Sembelit yang dialami si kecil tak bisa dianggap remeh, ketahui berbagai cara mengatasi sembelit pada bayi berikut ini.
Sembelit atau konstipasi merupakan kondisi umum yang dapat dialami siapapun, termasuk pula bayi. Berbeda dengan orang dewasa, sembelit pada bayi tidak serta merta dapat didefinisikan sebagai penurunan frekuensi defekasi (buang air besar).
Pasalnya, tiap bayi memiliki frekuensi defekasi yang berbeda-beda. Misalnya saja pada bayi dengan ASI ekslusif- terutama bayi usia 0-5 bulan, yang kebanyakan hanya BAB satu kali dalam seminggu bahkan dua minggu sekali.
Lantas, bagaimana cara menilai bayi mengalami sembelit atau tidak?
Indikator kuat yang dapat membantu orang tua untuk menilai bahwa buah hatinya mengalami sembelit atau tidak dapat dilihat dari tekstur feses. Bila teksturnya nampak keras dan kering, ditambah dengan ekspresi bayi yang terlihat mengejan berlebihan saat BAB, maka besar kemungkinan ia mengalami sembelit.
Beberapa pertanda lain yang menjadi petunjuk bahwa si kecil mengalami sembelit diantaranya yakni:
- Perut terasa keras saat disentuh.
- Terlihat kesakitan saat BAB.
- Lebih rewel dan sering menangis sambil mengangkat kakinya.
- Jarang buang air kecil.
- Nafsu makan sangat berkurang.
Pada kasus yang cukup parah, biasanya akan terlihat bercak darah pada popok atau feses si kecil. Kondisi ini merupakan imbas dari robeknya dinding rektum akibat feses yang keras.
Penyebab dan cara mengatasi sembelit pada bayi
Sembelit yang dialami bayi dapat disebabkan oleh sejumlah faktor. Diantaranya yakni kekurangan asupan cairan, pemberian susu formula yang kurang tepat, asupan makanan yang minim serat dan beberapa kondisi medis seperti hipotiroidisme, botulisme,penyakit Hirschsprung dan alergi makanan tertentu atau susu sapi.
Untuk mengatasi kondisi ini, ada beberapa cara yang dapat Ayah Bunda lakukan, antara lain sebagai berikut:
1. Berikan Pijatan Lembut
Baringkan bayi dalam posisi telentang. Oleskan sedikit minyak telon ke perutnya, lalu berikan pijatan lembut searah jarum jam dari perut bagian kanan ke bagian kiri. Lakukan berulang-ulang kali secara perlahan. Setelah itu, lanjutkan dengan menggerak-gerakkan kakinya dengan gerakan seperti mengayuh sepeda. Cara ini, selain dapat membantu merangsang pergerakan usus besar, juga dapat memperkuat ikatan emosional antara bayi dan orang tua.
2. Mandikan dengan Air Hangat
Memandikan si kecil dengan air hangat sekali sehari dapat membantu merilekskan otot-otot perut yang tegang sekaligus memperlancar sirkulasi darah di dalam tubuhnya. Anak pun menjadi terbantu dari masalah sembelit dan segala ketidaknyamanan yang ditimbulkannya.
3. Berikan Makanan Tinggi Serat
Untuk bayi 6 bulan ke atas yang telah diberi makanan pendamping ASI (MPASI), maka sebaiknya ditambahkan pula asupan seratnya. Misal dari sayuran seperti brokoli atau buah-buahan seperti apel, plum, pepaya atau pir yang telah dihaluskan.
4. Mengganti Susu Formula
Sembelit yang dialami si kecil bisa jadi disebabkan oleh susu formula yang diminumnya. Mungkin saja ia memiliki alergi terhadap susu sapi atau intoleran laktosa. Untuk itu, cobalah diskusikan dengan dokter untuk memastikan kondisinya tersebut.
Bila kondisinya memang demikian adanya, maka dokter dapat memberikan rekomendasi untuk mengubah takaran atau mengganti susu formulanya dengan merek tertentu yang sekiranya lebih cocok dengan kondisi tubuh si kecil.
5. Pastikan Bayi Selalu Terhidrasi
Hidrasi berperan penting dalam proses BAB secara teratur. Maka dari itu, pastikan kebutuhan cairan dalam tubuh anak selalu terpenuhi dengan rutin memberinya ASI. Untuk bayi 6 bulan ke atas, sesekali dapat diberi tambahan air putih atau jus buah yang tinggi serat.
6. Berikan Obat Laksatif
Bayi di bawah 6 bulan dapat diberikan gliserin suppositoria untuk membantu melembutkan fesesnya. Sementara yang telah berusia 6 bulan ke atas dapat diberikan obat pencahar. Perlu diingat bahwa, pemberian obat laksatif seperti hanya dilakukan sesekali saja dan harus berdasarkan rekomendasi dokter.
Jangan ragu untuk segera membawa buah hati ke dokter bila sembelit yang dialaminya tak kunjung membaik atau terdapat sejumlah gejala seperti adanya darah di dalam feses, demam, perut terlihat sangat membesar, nafsu makan hilang dan sering kolik. Pasalnya hal tersebut dapat menjadi pertanda gangguan kesehatan serius yang mungkin dialaminya.