Analsik obat apa?
Analsik adalah obat untuk meredakan nyeri sedang hingga berat, demam serta kram otot. Obat ini merupakan kombinasi methampyrone dari jenis obat anti-inflamasi non steroid dan diazepam yang merupakan obat penenang, antikejang dan bersifat sedatif.
Analsik bekerja dengan cara menurunkan ambang rasa sakit dengan memanfaatkan efek methampyrone yang bersifat analgesik, antipiretik dan spasmolitik. Sementara diazepam mempengaruhi sistem saraf untuk melemaskan otot dan memberikan efek menenangkan serta efek kantuk untuk memudahkan penggunanya beristirahat dan melupakan rasa sakitnya.
Ringkasan Obat Analsik
Kandungan | Diazepam 2 mg, methampyrone 500 mg, |
Jenis obat | OAINS, obat penenang |
Kategori | Obat keras |
Kegunaan | Meredakan nyeri, demam dan kram, neuralgia atau nyeri pada saraf, nyeri tulang dan sendi, serta kolik ginjal |
Konsumen | Dewasa |
Kehamilan | Kategori D (dilarang) |
Produsen | Kalbe Farma |
Harga | Rp. 21.000 – 23.000 / strip |
Cara Kerja dan Fungsi Obat Analsik
Cara kerja obat Analsik pada tubuh dapat dicermati dari bahan aktifnya yang berupa:
- Methampyrone (Antalgin), merupakan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) yang cukup kuat. Obat merupakan prodrug yang dapat segera dicerna setelah dikonsumsi dan berubah menjadi bentuk yang mirip pyrazolone. Obat ini memiliki efek analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas) dan spasmolitik (meredakan spasme otot polos organ).
- Dizepam, merupakan obat penenang dari jenis benzodiazepine dengan kemampuan antikejang, melemaskan otot, sedatif, dan sifat amnesik. Benzidiazepine bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor di berbagai bagian otak dan sumsum tulang belakang. Hal ini menyababkan terhambatnya efek asam gama aminobutirik (GABA) yang memiliki beragam fungsi seperti kontrol hipnosis, memicu tidur, fungsi memori, kecemasan, epilepsi dan rangsangan saraf.
Indikasi dan Kegunaan Analsik
Analsik digunakan untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat, demam, serta spasme otot-otot organ dalam. Analsik juga diindikasikan pada beberapa kondisi berikut ini:
- Sakit kepala berat yang dipengaruhi oleh psikis murni.
- Neuralgia atau nyeri pada saraf.
- Sakit pinggang, nyeri rematik, atau nyeri tulang dan sendi.
- Mengobati nyeri akibat kolik ginjal atau nyeri pasca operasi.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
- Orang yang diketahui memiliki riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap kandungan obat ini.
- Penderita tekanan darah rendah.
- Penderita glaukoma sudut sempit.
- Penderita depresi pernapasan.
- Wanita hamil dan menyusui serta bayi umur 1 bulan.
Dosis Analsik dan Aturan Pakai
Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Analsik untuk meredakan nyeri sedang hingga berat
- Dosis dewasa: 1 kaplet sekali sehari, apabila nyeri masih terasa bisa ditingkatkan dengan mengulangi dosis tiap 6 – 8 jam sekali. Maksimal penggunaan sehari 4 kaplet.
Aturan pakai:
- Gunakanlah obat ini setelah makan. Mengonsumsinya saat perut kosong dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Analsik pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Analsik
Analsik ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Analsik meliputi:
- Agranulositosis.
- Kantuk dan pusing.
- Vertigo.
- Depresi.
- Sembelit.
- Hipotensi.
- Mual.
- Tremor.
- Retensi urin.
Efek Overdosis Analsik
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Analsik dapat berupa nyeri perut, kesulitan bernapas, kelemahan otot, dan koma. Jika kondisi ini terjadi segera melapor ke dokter Anda.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika memiliki riwayat alergi terhadap diazepam atau metampiron dan jika muncul reaksi alergi selama menggunakan obat ini segera hentikan penggunaan obat dan kunjungilah dokter.
- Hati-hati menggunakan obat ini pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal, menderita kelainan darah.
- Hindari penggunaan jangka panjang karena dapat menyebabkan kelemahan otot dan ketergantungan.
- Obat ini dapat menyebabkan kantuk, hindari berkendara atau menjalankan alat berat yang butuh konsentrasi tinggi.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Analsik untuk ibu hamil?
Bahan aktif Analsik berupa diazepam digolongkan dalam kategori D untuk ibu hamil sementara methampyrone belum dikategorikan. Karena masuk dalam kategori D berarti penelitian terhadap bahan obat ini terbukti menimbulkan resiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh jika digunakan pada wanita hamil dapat dipertimbangkan (misalnya jika obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan).
Oleh karena itu, penggunaan Analsik dikontraindikasikan pada ibu hamil atau dilarang digunakan selama kehamilan.
Bolehkah Analsik untuk ibu menyusui?
Bahan aktif Analsik berupa diazepam diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu menyusui dan berpotensi mengganggu kesehatan bayi. Oleh karena itu penggunaan obat ini selama masa menyusui sebaiknya dihindari atau diganti dengan jenis obat lainnya.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Analsik bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Analsik dengan obat-obat berikut:
- Obat penekan susunan saraf pusat, dapat meningkatkan efek penekanan pada susunan saraf pusat.
- Cimetidine, meningkatkan efek sedatif diazepam.
- Alkohol, meningkatkan efek samping obat berupa toksisitas hati.
- Chlorpromazine, meningkatkan efek samping berupa kantuk, lemah, kebingungan, dan kesulitan konsentrasi