Masih banyak sekali masyarakat Indonesia yang belum mengetahui pentingnya Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Kurangnya pengetahuan merupakan salah satu penyebab insiasi menyusui dini tidak dilakukan. Ketidaktahuan Ibu dan keluarga tentang IMD membuat Ibu justru takut dan enggan untuk melakukannya. Sebenarnya apa itu inisiasi menyusui dini?
Inisiasi menyusui dini (early initiation) adalah pemberian Air susu Ibu segera setelah bayi lahir yang dilakukan dengan cara meletakkan bayi di atas perut ibu dengan membiarkan bayi mencari puting susu ibunya sendiri.
Inisiasi menyusui dini dikatakan berhasil bila bayi dapat menemukan puting susu ibu dan menghisapnya tanpa bantuan siapapun. Sangat disayangkan apabila Bunda tidak melakukan IMD ini mengingat banyaknya manfaat.
Apa Manfaat Inisisasi Menyusi Dini (IMD)?
Tidak hanya bayi saja yang bisa memperoleh manfaatnya, tetapi sang ibu yang memberikan ASI IMD juga diuntungkan. Berikut berbagai manfaat Inisisasi Menyusi Dini (IMD) baik bagi ibu dan bayi:
- Hisapan bayi pada puting susu akan memicu otak bunda untuk mengeluarkan hormon oksitoksin. Hormon oksitoksin memiliki peran penting untuk mencegah terjadinya perdarahan sehingga otot rahim dapat berkontraksi. Dengan demikian ibu yang berhasil melakukan IMD dapat mengurangi resiko terjadinya perdarahan post partum (setelah melahirkan)
- Mendekatkan hubungan antara ibu dan bayi. Adanya kontak skin to skin membuat adanya ikatan anatara bayi dan ibunya.
- Mencegah terjadinya hipotermi. Karena suhu tubuh ibu setelah melahirkan akan naik 0,5 sampai 1 derajat celcius, maka bayi akan merasa hangat ketika berada di tubuh ibunya.
- Membantu keberhasilan pemberian ASI. Bayi yang setelah lahir langsung diperkenalkan dengan ASI pada proses IMD, seolah mengajarkan bahwa itulah makanan pokoknya, sehingga dapat menunjang keberhasilan pemberian ASI di hari-hari berikutnya.
- Mencegah terjadinya penyakit. Bayi yang diperkenalkan ASI sejak dini kemungkinan besar akan mendapatkan kolostrum, kolostrum memiliki kandungan zat anti bodi yang baik untuk daya tahan tubuh bayi.
- Ibu dan bayi merasa tenang sehingga dapat menstabilkan napas bayi dan bayi tidak mudah menangis
- Meningkatkan produksi ASI, jika bayi menghisap puting susu ibu maka akan merangsang keluarnya prolaktin, dimana prolaktin ini berfungsi untuk meningkatkan produksi ASI.
Baca juga: Cara Mendapatkan Manfaat ASI Eksklusif Bagi Ibu dan Bayi
Bagaimana Melakukan Inisisasi Menyusui Dini?
Setelah mengetahui manfaat insiasi menyusui dini, ibu tentu penasaran bagaimana cara melakukannya bukan? Berikut langkah-langkah melakukan inisiasi menyusui dini pada bayi baru lahir.
- Segera setelah lahir saat tali pusat telah di potong dan tidak ada tanda-tanda bayi asfiksia ( tidak bernapas secara spontan) dan tidak memerlukan tindakan resusitasi, maka bayi dikeringkan tubuhnya kecuali bagian tangannya. Mengapa tidak boleh dikeringkan? Supaya bau cairan amnion (jenis cairan ketuban) masih ada pada bayi, sehingga bayi dapat mencari puting susu ibu. Puting susu ibu memiliki bau yang sama. Menurut dr.Utami Roesli, Sp.A selaku dokter spesialis anak dan juga ketua pembina sentral laktasi Indonesia.
