Bunda, yuk cari tahu seluk-beluk tidur untuk si kecil, termasuk kapan bayi boleh tidur tengkurap dan apa risikonya.
Kehadiran buah hati di tengah-tengah keluarga tentu membawa suka cita mendalam. Merawatnya dengan baik hingga tumbuh besar menjadi kewajiban orang tua kedepannya. Selain makan dan minum, tidur merupakan salah satu kebutuhan bayi yang harus dipenuhi. Bukan hanya durasinya, posisi tidur si kecil pun harus benar-benar diperhatikan.
Pasalnya, tak sedikit orang tua yang abai tentang bagaimana posisi tidur yang aman dan disarankan untuk buah hatinya. Sebagian bahkan membiarkan begitu saja tanpa pengawasan ketika bayinya tidur dengan posisi miring ataupun tengkurap dalam waktu lama.
Pentingnya tidur bagi bayi dan durasi idealnya
Layaknya makan dan minum, tidur juga menjadi kebutuhan dasar dari bayi. Hal ini diperlukan guna mendukung tumbuh kembang, baik mental maupun fisiknya. Ada banyak dampak negatif saat bayi mengalami kurang tidur. Diantaranya seperti mudah menangis, tantrum bahkan membuatnya rentan sakit.
Oleh karena itu, orang tua benar-benar harus memperhatikan kuantitas dan kualitas tidur buah hatinya. Untuk durasi tidur ideal, setiap bayi memiliki waktu tidur yang berbeda-beda tergantung usia, berikut panduannya:
- Bayi usia 0-3 bulan sekitar 14-17 jam/hari.
- Bayi usia 4-11 bulan sekitar 12-15 jam/hari.
- Batita usia 1-3 tahun sekitar 11-14 jam/hari.
- Balita usia 3-5 tahun sekitar 10-13 jam/hari.
Disarankan untuk segera menidurkan bayi di bawah usia 1 tahun maksimal pada pukul 7 malam. Beberapa kiat yang dapat dilakukan agar si kecil mudah terlelap dan tidur dengan nyenyak diantaranya yakni dengan memberinya ASI sebelum tidur, menidurkannya dalam kamar yang sejuk dengan pencahayaan yang redup, memandikannya dengan air hangat dan memberikan pijatan lembut selama beberapa saat.
Baca juga: Jam Tidur yang Baik dan Ideal untuk Kesehatan Optimal
Bagaimana posisi tidur terbaik untuk bayi?
Selain durasi tidur, setiap orang tua juga perlu memperhatikan posisi tidur terbaik untuk bayinya. Para ahli merekomendasikan posisi tidur terbaik untuk bayi adalah dengan tidur telentang. Ini berlaku sepanjang tahun pertama kehidupannya, terlebih pada 6 bulan pertama dimana insiden sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) rawan dijumpai.
Lantas, kapan dan bolehkah bayi tidur tengkurap?
Seperti yang diketahui sebelumnya, posisi tidur terbaik untuk bayi adalah dengan telentang. Meski demikian, jika sesekali waktu dijumpai bayi tidur tengkurap maka itu tak mengapa asal tidak dibiarkan terlalu lama tanpa pengawasan. Namun, ini hanya berlaku untuk bayi yang berusia rata-rata minimal 6 bulan.
Dimana kemampuan motoriknya telah cukup berkembang yang ditandai dengan si kecil yang sudah mampu berguling, membalikkan badan, tangan dapat meraih benda, kepala mampu tegak tanpa bantuan, duduk dengan bersandar dan dapat menjejakkan kaki saat diberdirikan. Bila belum sampai pada tahap seperti ini, maka tidak disarankan ia tidur tengkurap.
Bayi boleh tidur tengkurap rata-rata saat berusia 6 bulan, dimana kemampuan motoriknya sudah cukup berkembang. Namun, telentang tetap menjadi posisi tidur terbaik bagi bayi yang disarankan para ahli.
Apa saja risiko tidur tengkurap pada bayi?
Tidur tengkurap pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan terkait erat dengan sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome, SIDS). Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi hal ini. Diantaranya yakni:
- Kurangnya asupan oksigen. Tidur tengkurap memaksa wajah bayi untuk terus tertekan pada kasur. Ini artinya, ia akan lebih banyak menghirup udara yang dihembuskannya (karbon dioksida) dan kekurangan oksigen sehingga menyebabkan masalah dalam metabolisme seluler.
- Tersedak dan sulit bernapas. Kemampuan bayi dalam mengunyah makanan belum begitu sempurna. Posisi tidur tengkurap dapat memicu bayi memuntahkan makanannya yang belum tercerna sempurna. Menyebabkan ia tersedak, kesulitan bernapas bahkan hilang kesadaran.
- Panas berlebih. Tidur tengkurap terbukti dapat mengacaukan pembuangan panas tubuh alami pada bayi. Membuat suhu tubuhnya jauh meningkat bahkan dapat memicu demam dan dehidrasi.
Beberapa penelitian juga mencatat bahwa bayi yang tidur tengkurap rentan mengalami penurunan tekanan darah dan detak jantung secara tiba-tiba serta kurang reaktif terhadap kondisi sekitar. Kesemua faktor risiko ini berhubungan erat dengan sindrom kematian bayi mendadak.
Belum lagi bila sprei atau kasur yang digunakan kotor sehingga memungkinkan virus, bakteri ataupun jamur untuk tumbuh subur dan terhirup langsung oleh si kecil saat ia tidur tengkurap.
Tips aman menidurkan bayi
Untuk memastikan kesehatan buah hati senantiasa terjaga sekaligus mencegah terjadinya sindrom kematian bayi mendadak, maka ada beberapa hal yang perlu Ayah Bunda perhatikan ihwal menidurkan bayi, antara lain:
- Tidurkan bayi di keranjang atau tempat tidurnya sendiri.
- Gunakanlah kasur yang tidak terlalu empuk.
- Jauhkan berbagai benda atau aksesoris berlebihan dari ranjang tidur bayi.
- Jaga suhu kamar bayi agar tetap sejuk, tidak terlalu panas juga tidak terlalu dingin.
- Kenakan pakaian tidur yang nyaman.
- Usahakan untuk memberikan ASI terlebih dahulu sebelum ia tertidur.
Terakhir, pastikan rumah terlebih kamar bayi bebas dari asap rokok termasuk rokok elektrik yang kini kian marak. Konsultasikan pada dokter ahli mengenai posisi tidur terbaik untuk bayi jika si kecil memiliki gangguan kesehatan yang membuatnya sulit untuk tidur telentang.