Jangan abaikan berbagai gejala menopause yang dapat terjadi selama berbulan-bulan bahkan sebelum menopause.
Setiap wanita pasti akan mencapai suatu titik dimana ia kelak mengalami menopause. Suatu masa dimana kemampuan reproduksinya telah berakhir dan ditandai dengan berhentinya menstruasi sekurang-kurangnya selama setahun penuh.
Lebih jauh, menopause merupakan suatu fase alami yang terjadi seiring menuanya usia. Dimana ovarium tak lagi dapat melepaskan sel telur dan hanya mampu menghasilkan hormon reproduksi – estrogen & progesteron, dalam jumlah yang rendah. Normalnya, menopause terjadi pada rentang usia 45 – 55 tahun dengan usia rata-rata 51 tahun.
Namun dalam beberapa kasus, menopause dapat datang lebih cepat bahkan sebelum menginjak usia 40 tahun. Pada kondisi yang disebut dengan menopause prematur ini, penyebabnya terkait erat dengan sejumlah kondisi medis yang memaksa mereka melakukan operasi atau karena faktor gaya hidup seperti merokok, konsumsi minuman beralkohol dan cara diet yang salah.
Selengkapnya baca: Penyebab menopause
Mengenal gejala menopause yang dapat bervariasi antar individu
Gejala menopause, baik yang normal atau menopause prematur umumnya tidak terdapat perbedaan. Namun dari segi tingkat keparahan dan risiko terjadinya berbagai komplikasi seperti osteoporosis ataupun penyakit jantung, maka wanita dengan menopause prematur jauh lebih berisiko.
Hal tersebut mengingat adanya perubahan hormon secara tiba-tiba yang membuat tubuh tak mampu langsung beradaptasi pada perubahan yang ada. Lain halnya, bila perubahan atau penurunan hormon reproduksi ini terjadi secara bertahap, seperti pada kebanyakan menopause normal umumnya. Dimana ada kesempatan bagi tubuh untuk menyesuaikan diri secara perlahan.
Beberapa gejala menopause yang umum dialami antara lain seperti siklus haid yang tak lagi teratur, timbulnya sensasi panas yang menjalar ke seluruh tubuh, hasrat berhubungan intim yang menurun, perubahan suasana hati dan daya ingat serta masalah pada kandung kemih.
Berikut uraian selengkapnya:
1. Ketidakteraturan Siklus Haid
Gejala klasik yang menandakan seorang wanita sedang menuju masa menopause adalah adanya ketidakteraturan pada siklus haid. Haid yang datang bisa jadi lebih sering atau lebih jarang, lebih berat atau justru lebih ringan dan berlangsung lebih lama atau lebih pendek dari sebelumnya.
Kondisi ini umumnya akan mulai dirasakan saat memasuki akhir usia 40-an tahun sebelum benar-benar berhenti sepenuhnya yakni rata-rata saat berusia 51 tahun. Pada fase ini kesempatan untuk hamil dan memiliki anak masih terbuka meski kecil kemungkinannya.
2. Hot Flashes
Hot flashes adalah sensasi panas yang menjalar ke seluruh tubuh dan datang secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Selain sensasi panas, beberapa gejala lain yang dapat menyertai diantaranya seperti keringat yang mengucur deras, jantung berdebar-debar, kulit menjadi kemerahan dan sakit kepala.
Selain itu, hot flashes juga kerap menyebabkan wanita mengalami kesulitan tidur di malam hari akibat dampak dari tubuh yang terasa begitu kegerahan dan berkeringat hebat. Untuk meminimalisir kedatangan hot flashes, hindari berbagai hal seperti stres, minuman/makanan berkafein, alkohol, makanan pedas, asap rokok dan pakaian ketat.
3. Vagina Terasa Kering
Produksi estrogen dan progesteron yang semakin menurun berpengaruh besar terhadap berkurangnya produksi cairan pelumas pada vagina dan kelembapan sekitarnya. Walhasil, vagina terasa kering dan nyeri saat berhubungan sehingga aktivitas intim bersama suami pun tak lagi menyenangkan seperti dulu.
4. Perubahan Emosional dan Konsentrasi
Gejala menopause selanjutnya ditandai dengan adanya perubahan suasana hati yang tidak menentu (mood swings). Dimana seorang wanita cenderung lebih agresif, emosional, sering cemas, mudah tersinggung, mudah menangis dan lain sebagainya.
Tak hanya memengaruhi suasana hati, penurunan hormon reproduksi pada wanita menjelang atau sudah masuk pada tahap menopasue, dapat berimbas pula pada fungsi kognitif. Ditandai dengan adanya masalah pada memori jangka pendek yang membuat ia menjadi mudah lupa dan sulit berkonsentrasi.
5. Sering Buang Air Kecil
Beberapa wanita yang sedang menopause kerap mengeluhkan masalah pada keinginan buang air kecilnya yang semakin meningkat. Bahkan terkadang, mengalami buang air kecil secara tidak sengaja atau di luar dugaan seperti saat batuk, bersin atau tertawa keras (inkontinensia urine).
Rasa nyeri saat sedang buang air kecil dan kerentanan terhadap infeksi saluran kemih (ISK) juga dapat terjadi. Beberapa hal tersebut ditenggarai akibat adanya penipisan dan hilangnya elastisitas pada jaringan vagina dan uretra.
Terakhir, gejala menopasue dapat terlihat dari perubahan fisik. Diantaranya seperti bagian pinggul juga perut yang terlihat lebar dan gemuk, rambut mengalami kerontokan, payudara cenderung mengendur dan turun serta kulit menjadi lebih kering dan nampak kusam.
Tetap bijak dan proaktif dalam menyikapi menopause
Pasca menopause, risiko terhadap sejumlah kondisi medis berbahaya seperti penyakit kardiovaskular dan osteoporosis akan semakin meningkat. Oleh karena itu, bijaklah dalam menjalani hidup pasca menopause dengan menerapkan gaya hidup aktif dan menjalani diet sehat agar tubuh senantiasa fit dan berenergi.
Bersikaplah proaktif dan jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter bila merasa sedang memasuki masa menopause atau gejala menopause yang dialami terasa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.