Grantusif obat apa?
Grantusif adalah obat untuk meredakan batuk, pilek, bersin-bersin, hidung dan tenggorokan gatal yang dipicu oleh alergi. Ini merupakan obat kombinasi yang terdiri dari tiga bahan aktif; dextromethorphan HBr, gliseril guaiakolat, dan diphenhydramine HCl.
Grantusif tersedia dalam bentuk kaplet dan termasuk jenis obat bebas terbatas yang dapat dikonsumsi tanpa resep dokter. Namun penggunaan obat ini tetap tidak boleh berlebihan dan harus sesuai dengan dosis anjuran.
Ringkasan Obat Grantusif
Jenis obat | Antitusif, ekspektoran, antihistamin |
Kategori | Obat bebas terbatas, gunakan seperlunya |
Kandungan | Per kaplet mengandung: dextromethorphan hydrobromide 15 mg, diphenhydramine hydrochloride 5 mg, glyceryl guaiacolate (guaifenesin) 100 mg |
Kegunaan | Meredakan batuk, pilek, bersin-bersin, gatal di hidung dan tenggorokan yang disebabkan oleh alergi |
Konsumen | Dewasa dan anak-anak |
Kehamilan | Kategori N |
Produsen | Graha Farma |
Harga | Rp. 6.000 – 7.000 per strip isi 10 kaplet, per box isi 10 strip |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Grantusif
Fungsi Grantusif kaplet dalam tubuh yaitu sebagai antihistamin yang meredakan reaksi alergi, sebagai antitusif yang menekan batuk serta sebagai ekspektoran yang dapat melegakan pernapasan.
Manfaat ini didapat dari kombinasi ketiga bahan aktif:
- Dextromethorphan HBr, adalah obat antitusif yang bekerja sentral pada sistem otak dengan menekan reflek batuk pada pusat batuk melalui stimulasi reseptor sigma. Dengan begitu, obat ini cocok digunakan untuk meredakan batuk kering yang disertai flu namun tidak cocok digunakan untuk batuk berdahak dan batuk yang disebabkan oleh asma atau akibat merokok.
- Diphenhydramine HCl, adalah obat yang dapat dapat berkompetisi dengan histamin endogen tubuh sehingga dapat mengurangi efek histamin, sehingga meredakan gejala alergi. Obat ini juga memiliki efek antikolinergik dan sedatif sehingga penggunaannya harus sesuai dosis anjuran dan tidak boleh berlebihan.
- Glycerylguaiacolate (GG) atau guaifenesin, adalah obat untuk mengencerkan dahak pada saluran pernapasan. Efek ekspektoran ini akibat kemampuannya meningkatkan hidrasi pada kelenjar di saluran napas sehingga meningkatkan volume dahak dan menurunkan kekentalannya. Dengan begitu dahak lebih mudah dikeluarkan dan saluran napas jadi lebih lega.
Indikasi dan Kegunaan Grantusif
Grantusif digunakan untuk meredakan berbagai gejala seperti batuk, bersin-bersin, hidung dan tenggorokan gatal akibat alergi.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Orang dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap salah satu bahan aktif obat ini.
- Penderita asma, bronkitis kronis, emfisema, serta gangguan fungsi hati dan ginjal berat.
- Anak-anak umur kurang dari 6 tahun, kecuali atas saran dokter.
Dosis Grantusif dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Grantusif untuk meredakan batuk dan bersin-bersin akibat alergi
- Dosis dewasa: 1 – 2 kaplet 3 kali sehari.
- Dosis anak-anak:
- Umur 6 – 12 tahun: ½ – 1 kaplet 3 kali sehari.
- Umur di atas 12 tahun: sama dengan dosis dewasa.
Aturan pakai:
- Gunakanlah obat ini setelah atau sebelum makan, jika muncul rasa tidak nyaman di pencernaan, konsumsilah bersamaan dengan makanan.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Grantusif pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Grantusif
Grantusif umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Grantusif meliputi:
- Mulut kering.
- Mengantuk.
- Mual.
- Pusing.
- Konstipasi.
Efek Overdosis Grantusif
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Graftusif dapat berupa mual dan muntah, nyeri perut, kejang, psikosis, gagal nafas, delirium akut (halusinasi visual dan pendengaran). Jika kondisi ini terjadi segera konsultasikan dengan dokter Anda.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi obat yang mengandung dextromethorphan HBr, diphenhydramine HCl, atau glyceryl guaiacolate.
- Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita glaukoma, retensi urin, epilepsi, bronkitis, PPOK, serta gangguan fungsi hati dan ginjal ringan.
- Obat ini dapat menyebabkan kantuk, hindari berkendara atau menggunakan alat berat saat mengonsumsi obat ini.
- Perhatian lebih harus diberikan untuk penggunaan pada ibu hamil.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Grantusif untuk ibu hamil?
Salah satu bahan aktif Grantusif berupa dextromethorphan masuk jenis obat kategori C untuk ibu hamil.
Artinya, studi obat ini pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan.
Oleh karena itu, penggunaan obat ini selama kehamilan sebaiknya berhati-hati atau dikonsultasikan dahulu dengan dokter Anda.
Bolehkah Grantusif untuk ibu menyusui?
Belum diketahui apakah bahan aktif Grantusif dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui dan berpengaruh pada kesehatan bayi. Oleh karena itu penggunaannya selama masa menyusui sebaiknya berhati-hati.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Grantusif bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Grantusif dengan obat-obat berikut:
- Obat jenis penekan susunan saraf pusat, dapat meningkatkan efek obat penekan SSP.
- MAOI dan SSRI, meningkatkan risiko efek sindrom serotonin dengan gejala berupa hiperpireksia, halusinasi, kejang dan koma.
- Obat antikolinergik (seperti atropine), meningkatkan efek farmakologis dari obat antikolinergik.