Chloroquine obat apa?
Chloroquine adalah obat untuk mencegah dan mengatasi serangan malaria akut. Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit yang hidup ditubuh nyamuk dan menular pada manusia. Obat ini dapat membasmi parasit yang masuk ke tubuh terutama pada sel darah merah.
Selain untuk mencegah dan mengobati malaria, Chloroquine secara off label atau di luar indikasi, juga digunakan untuk mengatasi amebiasis pada pencernaan dan hati, lupus erithematosus diskoid maupun sistemik serta juga digunakan untuk mengatasi reumathoid arthritis.
Ketahui lebih lengkap kegunaan, dosis umum, efek samping, cara penggunaan, keamanan obat ini untuk ibu hamil serta kemungkinan interaksinya dengan obat-obatan lainnya pada ulasan berikut ini.
Ringkasan Obat Chloroquine
Jenis obat | Antimalaria, anti parasit |
Kategori | Obat keras |
Kegunaan | Mengobati dan mencegah malaria, reumathoid arthritis, amebiasis hepatik, serta mengatasi lupus erythematosus diskoid maupun sistemik |
Konsumen | Dewasa dan anak-anak |
Kehamilan | Kategori N |
Sediaan | Tablet: 250 mg, 150 mg, ; tablet salut selaput: 200 mg |
Merek | Chloroquine Phospate, Hyloquin, Chloroquin diphospate, Erlaquin, Chloroquin |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Chloroquine
Fungsi Chloroquine dalam tubuh adalah sebagai anti-parasit yang efektif membasmi protozoa penyebab penyakit malaria. Obat ini efektif membasmi bentuk eritrosis dari Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, serta strain sensitif dari jenis Plasmodium falciparum dan bentuk gametosit dari Plasmodium vivax. Namun, obat ini tidak dapat mengatasi infeksi Plasmodium falciparum yang sudah resisten terhadap Chloroquine.
Cara kerja Chloroquine belum diketahui secara pasti. Namun sama seperti obat turunan quinolone lainnya, obat ini dapat menghambat aktivitas heme polimerase. Akibatnya terjadi peningkatan heme bebas yang bersifat toksik terhadap parasit dan menyebabkan kematian parasait.
Indikasi dan Kegunaan Chloroquine
Chloroquine digunakan untuk mengatasi serangan akut malaria yang disebabkan oleh Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale, dan Plasmodium falciparum. Serta digunakan sebagai terapi pencegahan malaria sebelum berkunjung ke area rawan malaria yang masih belum ditemukan kasus resisten terhadap Chloroquine.
Obat ini juga digunakan secara off label untuk mengatasi lupus erythematosus diskoid maupun sistemik, amebiasis hepatik, reumathoid arthritis. Chloroquine juga sedang diteliti untuk mengatasi infeksi coronavirus yang dikombinasikan dengan obat antivirus dan antibiotik lainnya.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Orang dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap Chloroquine.
- Penderita malaria yang diketahui terinfeksi P. falciparum yang resisten terhadap Chloroquine.
- Penderita porfiria, kerusakan retina, serta pasien yang sedang diterapi dengan obat dengan efek hepatotoksik.
Dosis Chloroquine dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Chloroquine untuk mengatasi malaria akut
- Dosis dewasa: dosis awal 600 mg, dilanjutkan dengan 300 mg 6 – 8 jam sekali pada hari pertama. Pada hari 2 dan 3, dapat diberikan dosis tunggal 300 mg.
- Dosis anak-anak: dosis awal, 10 mg /kg berat badan (maksimal 600 mg), dilanjutkan dengan 5 mg/kg berat badan (maksimal 300 mg) setelah 6 jam. Untuk hari ke-2 dan 3 dapat digunakan dosis tunggal 5 mg/kg berat badan.
Dosis Chloroquine untuk pencegahan malaria
- Dosis dewasa: 300 mg sekali seminggu, diusakan pada hari yang sama di setiap minggu, dimulai dari 1 minggu sebelum keberangkatan ke daerah endemi malaria. Kemudian dilanjutkan hingga 4 minggu setelah meninggalkan daerah endemi malaria.
- Dosis anak-anak: 5 mg/kg berat badan sekali seminggu, dimulai dari minggu pertama sebelum mengunjungi daerah rawan malaria dan dilanjutkan hingga minggu ke 4 setelah meninggalkan daerah tersebut.
Dosis Chloroquine untuk mengatasi amebiasis
- Dosis dewasa: 600 mg per hari selama 2 hari kemudian dilanjutkan 300 mg per hari selama 2 – 3 minggu yang dikombinasikan dengan emetine dan dehydroemetine.
- Dosis anak-anak: 6 mg/kg berat badan per hari. Maksimal dosis, 300 mg per hari.
Aturan pakai:
- Gunakanlah obat ini setelah makan.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Chloroquine pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Chloroquine
Chloroquine umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Chloroquine meliputi:
- Gangguan pencernaan seperti mual, muntah dan diare.
- Kerontokan rambut.
- Tinitus.
- Miopati.
- Sakit kepala.
- Gangguan penglihatan.
Efek Overdosis Chloroquine
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis dapat berupa gangguan pernapasan akut, gangguan fungsi jantung, gagal jantung, kejang hingga koma. Jika kondisi ini terjadi segera bawa penderita ke unit kesehatan terdekat dan konsultasikan dengan dokter Anda.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami alergi saat mengonsumsi obat dengan bahan aktif Chloroquine.
- Sampaikan pada dokter Anda jika pernah menderita penyakit pada sistem hematopoietik dan SSP, miastenia gravis, gangguan fungsi hati dan ginjal, atau epilepsi termasuk pada epilepsi pada anak.
- Hati-hati penggunaan pada ibu hamil dan menyusui.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Chloroquine untuk ibu hamil?
Chloroquine digolongkan dalam obat kategori N untuk ibu hamil. Hal itu berarti belum banyak data yang diketahui tentang penggunaan obat ini pada ibu hamil. Oleh karena itu penggunaannya selama masa kehamilan sebaiknya hanya jika sangat diperlukan saja dan harus berdasarkan saran dari dokter yang sudah mempertimbangkan manfaat dan efek sampingnya pada ibu hamil.
Bolehkah Chloroquine untuk ibu menyusui?
Chloroquine diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui, namun dianggap cukup aman dikonsumsi ibu menyusui menurut American Academy of Pediatrics. Meskipun begitu, produsen dari obat ini umumnya memberi peringatan penggunaan pada ibu menyusui untuk menghindari kemungkinan efek samping berbahaya. Oleh karena itu, disarankan hanya menggunakan obat ini jika sangat dibutuhkan saja dan perlu dipertimbangkan penghentian sementara pemberian ASI saat mengonsumsi obat ini.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Chloroquine bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Chloroquine dengan obat-obat berikut:
- Phenylbutazone, meningkatkan risiko dermatitis.
- Neostigmin, piridostigmin, memberikan efek antagonis terhadap kedua jenis obat ini.
- Ampicillin, mengurangi bioavalabilitas dari ampicillin sehingga mengurangi efektivitasnya.
- Cimetidine, dapat menghambat metabolisme Chloroquine.
- Amiodaron, halofantrine, meningkatkan risiko aritmia ventrikel yang dapat berakibat fatal.
- Sulphadoxine, memicu sindrom Steven-Johnson (efek ini sangat jarang terjadi namun dapat berakibat fatal).
- Quinacrine, meningkatkan efek toksisitas obat ini (dapat berakibat fatal).