Ada banyak fungsi antioksidan di dalam tubuh manusia selain daripada menangkal efek buruk radikal bebas.
Istilah antioksidan lazim terdengar maupun dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan banyak produk makanan dan perawatan kecantikan yang berlomba-lomba memasukkan zat antioksidan sebagai bagian dari komposisi utama dari produk yang ditawarkannya. Sebenarnya apa itu antioksidan dan apa fungsinya bagi tubuh?
Sekilas seputar antioksidan
Bicara tentang konsep antioksidan sangatlah kompleks, karena kita akan membicarakan jauh seputar reaksi kimia yang berlangsung di dalam tubuh manusia guna mempertahankan kehidupannya secara kolektif (metabolisme).
Namun secara singkat, sebenarnya istilah antioksidan bukanlah nama suatu zat. Namun lebih menggambarkan apa yang dapat dilakukan oleh berbagai zat di dalam tubuh. Diperkirakan ada ratusan bahkan mungkin ribuan zat yang dapat bertindak sebagai antioksidan.
Sumber antioksidan sendiri dapat berasal dari dalam tubuh (endogen), contohnya seperti seperti glutathione (GSH). Selain itu, dapat pula berasal dari luar tubuh (eksogen) dengan sumber terbaiknya yakni makanan nabati, terutama sayuran dan buah-buahan. Produk hewani sebenarnya juga mengandung antioksidan, namun dalam jumlah yang lebih sedikit.
Radikal bebas dan bahayanya
Sementara itu, istilah radikal bebas yang kerap disandingkan dengan antioksidan merupakan zat limbah yang dihasilkan dari proses pencernaan makanan atau reaksi terhadap lingkungan seperti polusi, paparan sinar UV, asap rokok dan lain sebagainya.
Baca: Mengenal Radikal Bebas dan Bahayanya Bagi Tubuh
Meski kerap dicap buruk dan berbahaya, nyatanya keberadaan radikal bebas di dalam tubuh juga memiliki beragam fungsi penting. Sebagai contoh, organ hati yang menghasilkan dan menggunakan radikal bebas untuk mendetoksifikasi tubuh. Dan, sel darah putih yang menggunakan radikal bebas untuk membunuh bakteri atau virus yang coba menginfeksi.
Kendati demikian, keberadaan radikal bebas yang terus-menerus terbentuk selama metabolisme ini harus dikendalikan jumlahnya. Bila tidak, maka dapat membentuk reaksi berantai yang dapat menyebabkan kerusakan sel, jaringan hingga aktivasi gen berbahaya dalam DNA.
Alasan utama akan pentingnya antioksidan
Disinilah peran penting antioksidan dibutuhkan, yakni untuk membantu menetralisir radikal bebas di dalam tubuh sekaligus mencegah kerusakan yang dapat dibuatnya. Tanpa antioksidan, radikal bebas akan menghancurkan tubuh manusia dengan sangat cepat.
Namun, keberadaan antioksidan di dalam tubuh juga tidak bisa berlebihan – apalagi akibat konsumsi suplemen antioksidan dosis tinggi, karena justru akan memberikan efek toksik dan efek buruk lainnya.
Intinya, tubuh membutuhkan keseimbangan antara jumlah radikal bebas dan antioksidan. Keseimbangan inilah yang perlu dijaga agar berbagai fungsi tubuh dapat terus berjalan sebagaimana mestinya.
Fungsi antioksidan dan peranannya bagi kesehatan tubuh
1. Menangkal Radikal Bebas
Sebagaimana diketahui, fungsi antioksidan yang paling utama adalah untuk menetralkan sekaligus menangkal efek buruk dari radikal bebas yang begitu destruktif. Lantaran dapat menyebabkan kerusakan serta mutasi pada jaringan dan sel di dalam tubuh yang dapat berujung pada sejumlah masalah kesehatan serius seperti penyakit kanker.
2. Menjaga Kesehatan Mata
Jenis antioksidan seperti vitamin E, beta-karoten, lutein dan zeaxanthin yang banyak terdapat pada makanan (sayuran dan buahan) berwarna cerah telah terbukti memiliki efek positif pada pencegahan degenerasi makula terkait usia.
Penyakit ini sendiri memiliki gejala umum seperti penglihatan buram, sulit mengenali wajah seseorang dan kesulitan melihat di ruangan dengan cahaya redup.
3. Memerangi Tanda Penuaan pada Kulit
Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan tidak hanya mampu mencegah kerusakan tubuh dari dalam akibat penuaan, namun juga efek fisik dari luar tubuh.
Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa konsumsi antioksidan, terutama vitamin C, vitamin A dan vitamin E bermanfaat dalam memerangi tanda-tanda penuaan pada kulit dengan meminimalkan munculnya kerutan dan garis halus di wajah serta menjaga elastisitas kulit.
4. Menurunkan Risiko Kanker
Berbagai studi menemukan bahwa asupan makanan tinggi antioksidan dapat membantu mencegah atau mengobati beberapa jenis kanker, seperti kanker paru-paru, kanker payudara, kanker prostat, kanker kulit dan lain sebagainya.
Fungsi antioksidan ini ditenggarai berkat kemampuannya dalam mengendalikan sel-sel ganas di dalam tubuh melalui penghentian siklus sel dan apoptosis (penghancuran) ]sel-sel kanker.
5. Mencegah Penurunan Fungsi Kognitif
Stres oksidatif yang dipicu oleh tingginya jumlah radikal bebas di dalam tubuh diyakini memainkan peran sentral dalam patogenesis gangguan neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer dan demensia.
Kabar baiknya, asupan teratur dari makanan kaya antioksidan diketahui dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif jangka panjang dan mengurangi risiko berkembangnya gangguan neurodegeneratif dengan mencegah peradangan saraf yang terjadi akibat radikal bebas.
Beberapa fungsi antioksidan lainnya yang tak kalah penting diantaranya yakni membantu mengatasi gejala yang terkait dengan gangguan kecemasan dan depresi, menjaga sekaligus meningkatkan imunitas tubuh serta membantu menurunkan risiko terserang penyakit jantung juga stroke.
Jenis dan sumber antioksidan terbaik dari luar tubuh
Seperti dikatakan sebelumnya, bahwa ada ratusan bahkan mungkin ribuan zat yang dapat bertindak sebagai antioksidan. Masing-masingnya bekerja dengan cara berbeda namun tetap saling berkaitan satu dengan yang lainnya dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Inilah sebabnya mengapa penting untuk mengonsumsi asupan makanan yang bervariasi setiap harinya.
Contoh antioksidan yang berasal dari luar tubuh diantaranya adalah vitamin C, vitamin A, vitamin E, beta-karoten, likopen, lutein, selenium, mangan dan zeaxanthin. Flavonoid (antosianin, flavonol & flavon), katekin, polifenol dan fitoestrogen juga termasuk jenis antioksidan dan kesemuanya ini dapat ditemukan dalam makanan nabati.
Oleh karena itu, sumber antioksidan terbaik dari luar tubuh dapat diperoleh dengan mengonsumsi secara rutin bahan makanan nabati, terutama sekali sayuran dan buah-buahan. Diantaranya seperti sayur brokoli, tomat, kubis merah, buah apel, pir, goji berry, pepaya dan banyak lagi.
Kacang-kacangan seperti kenari, kacang merah dan almond termasuk pula ke dalam makanan sumber antioksidan yang disarankan untuk dikonsumsi secara rutin. Selain itu, konsumsi teh hijau, teh hitam, kopi atau cokelat tanpa bahan tambahan juga dapat menjadi cara terbaik dalam memperoleh asupan antioksidan setiap harinya.