- Bayi kemudian diletakan di atas perut ibu dengan ditutupi selimut dan topi bayi, tujuannya untuk mencegah terjadinya hipotermi (kedinginan). Diharapkan Ibu menjaga bayinya agar tidak jatuh, bisa juga meminta bantuan suami atau kerabat untuk menjaganya agar tidak jatuh.
- Tiga puluh menit pertama bayi mulai bergerak secara perlahan dan bergerak, bayi mulai melihat bagian aerola ibu, meskipun kemampuan melihatnya masih terbatas. Dalam tahap ini bayi mulai mengangkat kepalanya.
- Menggunakan indera penciumannya, bayi mulai mendekati puting susu dan mencoba menghisap puting ibu. Dalam hal ini meskipun bayi kesulitan untuk menemukan dan menghisap ASI, jangan pernah membantu bayi untuk mendapatkan puting susu (mendekatkan puting susu ke mulut bayi, memindahkan bayi ke payudara ibu, dan lainnya).
WHO (World Health Organizations) merekomendasikan bahwa inisiasi menyusui dini dijalankan selama 1 jam pertama di awal kehidupan bayi.
Adakah tips agar IMD berjalan sukses?
Faktor Keberhasilan insiasi menyusui dini sangat ditentukan oleh ibu dan tenaga medis. Lalu upaya apa yang dapat dilakukan agar dapat menerapkan inisiasi menyusui dini?
- Pertolongan persalinan tentunya harus dilakukan tenaga medis (dokter atau bidan)
- Saat masa kehamilan tanyakan kepada tenaga kesehatan (bidan atau dokter) mengenai inisiasi menyusui dini. Sehingga Ibu tahu mengenai manfaat Inisiasi Menyusui Dini( IMD) dan tidak terkejut ketika pertama kali melakukan IMD.
- Tenaga kesehatan juga perlu memberitahu mengenai inisiasi menyusui Dini
- Bukan hanya Ibu yang perlu memahami IMD, melainkan suami atau keluarga agar dapat mendukung adanya proses IMD ini. Bunda bisa membicarakannya kepada suami.
Adakah hal-hal yang membuat IMD tidak bisa dilakukan?
Namun, keinginan orang tua untuk memberikan inisiasi menyusui dini terkadang tidak berjalan sesuai harapan. Adanya faktor-faktor penyulit seperti komplikasi yang muncul saat persalinan, masalah pada bayi, dan lain sebagainya bisa menghambat proses Inisiasi menyusui Dini atau bahkan tidak memungkinkan sama sekali.
Berikut beberapa faktor yang membuat IMD gagal:
- Bayi mengalami asfiksia. Asfiksia merupakan kegagalan bayi untuk bernapas secara spontan yaitu ditandai dengan bayi tidak menangis secara spontan dan kulit bayi menjadi biru bila keadaan asfiksia sudah berat. Bayi yang mengalami asfiksia tidak bisa dilakukan Inisiasi menyusui dini, karena bayi memerlukan tindakan lanjut untuk menangani asfiksia (resusitasi)
- Rasa lelah dan ketakutan ibu membuat ibu tidak mau melakukan IMD dapat menghambat Inisiasi Menyusi Dini (IMD).
- Ibu harus melahirkan secara caesarea karena kondisi ibu dan janin yang mengkhawatirkan
- Perdarahan aktif pada ibu sehingga membuat ibu kehilangan kesadaran.Tenaga medis akan berkonsentrasi untuk menolong kondisi ini.
- Ibu mengalami kejang setelah persalinan (eklamsi post partum).
- Dan komplikasi lain yang membuat Inisiasi Menyusi Dini (IMD) tidak dapat dilakukan.
Setelah bayi berhasil melakukan Inisiasi menyusui dini maka barulah bayi dipisahkan dari ibu untuk dilakukan pemeriksaan fisik, ditimbang berat badannya, diukur panjang badannya, diberi vitamin K, dan suntik HB(0), dan salep mata. Kemudian bayi dibungkus dengan kain bersih dan hangat.