakan turunan dari piperidine. Senyawa obat ini berkompetisi dengan histamin untuk berikatan pada reseptor histamin H1 pada saluran pencernaan, pembuluh darah besar dan otot bronkial. Akibatnya terfenadine dapat mengurangi efek histamin seperti rasa gatal di hidung, mata, tenggorokan, dan kulit, serta pembengkakan.
Indikasi dan Kegunaan Rhinofed
Rhinofed digunakan untuk meredakan gejala rhinitis alergi dan non alergi.
- Rhinitis alergi berarti gejala pilek yang terjadi karena faktor pencetus seperti udara dingin di pagi hari, debu, bulu hewan, dan lainnya.
- Rhinitis non alergi (vasomotor) tidak diketahui secara pasti penyebabnya dan bukan merupakan reaksi alergi.
Meskipun begitu, keduanya memiliki gejala serupa, seperti bersin-bersin, hidung meler, mata berair, atau hidung mampet.
Obat ini juga dapat digunakan untuk meringankan rasa tersumbat pada telinga akibat gangguan fungsi tuba, misalnya setelah pergi ke pegunungan atau naik pesawat terbang.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Orang dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap pseudoephedrine atau obat jenis simpatomimetik lainnya serta alergi terhadap terfenadine.
- Penderita insufisiensi koroner, aritmia, atau hipertensi berat.
- Orang yang sedang diterapi menggunakan antibiotik jenis makrolida dan antijamur azola.
Dosis Rhinofed dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Rhinofed untuk mengatasi rhinitis alergi maupun rhinitis vasomotor
- Dosis dewasa: sediaan tablet, 1 – 2 tablet 3 kali sehari. Sediaan sirup, 2 – 4 sendok takar (5 ml) 3 kali sehari.
- Dosis anak-anak:
- Umur kurang dari 12 tahun: sediaan sirup, 1 sendok takar (5 ml) 3 kali sehari.
- Umur lebih dari 12 tahun: sama dengan dosis dewasa.
Aturan pakai:
- Gunakanlah obat ini sebelum atau setelah makan.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Rhinofed pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Rhinofed
Rhinofed umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun, beberapa efek samping mungkin muncul dan perlu diperhatikan. Efek samping Rhinofed meliputi:
- Mual dan muntah.
- Nyeri perut.
- Mulut kering.
- Anoreksia.
- Insomnia.
- Gelisah.
- Jantung berdebar.
- Takikardia.
Efek Overdosis Rhinofed
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Rhinofed dapat berupa gelisah, sudah tidur, mual dan muntah, sulit buang air kecil, gemetar, sulit bernapas, aritmia ventrikel bahan hingga henti jantung. Jika kondisi ini terjadi segera bawa penderita ke unit kesehatan terdekat agar mendapat penanganan tepat sesegera mungkin.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi obat dengan kandungan pseudoephedrine atau jenis obat simpatomimetik lainnya.
- Hati-hati menggunakan obat ini pada penderita glaukoma sudut sempit, tekanan darah tinggi, diabetes melitus dan hipertiroidisme.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Rhinofed untuk ibu hamil?
Sebaiknya tidak digunakan oleh ibu hamil kecuali atas pertimbangan dokter. Rhinofed masuk dalam ketegori C untuk ibu hamil.
Artinya, studi bahan obat ini pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan.
Bolehkah Rhinofed untuk ibu menyusui?
Peseudoephedrine diketahui dapat masuk mengontaminasi ASI ibu menyusui dan berisiko mengganggu kesehatan bayi yang menyusu. Penggunaan pada dosis standar dianggap cukup aman, namun berisiko memicu ruam kulit dan mengganggu tidur bayi jika digunakan berlebihan.
Oleh karena itu penggunaannya sebaiknya dihindari selama masa menyusui.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Rhinofed bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Rhinofed dengan obat-obat berikut:
- Obat jenis simpatomimetik, meningkatkan tekanan darah.
- Obat jenis MAOI, meningkatkan tekanan darah yang dapat berisiko fatal.
- Triazol, imidazol antijamur, antibiotik makrolide, meningkatkan risiko aritmia ventrikel yang dapat berakibat fatal.