Papaverine obat apa?
Papaverine adalah obat yang digunakan untuk mengatasi spasme atau kejang pada otot polos. Spasme otot polos yang terjadi pada beberapa organ tubuh dapat memicu berbagai penyakit seperti kejang arterial yang memicu iskemia serebral dan periferal, iskemia jantung akibat aritmia, gangguan lambung dan kelenjar empedu akibat spasme otot polos. Obat ini juga digunakan dalam terapi mengatasi impotensi, terutama impotensi akibat cidera tulang belakang.
Papaverine merupakan obat generik dari golongan vasodilator (melemaskan kejang otot polos). Obat ini kerap digunakan dalam sediaan tunggal dalam bentuk tablet atau cairan injeksi serta dikombinasikan dengan antasida dan metamizole. Obat ini termasuk jenis obat keras, sehingga penggunaannya harus dengan resep dokter.
Ringkasan Obat Papaverine
Jenis obat | Vasodilator |
Kategori | Obat keras |
Kegunaan | Mengatasi kondisi spasme/kejang otot polos seperti pada nyeri dada, serangan jantung, spasme lambung dan empedu. Obat ini juga digunakan sebagai terapi disfungsi ereksi |
Konsumen | Dewasa |
Kehamilan | Kategori C (boleh dengan syarat) |
Sediaan | Tablet: 40 mg, 30 mg kombinasi ; Tablet kunyah: 10 mg kombinasi; Cairan injeksi:40 mg/ml |
Merek | Spasmal, Spasminal, Papaverine Hydrochloride, Gastromag, Papaverine HCl |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Papaverine
Fungsi Papaverine dalam tubuh yaitu sebagai vasodilator untuk melemaskan otot polos yang kejang atau mengalami spasme. Papverine merupakan senyawa nonxanthin yang dapat menghambat kerja enzim fosfodiesterase. Penghambatan ini menyebabkan efek spasmolitik pada otot polos di pembuluh darah ateri, serta organ berongga lainnya seperti lambung, saluran pencernaan dan kelenjar empedu dan saluran kemih.
Selain untuk merelaksasi spasme otot polos, Papaverine juga digunakan untuk mengatasi disfungsi ereksi dan memicu ereksi penis dengan cara merelaksasi arteriolar yang memicu peningkatan aliran dan volume darah ke penis. Penggunaan obat ini umumnya untuk mengatasi disfungsi ereksi yang dipicu oleh cidera tulang belakang.
Indikasi dan Kegunaan Papaverine
Papverine digunakan untuk mengatasi kejang atau spasme otot polos pada beberapa organ tubuh seperti pembuluh darah, lambung dan saluran pencernaan, kelenjar empedu serta saluran kemih. Sehingga obat ini dapat digunakan untuk mengatasi beberapa kondisi berikut:
- Iskemia serebral dan perifer.
- Iskemia jantung akibat aritmia.
- Nyeri dada akibat spasme otot jantung.
- Terapi disfungsi ereksi (penggunaan secara intracavernosal).
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Penderita AV Block lengkap.
- Penderita deformasi penis seperti angulasi, cavernosal fibrosis, atau penyakit Peyronie.
- Pasien dengan implantasi penis.
- Kondisi yang berisiko tinggi memicu priapisme seperti anemia sel sabit, mieloma multipel, dan leukemia.
Dosis Papaverine dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Papaverine untuk mengatasi iskemia serebral dan perifer
- Dosis dewasa: untuk sediaan tablet 40 mg, 1 tablet , 1 – 2 kali sehari. Untuk sediaan cairan injeksi, 30-120 mg dalam bentuk infus intervena selama 1 – 2 menit atau injeksi intramuskular. Jika muncul ekstrasistol jantung, dosis dapat di bagi menjadi dua setiap 10 menit sekali.
Dosis Papaverine untuk mengatasi disfungsi ereksi
- Dosis dewasa: dalam sediaan cairan injeksi, pemberian awal 5 mg melalui injeksi intracavernosal (jika disebabkan oleh cidera tulang belakang). Pemberian 15 mg dilakukan jika disebabkan oleh kondisi lainnya. Dosis dapat ditingkatkan hingga 60 mg tergantung respon pasien. Dosis dapat diturunkan jika ereksi terjadi lebih dari 4 jam.
Aturan pakai:
- Dalam sediaan tablet konsumsi obat ini setelah atau sebelum makan, untuk sediaan cairan injeksi sebaiknya hanya digunakan jika dibantu tenaga medis profesional.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsi obat ini.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Papaverine pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Papaverine
Papaverine umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Papaverine meliputi:
- Pusing.
- Pingsan.
- Hipotensi ortostatik (pusing saat bangun dari duduk).
- Mual, gangguan pencernaan, diare atau konstipasi.
- Nyeri dan trombosis di tempat injeksi.
- Priapisme (ereksi berkepanjangan) untuk penggunaan injeksi intracavernosal.
- Penile fibrosis.
Efek Overdosis Papaverine
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Papaverine dapat berupa instabilitas vasomotor, mual, muntah, lesu, tekanan pada SSP, pusing, diplopia, diaforesis, flusing, takikardia sinus dan priapisme (untuk penggunaan secara intracavernosal). Jika kondisi ini terjadi segera konsultasikan ke dokter Anda.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi obat mengandung Papaverine.
- Hati-hati penggunaan pada penderita glaukoma, gangguan fungsi jantung, penyakit kardiovaskular yang tidak stabil, motilitas saluran pencernaan yang menurun dan gangguan fungsi hati.
- Perhatian lebih harus diberikan untuk penggunaan pada ibu hamil atau menyusui.
- Tidak dianjurkan untuk penggunaan secara intracorporeal.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Papaverine untuk ibu hamil?
Papaverine digolongkan dalam obat kategori C untuk ibu hamil. Hal itu berarti studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu penggunaannya harus berhati-hati dan sebaiknya dalam pengawasan dokter.
Bolehkah Papaverine untuk ibu menyusui?
Belum diketahui apakah Papaverine dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui. Namun untuk menghindari kemungkinan efek samping pada bayi yang menyusu. Sebaiknya berhati-hati menggunakan obat ini selama menyusui atau selalu konsultasikan dahulu dengan dokter Anda.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Papaverin bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Papaverine dengan obat-obat berikut:
- Morfin, dapat mempotensiasi penekanan pada susunan saraf pusat.
- Levodopa, dapat mengurangi efektivitas dari levodopa.
- Aprostadil, phentolamine, meningkatkan risiko pusing dan sinkop.
- Antikoagulan (warfarin dan heparin), meningkatkan risiko pendarahan setelah injeksi intracavernosal.