Bronchitin obat apa?
Bronchitin adalah obat untuk meredakan gejala-gejala influenza seperti demam, nyeri otot, pusing, bersin-bersin, hidung tersumbat, dan batuk berdahak. Obat berbentuk sirup ini aman dikonsumsi orang dewasa hingga anak di atas umur 6 tahun. Sebagai obat bebas terbatas, Bronchitin dapat dibeli tanpa resep dokter, namun penggunaannya tetap perlu berhati-hati dan tidak melebihi anjuran penggunaan yang tertera di kemasannya.
Bronchitin dikombinasikan dari empat bahan aktif berupa paracetamol (analgetik dan antipiretik), ephedrine HCl (dekongestan, bronkodilator), glyceryl guaiacolate/guaifenesin (ekspektoran) serta chlorpheniramine maleate/CTM (antihistamin).
Ringkasan Obat Bronchitin
Kandungan | Per 5 ml: paracetamol 200 mg, ephedrine HCl 8 mg, glyceryl guaiacolate 50 mg, chlorpheniramine maleate 2.5 mg |
Jenis obat | Analgesik, antipiretik, ekspektoran, antihistamin, dekongestan |
Kategori | Obat bebas terbatas |
Kegunaan | Meredakan gejala-gejala influenza seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, bersin-bersin, hidung tersumbat, dan batuk berdahak |
Konsumen | Dewasa dan anak-anak |
Kehamilan | Kategori C (hindari) |
Produsen | Nufarindo |
Harga | Rp 10.000 – 15.000 per botol isi 50 ml |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Bronchitin
Fungsi Bronchitin dalam tubuh adalah sebagai pereda gejala-gejala influenza seperti demam, sakit kepala, nyeri badan, bersin-bersin, hidung meler atau tersumbat serta batuk berdahak yang biasanya menyertai flu. Manfaat ini didapat dari bahan aktifnya yang berupa:
- Paracetamol, adalah obat analgetik (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun panas) yang bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase yang berperan penting dalam pembentukan prostaglandin yang merupakan mediator nyeri dan peradangan. Serta mempengaruhi pengatur suhu di hipotalamus sehingga dapat menurunkan demam.
- Ephedrine HCl, adalah obat yang dapat melegakan saluran pernapasan dengan menstimulasi reseptor beta dan alpha adrenergik yang mengakibatkan bronkodilatasi, vasokonstriksi pembuluh darah perifer, serta menstimulasi susunan saraf pusat.
- Glyceryl guaiacolate/guaifenesin, adalah obat untuk mengencerkan dahak di saluran pernapasan atau disebut sebagai ekspektoran. Senyawa ini akan menghidrasi saluran pernapasan hingga menurunkan viskositas dahak agar lebih encer dan mudah dikeluarkan bersamaan dengan batuk.
- Chlorpheniramine maleate/CTM, adalah obat untuk meredakan reaksi alergi, termasuk pada saluran pernapasan. Obat ini menghambat secara kompetitif reseptor histamin H1 yang menyebabkan turunnya level histamin dan berkurangnya reaksi alergi.
Indikasi dan Kegunaan Bronchitin
Bronchitin digunakan untuk meredakan berbagai gejala influenza seperti berikut:
- Demam.
- Sakit kepala dan nyeri badan.
- Bersin-bersin, hidung meler atau hidung tersumbat.
- Batuk berdahak.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Orang dengan riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap bahan aktif obat ini.
- Penderita gangguan fungsi hati dan ginjal berat, diabetes melitus serta gangguan fungsi jantung.
- Orang yang peka terhadap obat simpatomimetik seperti pseudoefedrine, fenilpropanolamin, dan fenileprin.
- Penderita tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol atau yang sedang diterapi dengan obat penghambat monoamine oksidase (MAOI)
Dosis Bronchitin dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Bronchitin Expectorant untuk meredakan gejala flu dan batuk berdahak
- Dosis dewasa: 1 sendok takar (5 ml) 3 kali sehari.
- Dosis anak-anak: umur 6 – 12 tahun, ½ sendok takar (2,5 ml) 3 kali sehari.
Aturan pakai:
- Gunakanlah obat ini setelah atau bersamaan dengan makan. Hindari mengonsumsi obat ini saat perut kosong.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Bronchitin pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti dosis yang terlewat.
Efek Samping Bronchitin
Bronchitin ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Bronchitin meliputi:
- Mengantuk.
- Mulut kering.
- Mual dan muntah.
- Retensi urin.
Efek Overdosis Bronchitin
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Bronchitin dapat berupa mual dan muntah, nyeri perut parah, pendarahan saluran cerna yang ditandai adanya darah di feses, gangguan fungsi ginjal akut, atau kejang. Jika kondisi ini terjadi bawa penderita ke unit kesehatan terdekat agar mendapat perawatan tepat sesegera mungkin.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi terhadap salah satu bahan aktif bronchitin.
- Bila dalam 3 hari gejala-gejala flu tidak reda sebaiknya konsultasikan kembali kondisi Anda ke dokter.
- Hentikan penggunaan obat jika terjadi susah tidur, jantung berdebar-debar dan pusing.
- Obat ini dapat menyebabkan kantuk, hindari mengendarai kendaraan atau alat berat yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
- Hati-hati menggunakan obat ini pada penderita tekanan darah tinggi atau yang berisiko menderita tekanan darah tinggi seperti pada orang dengan berat badan berlebih atau lansia.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Bronchitin untuk ibu hamil?
Bahan aktif Bronchitin berupa ephedrin dan guaifenesin digolongkan dalam obat kategori C untuk ibu hamil. Hal itu berarti studi obat ini pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan.
Sementara bahan aktif lainnya berupa paracetamol dan CTM masing-masing masuk kategori A dan B untuk ibu hamil. Oleh karena itu penggunaan obat ini selama masa kehamilan sebaiknya dihindari, jikapun sangat diperlukan sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan Anda.
Bolehkah Bronchitin untuk ibu menyusui?
Bahan aktif Bronchitin berupa guaifenesin dikatahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui dan berisiko mengganggu kesehatan bayi yang menyusu. Oleh karena itu penggunaan obat ini selama masa menyusui sebaiknya dihindari.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Bronchitin bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Bronchitin dengan obat-obat berikut:
- Warfarin, antikoagulan coumarin, meningkatkan efek antikoagulan obat ini.
- Phenytoin, meningkatkan risiko efek samping phenytoin.
- Obat penekan susunan saraf pusat (SSP), meningkatkan risiko penekanan pada SSP.
- Obat jenis hipnotik, analgesik opioid, anxyolitic, neuroleptik, meningkatkan efek sedatif obat ini.
- Obat jenis MAOI, meningkatkan efek antikolinergik dari obat ini yang efeknya dapat berakibat fatal.